Minggu, 29 Desember 2013

Mendidik Anak Dengan Baik : Bila Sebagai Orang Tua, Anda Sulit Menghindar Dari Memberikan Kritikan

Mendidik anak dengan baik bukanlah perkara mudah, bahkan kadang orang tua dibuat pusing menghadapi tingkah laku anaknya.  Apa yang harus diperbuat orang tua apabila anak hanya bekerja separuh-separuh.  Ia tidak mengerjakan ketika seharusnya mengerjakan.  Ia selalu menjawab dengan sikap kurang sopan dan berdebat kusir dengan Anda.  Bagaimana Anda dapat terus menerus menghindar agar tidak mengecam atau mengkritiknya ? Jawabannya adalah : Anda tidak dapat !.

Semua orang suka mengkritik, tetapi orang tua yang baik lebih jarang mengkritik dan mengetahui kapan harus melakukannya.  Saya tidak menyarankan agar Anda lebih jarang mengkritik, akan tetapi Anda mungkin dapat mengurangi sikap menilai dengan tidak begitu sering memuji dan mengkritik serta lebih sering mempertimbangkannya terlebih dahulu.

Anak tidak menghiraukan sebagian besar dari apa yang dikatakan orangtua.  Anda mungkin berpendapat bahwa ini merupakan kelemahan di pihak anak, tetapi Anda seharusnya berterimakasih untuk itu.  Terkadang orang tua mengecam atau mengkritik anak semaunya saja, keluar begitu saja dari mulutnya tanpa mempertimbangkan perasaan anak.  Untungnya, anak cenderung mengabaikan dan melupakan sebagian besar hal-hal yang tidak pantas yang pernah Anda ucapkan.

Kadang-kadang anak melupakan kecaman Anda yang paling pedas.  Agar dapat belajar membuat keputusan sendiri, anak harus belajar mengabaikan apa yang Anda katakan demi kepentingan kesimpulan yang ditariknya.

Tetapi apa yang harus Anda perbuat bilamana anak tidak memenuhi standar Anda, walaupun standar tersebut cukup rendah ? Setenang apakah Anda bilamana anak berbohong kepada Anda ? Bagaimana Anda dapat menahan diri untuk tidak mengkritiknya, setelah Anda membereskan kamarnya berjam-jam lamanya kemudian ia mengubahnya kembali jadi berantakan ?.

Mendidik anak dengan baik memang membutuhkan kesabaran dan keikhlasan.  Apabila Anda melewatkan cukup banyak waktu dengan anak, Anda akan mendapatkan banyak kesempatan untuk bersikap tidak mengkritik, walaupun anak akan menemukan cara untuk membuat Anda mengkritiknya.

Pikirkan penangkalnya ! Bilamana Anda mengucapkan kata-kata yang menyenangkan dengan cara yang tepat dan di saat yang tepat, anak akan cenderung memaafkan Anda atas sikap mudah menilai yang sering Anda lakukan. Alternatif lain dari mengkritik adalah sesekali mengucapkan kata-kata yang menyenangkan, terutama di saat anak paling tidak mengharapkannya.

Tips Mendidik Anak Yang Baik : Memahami Bagaimana Anak Menanggapi Pujian Dan Kritikan

Tips mendidik anak yang baik selanjutnya adalah mengetahui bagaimana anak menanggapi pujian dan kritikan.  Kadang kala orang tua dikagetkan dengan reaksi anak terhadap pujian atau kritikan yang ia berikan pada anaknya.

Cara anak bereaksi terhadap pujian dan kritikan seringkali membingungkan orang tua.  Kadang-kadang seorang anak bereaksi terhadap pujian dengan bersikeras bahwa pujian tersebut tidak beralasan, karena dirinya tidak sebaik itu.  Anak yang harga dirinya rendah akan segera berbuat sesuatu setelah dipuji agar dikritik atau dihukum.  Sementara anak lain rupanya tidak pernah merasa puas dengan pujian yang diterimanya, meskipun telah diberikan secara berlimpah.

Dalam hal reaksi anak terhadap kritikan yang dilontarkan orang tuanya, ada anak yang tidak bereaksi terhadap kritikan, sementara anak lain hancur oleh cemoohan atau kritikan yang ringan menurut orang tua atau orang yang mengkritiknya. 

Karena Anda sebagai orang tua tidak benar-benar mengetahui perasaan anak yang sebenarnya, maka sulit untuk mengatakan bagaimana seorang anak akan bereaksi.  Apa yang Anda rasakan tentang dirinya disaat memuji atau mengkritiknya, dan bagaimana sikap Anda saat memuji dan mengkritiknya akan menentukan cara anak menyikapi penilaian tersebut. 

Biasanya, cara terbaik adalah membatasi jumlah pujian dan kritikan terhadap anak.  Oleh karena itu, bilamana Anda melakukannya, lakukan sedemikian rupa sehingga pujian atau kritikan tersebut dapat  lebih berarti buat anak.

Pujian adalah penilaian positif, sedangkan kritikan adalah penilaian yang negatif. “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi” adalah pepatah yang telah usang dimakan waktu, namun cocok sekali untuk masalah peran sebagai orang tua.

Menilai orang lain bisa merumitkan, karena seringkali akan terlempar kembali.  Penilaian seringkali dibuat tanpa adanya informasi yang cukup dan akan kembali menghantui kita. Kita tidak menyukai orang yang “terlalu mudah menilai”.  Masyarakat kita adalah masyarakat yang ambivalen dalam soal apakah kita sebaiknya menerima orang lain sebagaimana adanya ataukah menilainya berdasarkan standar yang tinggi.

Kebebasan pribadi dan kesesuaian dengan kelompok adalah bertentangan.  Sama seperti kita, anak yang juga merupakan anggota masyarakat yang penuh paradoks dibingungkan oleh dilema ini.  Oleh karenanya menurut saya jauh lebih baik apabila sesekali waktu kita mengatakan sesuatu yang menyenangkan kepada orang lain atau kepada anak kita, ketimbang memujinya.  Ucapan tersebut akan disambut dengan baik, terutama apabila diucapkan di saat orang tersebut atau anak kita tidak sedang  mengharapkannya.

Dapatkan tips mendidik anak yang baik tentang bagaimana memberikan pujian dan kritikan pada artikel selanjutnya.

Tips Mendidik Anak Yang Baik : Cara Memuji Dan Mengkritik Anak

Tips mendidik anak yang baik kali ini adalah bagaimana cara memuji dan mengkritik anak.
Adakalanya suatu kritikan nampak seperti tikaman pisau, dilain waktu kritikan yang sama tidak berdampak sama sekali.  Demikian pula halnya dengan pujian.  Kadang-kadang Anda sangat membutuhkan dan disaat lain Anda mengetahui bahwa pujian tersebut tidak perlu dan Anda mengabaikannya begitu saja.

Masyarakat kita sangat memperhatikan pujian dan kritikan.  Orang tua yang baik seharusnya lebih banyak memberikan pujian kepada anak daripada mengkritiknya.  Anak seharusnya mendapat keuntungan dari pujian dan menderita akibat kritikan.  Kita telah menciptakan eufemisme seperti “kritik membangun”. 

Sebenarnya, baik pujian maupun kritikan adalah penilaian seseorang mengenai orang lain.  Mengetahui cara menyampaikan kedua macam penilaian tersebut, bahkan penilaian yang positif, dapat memperbaiki keterampilan Anda dalam berperan sebagai orang tua dan membantu Anda mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan anak Anda.  Berikut adalah tips mendidik anak yang baik dalam hal memberikan pujian maupun kritikan terhadap anak.

Tidak Seorangpun Senang Dinilai

Sebagian besar orang tidak suka dinilai oleh orang lain, terutama apabila mereka kurang menguasainya.  Alasannya yaitu setiap orang setidaknya mempunyai dua kehidupan.  Satu diantaranya adalah kehidupan kita yang terlihat.  Ini adalah kehidupan dari perilaku, tindakan, perkataan kita dan bagaimana umumnya pandangan orang terhadap kita.  Kehidupan yang satu lagi adalah kehidupan yang tidak terlihat, seperti niat, harapan dan perasaan yang sebenarnya.

Kita tidak percaya bahwa orang lain benar-benar memahami kehidupan kita yang tidak terlihat.  Kita khawatir orang akan menilai berdasarkan penampilan, bukan bagaimana diri kita yang sebenarnya.  Terutama anak takut dinilai, karena banyak sekali hal yang tidak diketahuinya atau dapat dikerjakannya dengan baik.

Anak-anak sangat tidak kompeten ! itulah sebabnya mereka memiliki orang tua dan mengapa masa kanak-kanak berlangsung sedemikian lama.  Seperti halnya dengan orang tua, maka masa kanak-kanak adalah masa belajar yang lamban dan adakalanya tidak menyenangkan, sebab dipenuhi kesalahan dan ditandai keberhasilan secara berkala dan mencolok.

Pujian dan kritikan merupakan alat yang digunakan orang tua untuk membimbing anak melalui proses ini.  Pujian dan kritikan membuat anak mengetahui bahwa Anda menyayangi dan mengawasinya sepanjang waktu.  Tetapi hal ini juga dapat berdampak negatif, tergantung pada cara Anda memuji dan mengkritik.

Seorang anak dapat merasa aman karena tahu Anda menjaganya, tetapi di lain saat ia dapat merasa marah karena dinilai.  Hal ini dapat mengerti.  Anda tidak percaya bahwa orang lain benar-benar mengetahui pikiran dan perasaan Anda yang paling dalam.  Oleh sebab itu, bagaimana mereka dapat menilai Anda ?.  Anakpun berpikiran sama.  Dalam soal ini, anak sangat menyerupai orang dewasa.
Dapatkan tips mendidik anak yang baik dalam memberikan pujian dan kritikan pada artikel selanjutnya.


Sabtu, 28 Desember 2013

Kiat Mendidik Anak : Jika Semuanya Tidak Berhasil, Tertawalah !

Kiat mendidik anak salah satunya adalah milikilah rasa humor yang besar.  Orang tua yang lebih baik biasanya memiliki rasa humor yang besar.  Apabila Anda ingin menjadi orang tua yang lebih baik, Anda perlu mencari “tempat yang dapat digelitik secara emosional”.  Itu berarti menghadapi  kemalangan dengan tertawa meskipun hal itu menyakitkan.  Penting bagi Anda untuk tidak menganggap terlalu serius suatu perebutan kekuasaan, karena sikap seperti itu akan mempersulit Anda mendapatkan jalan keluarnya.

Tertawa mempunyai kaitan khusus dengan perebutan kekuasaan.  Perebutan kekuasaan membuat perasaan nyaman yang terdapat pada hubungan orang tua dan anak hilang.  Perebutan kekuasaan cenderung menyerap habis semua perasaan nyaman yang ada di dalam rumah.  Untuk memulihkan keadaan kesediakala sungguh sulit.  Ada keluarga yang tidak pulih kembali, mereka terperangkap dalam lingkaran perebutan kekuasaan yang nampaknya tidak pernah berakhir.

Tertawa itu sehat.  Tetapi kita diajarkan untuk tidak menertawakan anak, terutama ketika ada sesuatu yang serius.  Anak tidak suka ditertawakan oleh orang tuanya, namun ia lebih menderita jika orang tuanya tidak memiliki rasa humor dan tidak dapat mengendalikannya.  Bisa jadi tertawa ditengah perebutan kekuasaan akan lebih baik daripada Anda terlibat dalam perebutan kekuasaan yang tidak pernah berakhir.

Salah satu alasan mengapa banyak sekali orang menyukai film aktion yang mengandung humor, yaitu karena mereka menyukai adanya sesuatu yang menyenangkan dibalik tekanan.  Jagoan sejati mempunyai keberanian semacam ini.  Tertawa dalam menghadapi kesulitan.

Milikilah kata terakhir tersebut disaat menghadapi situasi antara hidup dan mati.  Janganlah kehilangan pengendalian diri, ini adalah salah satu kiat mendidik anak. Perlunak kenyataan dengan ironi.  Hal itu merupakan sesuatu yang baik.  Tetapi tidak ada satupun yang dapat dibandingkan dengan stres yang dirasakan orang tua sewaktu terperangkap dalam perebutan kekuasaan dengan anak mereka.  Itulah saat keberanian seseorang benar-benar  diuji.

Menertawakan situasi seperti ini menyampaikan pesan kepada anak bahwa Anda masih tetap memegang pimpinan, bahwa Anda dapat mengalahkannya dan tetap berada disana disaat perselisihan selesai.  Anak Anda ingin sekali mengetahui apakah Anda akan berada disitu sewaktu baku tembak kiasan tersebut berhenti.  Apabila Anda tidak tertawa, maka anak tidak dapat sepenuhnya yakin.


Orang tua yang pernah belajar menghadapi perebutan kekuasaan berada di jalan menuju perbaikan.  Menangani perebutan kekuasaan secara kompeten adalah langkah pertama untuk menjadi orang tua yang lebih baik yang merupakan salah satu kiat mendidik anak.

Jumat, 27 Desember 2013

Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak : Menciptakan Pilihan

Peran orang tua dalam mendidik anak salah satunya adalah dengan menciptakan atau memberikan beberapa pilihan kepada anak.  Banyak perebutan kekuasaan terjadi karena orang-orang yang terlibat beranggapan mereka tidak mempunyai pilihan.  Orang tua merasa akan kehilangan kendali, kecuali apabila anak mengerjakan apa yang mereka kehendaki, kapan dan dimana mereka menghendaki anak melakukannya.  

Dalam perebutan kekuasaan nampaknya orang tua seringkali bermaksud mengurangi kekuasaan anak sampai habis.  Anak menolak sepenuhnya sebab ia merasa kompromi seperti itu akan mengurangi kekuasaannya.  Kadang-kadang peranan tersebut terbalik.  Dengan memberi anak beberapa pilihan, orang tua mendapatkan lebih banyak kendali.

Orang yang merasa memiliki pilihan bukannya merasa tidak berdaya.  Anggaplah apa yang diperintahkan kepada anak itu pantas, maka Anda sebaiknya memberikan pilihan kepada anak untuk memutuskan kapan, bagaimana, dan dimana tugas tersebut harus diselesaikannya.

Bilamana anak diijinkan, diberi dorongan atau diharuskan membuat keputusan yang dapat dilaksanakannya dengan baik, maka rasa memiliki kuasanya akan bertambah.  Bilamana orang memiliki rasa berkuasa yang sehat, ia tidak perlu terlibat dalam perebutan kekuasaan.

Anak biasanya tidak menolak permintaan orang tua.  Ia biasanya menolak bagaimana, kapan atau dimana, melakukannya.  Bilamana ia tidak dapat mempengaruhi semua faktor tersebut, dia akan merusak segalanya.  Pastikan diri Anda menjadi orang tua yang lebih baik daripada orang tua pada umumnya dan memahami bahwa peran orang tua dalam mendidik anak adalah sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak.

Berikut bebera saran dalam memberikan pilihan pada anak :

·         “Kau hendak mengerjakannya sekarang atau nanti ?”
·         “Bagaimana kau hendak menyelesaikannya ?”
·         “Apabila tidak sekarang, lalu kapan ?”
·         “Saya tidak peduli berapa lama kau akan menyelesaikannya?”
·         “Kau hendak mandi sekarang atau sepuluh menit lagi ?”
·         “Kau hendak menggunakan alat penghisap debu atau sapu untuk membersihkan lantaimu ?”
·         “Maukah kau melakukannya apabila saya memintanya baik-baik atau haruskan saya berteriak ?”

Ada anak yang membutuhkan pilihan yang sederhana, dengan pilihan tertutup, seperti :”Sekarang atau sepuluh menit lagi ?”, sementara anak lain membutuhkan pilihan yang terbuka, seperti :”Dapatkah kamu memberitahu saya kapan kau hendak menyelesaikan pekerjaan ini ?”. Putuskan sendiri pendekatan mana yang lebih baik bagi anak Anda.

Salah satu kaidahnya adalah anak yang lebih kecil sebaiknya diberi pilihan yang telah ditentukan (tertutup), sedangkan anak yang lebih besar lebih banyak diberi pilihan terbuka.  Anak yang tidak memiliki kepercayaan diri sebaiknya diberi dua atau tiga pilihan, sedangkan anak yang percaya diri sebaiknya mendapat pilihan bebas lebih banyak.  Dalam hal ini peran orang tua dalam mendidik anak sangatlah  besar .


Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Dalam Hal Mengendalikan Diri Sendiri

Kesalahan orang tua dalam mendidik anak pada umumnya adalah beranggapan bahwa mereka harus mengendalikan anak mereka.  Padahal sesungguhnya, orang tua yang tidak dapat mengendalikan dirinya tidak dapat mengendalikan anak mereka.  Banyak orang tua yang beranggapan salah bahwa ia sudah mengendalikan dirinya.  Apabila benar demikian halnya, maka jumlah penyiksaan terhadap anak, perceraian, penganiayaan, terapi dan buku-buku mengenai cara membesarkan anak tentu akan berjumlah lebih sedikit.

Sebagian besar orang tua kadang-kadang tidak dapat mengendalikan diri, sebagian lagi tidak dapat mengendalikan diri hampir sepanjang waktu.  Orang tua yang terlibat dalam perebutan kekuasaan dengan anaknya itu tidak mampu menguasai mereka dan tidak berhasil menghadapi anak. 

Bilamana seseorang tidak mampu mengendalikan diri, emosinya meluap-luap, kita menganggap orang tersebut mudah marah, murung, suka bermusuhan atau perasaannya mudah goyah.  Emosi yang berlebihan merupakan pertanda bahwa seseorang tidak bisa mengendalikan dirinya.  Padahal mengendalikan diri sendiri adalah kunci dalam mengendalikan anak anda.

Tetapi orang dewasa sering bersikap seakan-akan mampu menguasai diri di saat mereka sebenarnya tidak, inilah Kesalahan orang tua dalam mendidik anak yang tidak mereka sadari.  Itulah sebabnya mereka memukul anak atau menyerang integritas anak dengan cara lain.  Mereka bertindak seakan-akan menguasai diri sewaktu sedang kehabisan akal dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Kehilangan kendali berarti Anda tidak mempunyai pilihan.  Semua pilihan yang telah Anda coba tidak berhasil.  Dapat menguasai diri atau tidak berdaya adalah masalah punya atau tidaknya pilihan.  Menjadi orang tua yang baik tidaklah hanya mengikuti naluri.  Orang tua yang lebih baik dibanding orang tua rata-rata telah memikirkan konsekuensi semua tindakan mereka sebelum bertindak.  Mereka menyadari semua pilihan yang ada untuk menghadapi segala situasi. Perebutan kekuasaan adalah pendorong untuk mempelajari semua pilihan Anda dalam menghadapi anak.  Perebutan kekuasaan tidak berarti bahwa Anda perlu lebih banyak mengendalikannya.

Sebenarnya sebagian besar orang tua tidak suka memarahi anak.  Banyak yang merasa bersalah karena tidak saja mereka kehilangan kendali, tetapi juga karena mereka menganggap perilaku buruk anaknya sebagai tanda bahwa mereka telah gagal sebagai orang tua.  Namun demikian, meskipun Anda tentunya tidak merasa nyaman bilamana kehilangan kendali atau anak berperilaku buruk, ingatlah bahwa setiap orang pernah berbuat salah.  Ingatlah bahwa rasa bersalah atau cemas atas ketidakmampuan Anda akan memberi hasil yang berlawanan dengan yang diharapkan.

Beberapa orang dapat lebih mengendalikan diri dibandingkan dengan orang lain, bahkan ada yang tampaknya terlalu berlebihan dalam mengendalikan diri, dengan tidak pernah memperlihatkan kelemahan atau emosinya, ini juga merupakan salah satu kesalahan orang tua dalam mendidik anak  .  Manusia adalah makhluk yang emosional.  Terus menerus menekan emosi Anda tidak membantu anak belajar mengendalikan emosinya.  Anak mendapat banyak keuntungan dari mengamati semua kelemahan emosinya.  Namun anak akan lebih banyak lagi mendapatkan keuntungan dengan menyaksikan bagaimana orang tuanya menghadapi dan mengatasi semua kelemahan mereka.


Mengendalikan diri sendiri bukan berarti Anda tidak pernah marah, terluka atau bermusuhan.  Anda lebih mudah menguasai diri jika Anda memiliki beberapa pilihan untuk menghadapi suatu situasi, karena Anda dapat memilih alternatif yang terbaik (atau yang paling diperlukan).  Yang mengejutkan yaitu Anda tidak perlu memilih yang “baik”, asalkan pilihan tersebut benar-benar ingin Anda coba.  Contohnya adalah dengan menyendiri ke ruang lain.  Karena untuk mengakhiri perebutan kekuasaan cukup mengubah polanya, maka pilihan Anda harus rasional dan logis, yaitu yang ingin Anda lakukan dan tidak melukai Anda atau anak Anda.

Mendidik Anak Yang Baik : Meninggalkan Perebutan Kekuasaan

Salah satu cara mendidik anak yang baik yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah berusaha meninggalkan perebutan kekuasaan. Anda bisa bersembunyi di kamar mandi atau kamar tidur untuk memperoleh kembali kendali dan menenangkan diri ketika perebutan kekuasaan tidak terkendali lagi. Mengapa harus Anda yang pergi ke kamar mandi, dan bukan sebaliknya anak Anda yang disuruh masuk ke kamarnya atau bahkan ke kamar mandi ? Bagaimana disiplin dan kendali dapat dibina bila Anda bersembunyi di kamar mandi untuk menghindari pertengkaran dengan anak berusia tiga tahun ? .  

Jawabannya adalah Disiplin, wibawa dan kendali adalah tugas orang tua yang tidak terlibat dalam perebutan kekuasaan dengan anaknya.  Pergi ke kamar mandi atau kamar tidur membuat Anda mengkaji semua tindakan Anda sementara menghindari percekcokan yang mengawali perebutan kekuasaan yang hebat.

Perebutan kekuasaan merupakan serangkaian perilaku yang dilakukan karena kebiasaan, maka pergi ke kamar mandi akan mengubah kebiasaan tersebut.  Tentu saja, apabila Anda terlalu sering melakukannya akan timbul pola gangguan lainnya.  Taktik kamar mandi sebaiknya tidak terlalu sering digunakan, tetapi Anda perlu melakukannya untuk menghasilkan perubahan.

Menyendiri di kamar mandi sebaiknya hanya dilakukan pada kesempatan tertentu.  Sebaiknya dicadangkan untuk saat-saat ketika segala sesuatu membuat Anda frustasi.  Di saat frustasi, marah dan sedih, Anda mulai kehilangan kemampuan bersikap rasional dan kewibawaan dalam menghadapi anak.  Meninggalkan perdebatan dan pergi ke kamar mandi akan membuat Anda merasa mempunyai kekuasaan kembali.
Sewaktu mengunci diri di kamar mandi, Anda menciptakan situasi lain yang tidak jelas.  Anak harus puas dengan perilaku baru ini.  Anda mengambil alih segala sesuatu dan tidak dapat disalahgunakannya supaya Anda marah tanpa manfaat. 

Untuk menghidupkan kembali perebutan kekuasaan tersebut, anak mungkin mencoba melakukan tindakan baru seperti berteriak marah-marah dan berteriak diluar kamar mandi, mengunci diri di kamarnya, duduk di tengah lantai dapur sambil menangis atau berlari ke rumah tetangga dan mengatakan bahwa ibunya sedang marah besar.

Jangan cemaskan hal itu.  Anda sedang tidak berkelahi dengannya saat itu.  Dengan adanya penghentian permusuhan akan tercipta peluang untuk mengubah pola tersebut.  Apabila Anda berubah, maka anak Andapun akan berubah. Ketika Anda meninggalkan perdebatan, itu pertanda Anda mampu menguasai diri dan telah melakukan cara mendidik anak yang baik.

Anak perlu merasa bahwa orang tuanya mampu menguasai diri, tetapi ia juga cemas apabila mereka tidak dapat mengendalikan dirinya.  Anak mungkin tidak menghendaki orang tua mengendalikan dirinya, tetapi ia menghendaki orang tua mengendalikan diri mereka sendiri.

Orang tua yang terlibat dalam perebutan kekuasaan, cepat marah, melampiaskannya secara tidak terduga sangat menakutkan bagi anak.  Apabila Anda dapat meninggalkan pertengkaran, itu pertanda bahwa Anda telah dapat mengendalikan diri.   Walaupun anak mungkin bingung karena Anda terus menerus mengubah aturan main, ia akan merasa lega sebab akhirnya Anda dapat mengendalikan diri Anda sendiri.

Hal yang harus diperhatikan dalam strategi kamar mandi antara lain :

-          Pastikan bahwa Anda telah menyimpan sebuah kunci supaya pintu kamar mandi bisa dibuka dari luar.  Pasanglah sebuah kait atau grendel sorong di pintu agak ke atas yang tidak dapat dijangkau anak kecil.  Hal ini diperlukan jika anak Anda cerdas dan keras kepala, bisa jadi ia mengikuti cara Anda untuk membuktikan dirinya sebaik Anda. 
-          Jangan terlalu lama berada di kamar mandi.  Biarkan anak mengetahui bahwa Anda keluar setelah siap.
-          Anda dapat mengkombinasikan beberapa metode, membahas situasi tersebut dengan humor dan pada saat bersamaan mengajukan pertanyaan seperti :”Apakah kamu menghendaki saya masuk kamar mandi untuk menghindari perdebatan, atau kamu yang masuk ?”

Temukan jalan keluar yang memungkinkan Anda mempertahankan integritas dan menyelesaikan tugas.  Salah satu cara mendidik anak yang baik dan menjadi orang tua yang baik adalah,  selalu menemukan suatu cara untuk mengendalikan diri sendiri.


Kamis, 26 Desember 2013

Cara Mendidik Anak Dengan Baik : Pertanyaan Yang Tepat Agar Mendapat Tanggapan Rasional Dan Logis

Cara mendidik anak dengan baik salah satunya adalah dengan mengajukan pertanyaan yang tepat pada anak agar mendapat tanggapan rasional dan logis.  Orang tua yang lebih suka mengajukan pertanyaan ketimbang memberi perintah sewaktu terjadi perebutan kekuasaan itu mengubah aturan tanpa bersikap kasar atau kehilangan pengendalian emosi, dan anak harus menanggapinya.  Ingatlah, ciri suatu perebutan kekuasaan adalah adanya perilaku berpola tertentu dan dapat diramalkan. 

Ketika Anda mengubah semua aturan tersebut dan mencoba berkomunikasi dengan anak secara baik, berarti Anda menciptakan situasi yang mempunyai berbagai kemungkinan baru. Cara mendidik anak dengan baik adalah dengan menciptakan beberapa kemungkinan baru untuk mengatasi perebutan kekuasaan.

Sebagian besar orang tua tidak dapat memikirkan pertanyaan apa saja yang harus diajukan, terutama bila amarah, perasaan tidak suka dan tidak berdaya timbul di awal perebutan kekuasaan tersebut.  Tidak terbayang oleh Anda bagaimana Anda mampu mengajukan pertanyaan yang meyakinkan sewaktu anak membuat Anda tidak berdaya.  

Apabila Anda merencanakan terlebih dahulu segala upaya, Anda akan senang (dan terkejut) melihat hasilnya.  Berikut ini ada beberapa contoh pertanyaan yang dapat Anda gunakan untuk memulai :

-          “Kamu memilih bertengkar dengan saya atau mengerjakan apa yang Ayah minta ?”
-          “Apa yang ingin kau peroleh dari bertengkar dengan Ibu ?”
-          “Apa yang harus saya lakukan jika kamu tidak mengerjakan yang Ayah minta ?”
-          “Dapatkah kamu membantu Ibu menata meja ?”
-          “Akan kamu kerjakan sekarang atau nanti ?”
-          “Dimana kamu hendak membicarakan hal ini, disini atau di dapur ?”
-          “Kalau kamu tidak mau membantu Ibu , apa yang kamu inginkan tidak Ibu bantu ?”

Perhatikan contoh pertanyaan diatas, tidak satupun yang menggunakan kata mengapa.  Sebagian besar dari kita tidak mengetahui secara tepat mengapa kita berbuat seperti itu.  Kita tidak mengerti sedikitpun, dan apabila kita memiliki kosa kata yang baik, kita dapat menjelaskan perilaku kita sedemikian rupa sehingga tampak masuk akal.

Anak seringkali tidak melakukan sebaik itu, maka jawaban yang diberikan jelas dikarangnya, yang seringkali terlihat sebagai kebohongan.  Apabila Anda menanyakan apa, kapan, bagaimana atau dimana, seorang anak akan mempertimbangkannya, mungkin selama beberapa detik.  Memikirkan hal lain bukan untuk memenangkan perebutan kekuasaan adalah selangkah menuju tindakan yang tepat.

Ada alasan lain untuk mengajukan pertanyaan.  Pertanyaan menyiratkan bahwa anak mampu memutuskan atau menentukan pilihan.  Secara tidak langsung hal ini menyatakan bahwa ia mempunyai kuasa untuk mengendalikan hidupnya.  Mengajukan pertanyaan kepada anak dapat meningkatkan perasaan bahwa ia memiliki kuasa.


Bilamana orang merasa bahwa ia dapat lebih banyak memegang kendali, maka ia tidak perlu terlibat dalam perebutan kekuasaan sesering itu.  Anda dapat menolong anak mendapatkan kembali perasaan memegang kendali dengan menanyainya untuk menghalangi terjadinya perebutan kekuasaan.  Salah satu cara mendidik anak dengan baik  bilamana Anda berdua merasa lebih banyak memegang kendali, maka solusinya adalah Anda dapat membicarakan dengannya dan bukan dengan bertengkar.

Rabu, 25 Desember 2013

Tips Mendidik Anak : Mengatasi Perebutan Kekuasaan

Tips mendidik anak salah satunya adalah dengan mengetahui cara mengatasi perebutan kekuasaan.
Cara menanggulangi dan menghentikan perebutan kekuasaan tidak sama dengan cara mencegahnya agar tidak terjadi.  Tips berikut bisa Anda coba dalam mengatasi perebutan kekuasaan :

-          Ajukan pertanyaan sebagai ganti memberikan perintah.
-          Sediakan tempat untuk bersembunyi ketika perebutan kekuasaan dimulai.
-          Beri anak lebih dari satu pilihan.
-          Orang yang perlu dikendalikan adalah diri Anda sendiri, bukan anak Anda.
-          Perebutan kekuasaan dapat dihentikan dengan menertawakannya.


Adakah tips mendidik anak yang relevan dengan hal ini? Pembahasan secara rinci saran diatas adalah sebagai berikut :

Pertanyaan Yang Sulit Ditolak 
Orang yang merasa tidak berdaya enggan menyerahkan kekuasaan yang tersisa.  Secara otomatis, ia cenderung menolak apa yang diperintahkan orang lain kepadanya.  Penolakan ini dilakukan tanpa disadarinya dan seketika itu juga.  Hal itu dikenal sebagai keraguan, perilaku yang pasif - agresif, keras kepala.  Hal-hal yang dilakukan orang untuk mengganggu siapa saja yang dianggap mencuri kekuasaan darinya. Menyeru seseorang yang merasa tidak berdaya untuk mengerjakan sesuatu secara otomatis akan menghasilkan reaksi ini.

Apabila Anda mengajukan pertanyaan kepada orang yang sama sebagai ganti memberi perintah, maka dampaknya akan jauh berbeda.  Reaksi otak manusia terhadap tuntunan berbeda dengan terhadap pertanyaan.  Tanggapan pertama yang diberikan orang terhadap suatu perintah adalah langsung menentangnya, tetapi orang akan menganalisis dan mengevaluasi sebuah pertanyaan sebelum menanggapinya.

Bila Anda mengajukan pertanyaan kepada anak, ia membutuhkan waktu sejenak untuk mempertimbangkannya, apakah ia akan menentang Anda atau tidak.  Oleh karena itu, perebutan kekuasaan dapat dihentikan dengan pertanyaan sebagai kata ganti perintah.  Bayangkan dialog ini :

Ibu : “Kerjakan sekarang !”
Anak : “Tidak mau !”
Ibu : “Ya, harus !”
Anak : “Tidak, saya tidak mau”

Inilah yang kira-kira terjadi dalam sebagian besar perebutan kekuasaan bilamana kita kehilangan alternatifnya.  Sepotong percakapan yang membosankan dan tidak bermanfaat tetapi selalu terulang.  Pertimbangkan pendekatan di bawah ini sebagai suatu alternatif tips mendidik anak.

Ibu : “Kamu kau hendak melakukan apa yang saya minta ?”
Anak : “(diam sejenak), saya tidak mau “
Ibu : “Saya tidak menanyakan kapan kau mau, saya tanya kapan kamu akan melakukannya”
Anak : “Tidak akan ! ”
Ibu : “Baiklah, kapan itu ?”
Anak : “Hah?” (menanggapinya dengan pandangan kosong atau bertanya-tanya).

Kini perubahan ini memiliki beberapa kemungkinan.  Menciptakan situasi yang tidak jelas dan membuat sebagian besar anak menjadi tidak enak.  Ketidakjelasan ini membuat suatu wadah yang hampa, tempat sesuatu mengalir kedalamnya.  Apabila Anda mengatakan seperlunya saja, anak terpaksa harus menghadapi ketidakjelasan ini.  Jangan mengharapkan anak akan memberikan tanggapan yang rasional atau logis untuk pertanyaan semacam itu, karena supaya dapat rasional dan logis diperlukan dua orang, sedangkan sejauh ini hanya Andalah yang berpikir rasional dan logis, sedangkan anak tidak.


Semoga tips mendidik anak ini dapat membantu Anda para orang tua dalam mendidik anak dengan lebih baik lagi. 

Cara Mendidik Anak Yang Benar Dengan Cara Mengetahui Anda Apakah Anda Terlibat Dalam Perebutan Kekuasaan

Seperti apakah cara mendidik anak yang benar?. Bisa jadi Anda terperangkap dalam perebutan kekuasaan bilamana terdapat situasi dengan anak yang coba Anda hindari.  Anda mungkin mempunyai bayangan yang menyiksa dan diliputi rasa bersalah tentang apa yang ingin Anda perbuat terhadap anak Anda.  Anda benar-benar berada dalam suatu perebutan kekuasaan bilamana Anda harus menghukum anak secara fisik agar ia mau melakukan apa yang Anda harapkan, dan hal ini terjadi berulangkali.

Keberadaan anak disekitar Anda seringkali membuat Anda merasa geram atau sedih.  Perebutan kekuasaan dapat berupa situasi yang sedikit tidak menyenangkan atau berakibat penyiksaan fisik pada anak.  Perebutan kekuasaan ini menyebar seperti kanker dalam hubungan Anda dan anak Anda dan menimbulkan arena konflik yang baru.  Akibatnya, menyebabkan depresi atau gangguan yang serius pada keluarga, termasuk perpisahan dan perceraian.

Permasalahan Tanggung Jawab

Tumbuh kian mandiri dan tidak tergantung merupakan bagian normal dari perkembangan manusia.  Menumbuhkan rasa tanggung jawab tidak termasuk didalamnya. Ini karena rasa tanggung jawab ditumbuhkan oleh keluarga tempat Anda dibesarkan.  Meskipun setelah anak bertambah besar kapasitasnya untuk memikul tanggung jawabnya juga kian besar, tetapi apa yang yang merupakan tanggung jawabnya dan bagaimana bertindak sesuai dengan itu masih tetap harus diajarkan kepadanya dalam rangka menerapkan cara mendidik anak yang benar.

Orang membiarkan orang lain memikul tanggung jawab atas hal-hal yang kurang disukainya.  Tindakan ini seringkali disebut sebagai pendelegasian atau lebih formal disebut pengalihan tanggung jawab.  Anak cenderung membiarkan orang lain memikulkan tanggung jawab baginya dan suka mendelegasikan tanggung jawabnya kepada anggota keluarga yang lain, terutama kepada ibu.

Ibu adalah pilihan yang baik, sebab banyak sekali ibu yang menanggapinya dengan sikap “lebih mudah apabila saya kerjakan sendiri”.  Anak senang diurusi, karena membuatnya merasa nyaman.  Maka segala sesuatu yang mengganggu perasaan tersebut, seperti memenuhi tanggung jawab (terutama yang tidak menyenangkan), pasti akan ditolaknya.


Cara mendidik anak yang benar  yaitu anak harus belajar mengatasi tanggapan alami terhadap tanggung jawab ini, dan tugas Anda adalah mengajarkan hal ini kepadanya.  Konflik yang diakibatkan seharusnya tidak mengejutkan.  Namun demikian, ada beberapa metode yang dapat Anda gunakan untuk menghindari terjadinya perebutan kekuasaan.

Jumat, 20 Desember 2013

Cara Mendidik Anak Yang Baik : Kenali Penyebab Timbulnya Perebutan Kekuasaan

Cara mendidik anak yang baik salah satunya adalah dengan mengenali penyebab timbulnya perebutan kekuasaan.  Banyak perebutan kekuasaan yang terjadi akibat orang tua merasa perlu mengendalikan hal-hal yang sebenarnya menjadi tanggung jawab anak, bahkan di saat anak masih balita maupun bayi.  Yaitu bilamana anak tidak mengerjakan tepat seperti yang Anda inginkan, maka Anda akan berusaha mengendalikan anak dengan cara apapun agar anak mengerjakan sesuatu sesuai dengan yang Anda inginkan.  Anak juga mengalami hal yang sama.  Jika ia tidak dapat membuat Anda melakukan keinginannya, maka ia akan berusaha memegang kendali agar Anda melakukan sesuai dengan keinginannya.

Anak juga mengalami hal yang sama.  Jika ia tidak dapat membuat Anda melakukan keinginannya, maka ia akan berusaha memegang kendali agar Anda melakukan sesuai dengan keinginannya.

Tenang saja, Anda tidak seorang diri mengalami hal ini, jutaan orang tua mengalami hal yang sama setiap harinya.  Namun orangtua yang baik akan belajar mengendalikan kebutuhan dirinya untuk memegang kendali dan mempelajari cara mendidik anak yang baik.

Penyebab Timbulnya Perebutan Kekuasaan

Tumbuh dewasa berarti bahwa seorang anak dapat lebih banyak mengendalikan sendiri hidupnya.  Hal ini merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari. Ada dua faktor yang menyulitkan anak untuk lebih mampu mengendalikan hidupnya. 

1.       Masalah pertama adalah : Anak menginginkan kendali yang tidak mau diberikan orang tua kepadanya, atau orang tua menghendaki anak lebih banyak mengendalikan hidupnya (kita menyebutnya tanggung jawab), tetapi anak tidak mau menerimanya.

2.       Masalah kedua adalah : semakin besarnya ketidak-tergantungan yang menimbulkan keresahan pada orang tua dan anak.
Keresahan ini adalah akibat tidak jelas dan tidak terencananya perubahan.  Yang satu tidak siap mengerjakan apa yang dikehendaki pihak lain, apakah dalam hal waktu mandi, waktu belajar, menggunakan motor, mobil, dan lain sebagainya.

Orang tua berpendapat apabila mereka tidak dapat mengatur, anak akan melakukan tindakan yang salah, dan mungkin berbahaya.  Sedangkan anak beranggapan bahwa ia mampu membuat keputusan sendiri.
Dengan terus menerus munculnya berbagai kesulitan semacam ini, tidaklah sulit bagi kita untuk melihat mengapa kita terlibat dalam perebutan kekuasaan. 

Ada kalanya orang tua pulang ke rumah setelah lelah seharian bekerja, belum lagi stres di pekerjaannya, tekanan hidup dan berbagai masalah yang dihadapi, sehingga ia tidak tahan dan menumpahkannya ke seluruh keluarga, terutama anak yang tidak mengerjakan apa yang diinginkan orang tua.

Orang tua paling bijak sekalipun kadang mendapati dirinya merasa tidak berdaya dan melampiaskan ketidakerdayaannya pada keluarga.  Konflik antara orang tua dan anak terjadi karena orang tua menghendaki hal-hal (termasuk waktu dan perhatian) yang terbatas di dalam keluarganya, sehingga ia merasa belum maksimal dalam menerapkan cara mendidik anak yang baik.  

Senin, 16 Desember 2013

Mendidik Anak : Perebutan Kekuasaan Dengan Anak

Dalam mendidik anak, orang tua seharusnya memahami tentang adanya kemungkinan perebutan kekuasaan dengan anak.  Perebutan kekuasaan terjadi karena orang merasa tidak berdaya.  Apabila orang merasa tidak berdaya, maka ia akan berusaha mendapatkan kembali perasaan memegang kendali.  Perebutan kekuasaan seringkali terjadi apabila ada seseorang dalam keluarga yang merasa tidak berdaya dalam mendidik anak.

Anak-anak seringkali merasa tidak berdaya karena mereka tidak diizinkan membuat keputusan sendiri dan melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan keinginan mereka.  Orang tua seringkali merasa tidak  berdaya dalam mengatur anaknya, namun rasa ketidak berdayaan ini tidak terlalu kentara, karena orang dewasa telah belajar untuk bertindak seakan-akan masih memegang kendali, walau sesungguhnya mereka tidak berdaya.

Perebutan kekuasaan selalu berakhir dengan perasaan tidak menyenangkan.  Orang tua yang berusaha mengendalikan anak, akhirnya merasa bersalah karena telah kehilangan kesabaran.  Anak akan merasa kesal, sedih, dan memikirkan cara untuk dapat mengendalikan orang tuanya.  Perebutan kekuasaan ini juga mengakibatkan orang semakin tidak berdaya dan kehilangan kendali, yang pada akhirnya perebutan kekuasaan ini akan semakin sering terjadi.  Bahkan pada kondisi yang parah, orang tua dan anak bisa saling membunuh.

Ciri-ciri Perebutan Kekuasaan

Perebutan kekuasaan biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

-          Walaupun tidak ada yang menang, namun motif satu sama lain adalah “jangan sampai kalah”.  Itulah sebabnya perebutan kekuasaan terus berlangsung.

-          Orang-orang yang terlibat dalam perebutan kekuasaan biasanya kurang menyadari bahwa yang mereka lakukan adalah sesuatu yang sia-sia.  Mereka sebenarnya dapat menghentikannya, namun tidak mereka lakukan, dan masing-masing memiliki perasaan negatif satu sama lain.

-          Biasanya para orang tua yang terlibat dalam perebutan kekuasaan dengan sang anak melihat adanya sifat buruk dalam diri si anak yang tidak ia sukai, dan sifat buruk ini juga terdapat dalam dirinya sendiri, sehingga ia berusaha menghilangkannya.

Cara Mengurangi Perebutan Kekuasaan

Perasaan tidak berdaya seringkali telah ada sejak dini dan orang tua yang menderita karena perasan tersebut biasanya menurunkannya kepada salah satu anak mereka.  Bisa jadi anak mewarisi karakter tertentu dari orang tua yang tidak disukai orangtua.

Untuk mengurangi perebutan kekuasaan ini sebaiknya Anda bersikap jujur pada anak Anda tentang apa yang Anda tidak sukai pada diri Anda, dan apabila karakter yang tidak Anda inginkan ini terlihat pada salah satu anak Anda, berhati-hatilah agar tidak terperangkap dalam perebutan kekuasaan dengannya.

Salah satu cara untuk menjadi orang tua yang baik dalam mendidik anak adalah mengenali diri Anda sendiri, dan mencari tau bagaimana cara menjadi orang tua yang baik, serta mencari tau hal apa saja yang secara emosional dapat mendekatkan diri Anda dengan anak-anak Anda.




Cara Mendidik Anak Miliki Prinsip Menjadi Orang Tua Yang Baik

Cara mendidik anak seperti apakah yang paling tepat diterapkan pada anak-anak zaman sekarang ?.  Zaman sekarang menjadi orang tua sangatlah sulit, terutama jika ingin menjadi orang tua yang hebat.  Terlebih lagi jika Anda sebagai orang tua tunggal atau keluarga yang kedua orang tuanya bekerja diluar, maka semakin sedikit waktu yang tersisa untuk berperan sebagai orang tua, dengan kata lain waktu Anda semakin terbatas untuk menjadi orang tua yang efektif.

Namun jangan berkecil hati, sesibuk apapun Anda, sebesar apapun masalah Anda, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki diri, asalkan Anda memiliki tekad yang kuat untuk menjadi orang tua yang lebih baik untuk anak-anak Anda dan menerapkan cara mendidik anak yang baik.

Apabila Anda merasa bersalah belum memberikan perlakuan yang terbaik untuk putra-putri Anda, atau Anda merasa gagal menjadi orang tua yang baik, maka hal pertama yang harus Anda lakukan adalah “memaafkan diri sendiri”.  Adalah hal yang baik Anda telah menyadari kekeliruan Anda selama ini, namun penyesalan itu tidak ada guna apabila Anda berlama-lama larut dalam penyesalan dan tidak melakukan perbaikan apapun.  Oleh karenanya, cobalah untuk memaafkan diri Anda sendiri atas kekeliruan atau kesalahan, atau kekurangmampuan Anda selama ini, dan mulailah berusaha memperbaiki diri untuk menjadi orang tua yang lebih baik untuk anak-anak yang Anda kasihi.

Menjadi orang tua yang lebih baik dan cara mendidik anak dengan baik sebenarnya tidak sesulit yang Anda bayangkan, bahkan cukup sederhana.  Beberapa prinsip di bawah ini akan membantu Anda, asalkan Anda mau mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.       Prinsip Kekuasaan :

Jangan berebut kekuasaan dengan anak Anda, karena tidak seorangpun yang akan menang.  Jangan sekali-kali Anda merasa lebih berkuasa terhadap anak Anda, karena Anda adalah orang tuanya.

2.       Prinsip Menyenangkan :

Berikanlah pujian atau kata-kata yang menyenangkan kepada anak Anda, terutama disaat ia tidak mengharapkan Anda melakukannya.

3.       Prinsip Menjadi Orang Aneh :

Sepertinya aneh, prinsip menjadi orang aneh.  Ternyata menjadi orang aneh itu penting dan bermanfaat.  Jangan biarkan anak Anda berpikir bahwa dirinya lebih aneh dibandingkan Anda.

4.       Prinsip Kemandirian :

Jangan mengambil alih tugas anak yang mampu dilakukannya sendiri, kecuali ia sangat membutuhkan bantuan Anda pada saat itu.

5.       Prinsip Harga Diri :

Anda harus memiliki harga diri yang tinggi sebagai orang tua.  Jika Anda tidak memiliki harga diri yang tinggi, maka anak Anda pun kemungkinan besar tidak akan memilikinya.

6.       Prinsip Memaafkan :

Anda harus berani mengutarakan permintaan maaf pada anak Anda apabila Anda salah, atau Anda merasa tidak memenuhi standar Anda sendiri dalam menghadapi anak Anda.


Banyak sekali hal yang perlu kita ketahui atau pelajari dalam rangka menjadi orang tua yang lebih baik, dan menerapkan cara mendidik anak dengan baik.  Prinsip ini hanyalah sedikit hal, yang dapat membantu Anda mencapai tujuan Anda, namun alangkah baiknya bila Anda terus mengasah diri Anda dengan banyak belajar untuk menjadi orang tua yang lebih baik.