Jumat, 31 Januari 2014

Cara Mengatasi Anak Yang Merasa Kesepian Atau Terkucil (4)

Pendekatan atau langkah praktis dan efektif lainnya untuk mengatasi rasa kesepian atau terkucil pada anak, yaitu dengan cara :

Mengembangkan Keterampilan Bergaul

Keterampilan bergaul ini mutlak dibutuhkan setiap orang, terutama anak-anak kita.  Keterampilan bergaul akan membuat anak lebih mudah berinteraksi dengan orang lain.  Begitu juga, anak akan terlatih untuk menghadapi bermacam-macam karakter dan sifat orang dan anak mudah beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dimanapun ia berada.

Berbeda kalau anak menjadi penyendiri, dia tidak mudah berinteraksi dengan orang lain dan anak selalu menuntut orang lain yang mau beradaptasi dengan karakternya, sehingga anak mengalami kesulitan mencari teman yang mau mengerti tentang dirinya.

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengembangkan keterampilan bergaul anak, antara lain :

1.        Anak harus berani menampilkan diri atau memperkenalkan diri.

Anak  harus aktif menghampiri dan menegur atau menyapa teman-temannya dengan ramah.  Jangan menunggu ditegur, disapa atau dipanggil terlebih dahulu baru mau menghampiri teman-temannya.  Begitu pula, anak harus menepis segala pikiran negatif yang membuat dirinya maju-mundur untuk bergaul.  Perasaan negatif yang seringkali muncul seperti perasaan negatif apakah temannya mau menerima dirinya atau tidak, takut diusir atau ditolak, takut diacuhkan, dan lain sebagainya. 

Tekankan pada anak agar tidak boleh menyerah mengikuti perasaan negatif tersebut, karena perasaan negatif tersebut 99 % tidak benar.  Ia tidak tahu reaksi teman-temannya sebelum melakukannya.

Sebaliknya, tekankan pada anak untuk selalu berpikir positif.  Jika orang ditegur atau disapa dengan ramah, tentu mereka akan senang dan akan menerima kehadiran anak.  Tidak ada alasan baginya untuk menolak anak.

2.       Mengembangkan Perhatian dan Kepedulian Anak.

Untuk mendapat tempat atau memperoleh perhatian teman pergaulan, anak harus mampu menunjukkan minat dan perhatiannya pada temannya itu atau kegiatannya.  Hal ini perlu dilakukan berdasarkan asumsi, “bahwa setiap orang itu selalu ingin mendapatkan pengakuan dirinya, itu penting.”  Misalnya, “Mau kemana kau Edo ?” atau “Apa yang sedang kau kerjakan Iwan ?” atau “Wow… indah sekali bajumu ini, Ani !!!” atau “Bagaimana kau bisa membuat lukisan seindah ini, Budi ?”


Keterampilan untuk memuaskan kebutuhan dasar orang yang dihadapinya atau memuaskan “nafsu ego”nya, anak secara tak langsung telah mendapatkan tempat di hati orang yang dihadapinya atau temannya itu.

Kamis, 30 Januari 2014

Cara Mengatasi Anak Yang Merasa Kesepian Atau Terkucil (3)

Dari faktor-faktor pencetus anak merasa kesepian atau terkucil yang telah dibahas sebelumnya diketahui bahwa faktor utamanya disebabkan oleh dua masalah, yaitu yang bersumber dari dalam pribadi anak itu sendiri dan dari faktor ekses dari relasi sosial anak yang membuat anak mengalami kesulitan dalam bersosialisasi atau bergaul ini.

Oleh karenanya diperlukan pendekatan dengan langkah-langkah yang praktis dan efektif untuk mengatasi rasa kesepian atau terkucil anak, agar anak mampu bersosialisasi atau bergaul dengan baik, yaitu sebagai berikut :

Membangun Rasa Percaya Diri Anak

Pastikan apakah anak akan tetap mempertahankan sikap pesimistis dan memandang rendah dirinya sendiri atau tidak.  Anak harus berani membuka diri dan mengakui keburukan sikapnya semala ini.  Kita dapat mengajak anak melihat realita atas kerugian-kerugian yang dirasakan anak hampir sepanjang waktunya karena menutup diri.  Bangkitkan keinginan anak untuk bergaul dengan mengemukakan keuntungan dan hal-hal positif yang didapat dalam bergaul.

Jika keinginan anak untuk berinteraksi dalam lingkungan sosialnya mulai tumbuh, selanjutnya kita dapat memberi dukungan dengan mengembangkan rasa percaya diri anak.  Untuk dapat berinteraksi dengan baik di dalam hubungan sosialnya, tentu anak harus dapat menunjukkan rasa percaya dirinya.  Kekurangan pada diri pribadi anak bukan alasan untuk tidak dapat menjalin relasi sosial.

Untuk membangun rasa percaya diri anak, orang tua dapat mengemukakan pada anak, anak harus selalu berpikiran positif (positive thinking).  Jangan pernah ucapkan dan pikirkan hal-hal negatif tentang diri sendiri, seburuk apapun kondisi yang sedang dihadapi atau dimiliki anak karena anak masih punya kekuatan dan kemampuan untuk mengatasinya.
  • Anak harus berpikir dirinya “mampu berbuat sesuatu” sebagaimana orang lain mampu berbuat.
  •  Jangan pernah menyerah pada perasaan (yang belum tentu benar karena belum dibuktikan).
  • Jangan biasakan memikirkan pendapat orang lain tentang diri sendiri atau penampilan diri, karena hal tersebut belum tentu benar.
  • Jangan suka membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain, karena setiap orang mempunyai kelebihan masing-masing.
  •  Bersikaplah ramah kepada setiap orang.
  •  Buang sikap murung dan songsonglah hidup ini dengan senyuman manis dan sikap optimis.


Mengembangkan Nilai Plus Yang Ada Pada Diri Anak

Setiap orang atau anak sebenarnya memiliki potensi atau kemampuan yang tersembunyi.  Oleh karena itu, bantulah anak untuk menemukan potensi dirinya yang bisa menjadi citra dirinya tersebut.  Jika citra diri anak berhasil dimunculkan, tanpa disadari, diri anak akan memancarkan pesona tersendiri yang keluar dan tampak pada penampilan anak.

Hal ini dapat menimbulkan simpati orang-orang yang berada di sekitarnya. Dengan demikian, kekurangan yang dimiliki anak tidak akan berarti apa-apa lagi, jika anak mampu menunjukkan kelebihan-kelebihan lainnya yang mampu mempesona orang lain.

Menyiasati Kekurangan Yang Dimiliki Anak Dengan Mengembangkan Keterampilan Khusus
Keterampilan khusus yang mungkin tidak dimiliki orang lain dapat menjadi jembatan interaksi sosial anak dengan lingkungannya.  Oleh karena itu, usahakanlah agar anak memiliki keterampilan khusu, baik itu berdasarkan hobi, bakat, atau buah kreativitas anak.

Apabila anak telah memiliki keterampilan khusus tertentu, tentu akan mengundang kekaguman teman-temannya.  Kekaguman teman-temannya itu akan membuat teman-temannya menaruh minat dan perhatian untuk lebih dekat dengan anak.  Anakpun akan lebih mudah menjalin hubungan dengan teman-temannya tersebut.

Menghapus Kecemasan Sosial Anak

Anak harus dibebaskan dari rasa bersalah dan rasa malu yang berkembang secara berkepanjangan yang menyertai suatu peristiwa yang telah terjadi dan telah berlalu.  Merasa salah dan merasa malu atas peristiwa atau kondisi yang dihadapi anak itu wajar, namun hendaknya jangan sampai mengontrol seluruh pikiran dan perilaku anak, sehingga banyak waktu dan kesempatan anak menjadi terbuang percuma.

Anak harus dilatih untuk berpikir positif, bahwa peristiwa itu telah terjadi, kita tidak dapat mencegah peristiwa yang telah terjadi, walaupun anak menangis, meratapi, atau menyesali diri, berandai-andai, serta mencari-cari siapa yang bersalah, kita tidak dapat memutar waktu kembali, seperti sediakala sebelum peristiwa itu terjadi.

Oleh karenanya, anak tidak dapat menolaknya dan harus menerima kenyataan itu dalam hati, yaitu dengan mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya dan harus meminta maaf kepada orang yang telah dirugikannya (jika ada), walaupun itu sangat sulit, namun anak tidak punya pilihan lain.

Setelah anak mampu menerima kenyataan, mengakui kesalahannya, meminta maaf dan bertekad tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, anak tidak lagi disibukkan oleh perasaan bersalah dan rasa malu.


Rabu, 29 Januari 2014

Cara Mengatasi Anak Yang Merasa Kesepian Atau Terkucil (1)

Orang tua harus peka jika melihat anak mereka menunjukkan perubahan sikap dan perilaku tidak seperti biasanya.  Perubahan sikap dan perilaku tersebut dapat dilihat dari gejala-gejala yang acapkali muncul pada anak, seperti kurang bersemangat untuk belajar, anak uring-uringan untuk pergi ke sekolah atau bahkan tiba-tiba mogok sekolah.  Kadang kala anak selalu mengeluh tingkah teman-temannya, dan begitu membenci teman-temannya, alhasil ia tidak senang ke sekolah karena di sekolah dirinya merasa tersiksa.

Contoh lain, anak sering kali mengurung diri di kamarnya seorang diri, walaupun di luar rumah banyak teman-teman sebayanya sedang asyik bermain.  Wajah anakpun selalu murung dan sesekali ia hanya memperhatikan temen-temannya yang sedang bermain dari balik jendela, namun ia tak punya keberanian keluar untuk ikut bermain.

Adakalanya anak mengeluhkan gurunya tidak mau memperhatikan dan kurang adil.  Menurut anak gurunya itu kurang bijaksana, tidak mau memperhatikan dan menanyakan kesulitan belajarnya, padahal ia sangat menginginkan guru yang memperhatikannya, jangan hanya teman-temannya saja yang diperhatikan.

Hal lain yang menyakitkan bagi anak, jika dirinya selalu diejek dan diperolok-olok teman-temannya karena dianggap bloon atau karena kekurangan yang dimilikinya. Intinya, anak merasa tak berarti apa-apa dan merasa selalu dikucilkan dan tidak disukai teman-temannya.

Dari gejala-gejala tersebut di atas. Dapat disimpulkan bahwa anak sedang dilanda kesulitan bergaul, sehingga berkembang menjadi merasa kesepian dan merasa terkucil secara sosial.  Anaka jadi merasa tidak nyaman berada dalam lingkungan sosialnya.

Hal yang harus diwaspadai, jika rasa kesepian anak ini berlarut-larut dan tidak cepat diatasi, dikhawatirkan dapat membuat anak merasa terkucil (teralienasi), sehingga dapat mengakibatkan depresi.  Anakpun dengan sendirinya akan kehilangan gairah hidup, murung, pesimis, kurang inisiatif dan akhirnya mengalami kehilangan kemampuan untuk berpikir secara positif.


Oleh karena itu, harus segera dilakukan upaya pencegahan terhadap kemungkinan perkembangan rasa kesepian anak menjadi depresi.  Orang tua harus segera mencari cara untuk dapat membangkitkan gairah hidup anak dan kemampuan anak bersosialisasi.

Cara Mengatasi Anak Yang Merasa Kesepian Atau Terkucil (2)

Mengapa Anak Merasa Kesepian Atau Terkucil ?

Secara umum anak merasa kesepian atau terkucil disebabkan anak mengalami kesulitan dalam bersosialisasi (bergaul), sehingga anak merasa terasing atau merasa sepi seorang diri.  Anak merasa kesepian berarti anak dilanda kecemasan atau ketakutan akibat tidak memiliki teman atau jauh dari teman.  Kecemasan atau ketakutan yang dihayati ini dapat berubah menjadi depresi.

Apabila ditelaah, penyebab kesepian pada anak dalam hubungan sosial dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Pertama, anak merasa tidak memiliki teman yang mempunyai hubungan yang erat secara emosional.  Misalnya, anak merasa tidak punya sahabat yang erat sebagai tempat berbagi perasaan, berbagi cerita, orang yang dapat dipercaya, seorang yang dapat membantu, seseorang yang mengerti dirinya, orang yang bisa diajak bareng, dan lan sebagainya.

Kedua, anak merasa terkucil karena merasa berbeda, tidak memiliki teman yang cocok, merasa tidak dikehendaki, merasa dibenci dan merasa tidak dibutuhkan oleh lingkungannya.

Ketiga, anak merasa ditinggal sendiri di rumah.

Keempat, anak terpaksa diisolasi dari lingkungannya dan tinggal di suastu tempat khusus karena berbagai sebab, misalnya, menderita penyakit yang menahun dan tidak dapat bepergian kemana-mana, menderita penyakit menular dan berbahaya, dan lain sebagainya.

Kelima, hidup selalu berpindah-pindah.

Dengan demikian kesepian itu dapat terjadi akibat dari dua kemungkinan, yaitu :
  • Kesepian itu muncul sebagai efek dari isolasi sosial, seperti tinggal sendiri di rumah.
  • Kesepian sebagai sebab, karena faktor kejiiwaan anak yang menarik diri dari lingkungan sosialnya, sehingga anak merasa terkucil (teralienasi).


Secara kejiwaan yang menyebabkan anak merasa kesepian dapat dibedakan dari :
-          Bersumber dari dalam diri pribadi anak.
-          Bersumber dari ekses sosialnya.

Bersumber Dari Dalam Diri Pribadi Anak

Penghayatan rasa kesepian yang bersumber dari dalam diri pribadi anak akibat dari penilaian negatif anak terhadap dirinya sendiri secara emosional, sebagai anak yang tidak berharga atau memandang rendah diri sendiri.  Akibat memandang rendah dirinya sendiri ini membuat anak menjadi tak nyaman berada di tengah-tengah lingkungan sosialnya, sehingga anak cenderung menarik diri dari lingkungan sosialnya atau melakukan isolasi diri.

Bersumber Dari Ekses Relasi Sosialnya

Kesepian yang bersumber dari ekses relasi sosial, akibat dari ketidakmampuan diri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.  Hal-hal yang mempengaruhi ketidakmampuan anak menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial, antara lain :

Merasa tidak nyaman.
Ketidaknyamanan itu muncul karena ketidaksesuaian keinginan-keinginan atau harapan anak terhadap bentuk-bentuk relasi dengan lingkungan sosialnya.  Dimana anak selalu menginginkan relasi sosial yang terbentuk sesuai dengan harapan-harapannya, idenya atau gagasannya.  Namun anak merasa tidak puas dengan relasi yang terjalin dengan lingkungan dimana ia berasal, karena berbeda dan tidak sesuai dengan harapannya.  Misalnya, anak menghendaki teman-temannya datang padanya dan menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan keinginan dan harapannya.  Namun karena anak bersikap pasif (menunggu) dan orang lain tidak mau merespon keinginan-keinginan anak.  Alhasil kontak sosialpun gagal terjalin, atau kualitas kontak sosial yang mereka jalin menjadi sangat rendah.

Tidak mampu menarik perhatian dan simpati orang lain.

Anak mengalami kesulitan dalam mengembangkan cara-cara bergaul yang baik, relaks dan menyenangkan, sehingga anak gagal menarik perhatian dan mendapatkan simpati orang lain atau sahabat.  Ketimampuan anak ini tentu menimbulkan jarak dengan teman, padahal anak selalu berharap banyak dan menaruh harapan pada temannya untuk menciptakan kepuasan dan menyenangkannya. 

Kondisi relasi sosial yang tercipta ini, ternyata jauh dari harapan anak, sehingga membuat dirinya tersiksa.  Alhasil anak beranggapan temannya atau orang lain itu sangat membosankannya dan dirinya menjadi cenderung tidak menyukai orang lain.

Selalu menilai negatif orang lain.

Kesulitan anak lainnya dalam menjalin relasi sosial adalah adanya perasaan curiga atau selalu menilai negatif orang lain.  Perasaan curiga ini menjadi jarak atau ganjalan anak untuk menemukan pergaulan yang rileks dan menyenangkan.  Perasaan curiga ini, membuat orang lain di mata anak seperti mempunyai maksud yang tidak baik atau menilai perilaku orang lain selalu akan merugikan dirinya saja dan hanya ingin memanfaatkan dirinya semata.  Alhasil, hal ini membuat anak menjadi tidak menyukai orang lain, tidak percaya kepada orang lain, bahkan cenderung membenci orang-orang disekitarnya.

Penghayatan kecemasan sosial terhadap masalah yang telah terjadi.

Hal lain yang membuat anak menjaga jarak dengan lingkungan sosialnya, akibat dari suatu masalah atau kejadian yang telah berlalu.  Namun anak dilanda kecemasan yang berkelanjutan, akibat dari penghayatan keadaan yang tidak mengenakkannya itu.

Anak dihinggapi perasaan tidak percaya diri, merasa terbelenggu dan tidak mempunyai keberanian untuk membina hubungan sosial.  Alhasil kecemasan sosial anak ini membuat anak terperangkap dalam peresapan perasaan kesepian.


Cara Menyikapi Anak Yang Suka Mengamuk Dan Memaki (7)

Cara Menghadapi Anak Yang Sedang Mengamuk

Tak ada gunanya memarahi anak saat sedang mengamuk, lebih baik cari penyebabnya dan cobalah mengerti dan pahami perasaan anak saat itu.  Boleh jadi sikapnya itu muncul karena merasa terabaikan atau kurang diperhatikan.  Namun untuk meredakan amukan anak dan membuat anak tenang dapat kita lakukan dengan cara antara lain :

Gunakan Bahasa Non Verbal

Menggunakan sentuhan, pelukan, menatap langsung mata anak, memberi senyum manis dan meletakkan tangan di bahu anak, akan menyejukkan hati anak.  Bahasa non verbal ini sangat ampuh untuk meredakan

Cara Menyikapi Anak Yang Suka Mengamuk Dan Memaki (6)

Setelah orang tua menyadari tindakannya yang kurang tepat dalam memperlakukan anak, maka sudah seharusnyalah untuk mau merubahnya.  Untuk itu diperlukan langkah-langkah pendekatan yang jitu pada anak, sebagai antisipasi perilaku anak yang suka mengamuk dan memaki.  Sebelumnya telah dibahas beberapa langkah yang bisa diterapkan, yaitu jangan terlalu memanjakan anak dan  menghindari perlakuan dan ucapan kasar.  Langkah lainnya adalah :

Kontrol Emosi

Dalam setiap menghadapi anak yang bertingkah tidak sesuai dengan harapan kita, kita harus dapat mengontrol emosi kita.  Kemampuan kita untuk mengontrol emosi membuat kita mempunyai kejernihan dalam berpikir dan mampu melihat masalah secara dewasa.

Jika anak tidak patuh sebagaimana yang kita harapkan, jangan langsung marah, mengomel atau mengeluarkan kata-kata kasar.  Kita harus dapat mengendalikan emosi dalam situasi apapun.  Jangan terpancing untuk menyerang atau memojokkan anak dengan sikap emosional.

Kemarahan yang kita tampilkan, malah justru dapat menimbulkan masalah baru dengan anak.  Sebaliknya kita harus bersikap bijaksana jika melihat anak membangkang atau melakukan kesalahan yang disengaja atau tidak disengajanya.  Untuk itu, kita harus mencari cara-cara bijaksana dan sikap penuh kesabaran dalam menghadapinya. Cari penyebab masalah anak, kemudian baru mencari cara yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Yang paling penting adalah bagaimana menumbuhkan kesadaran dan perubahan perilaku anak, sebagaimana yang diharapkan, bukan menciptakan ketegangan emosional dengan anak dan membuat kita semakin repot.

Jangan Pilih Kasih Diantara Anak

Tentu orang tua tidak ingin melihat anak-anak saling bermusuhan dan saking membenci.  Oleh karena itu, kita tidak boleh membeda-bedakan setiap anak.  Orang tua harus berlaku adil dan harus memahami sikap, keinginan dan perasaan masing-masing anak, serta peka terhadap perubahan sikap diantara anak.  Setiap timbul perselisihan harus segera diselesaikan dan anak dirukunkan kembali. 

Orang tua harus dapat menciptakan kebersamaan, kedekatan dn kehangatan dalam keluarga.  Suasana ini dapat diciptakan dengan cara antara lain :

- selalu bermain bersama
- makan bersama
- mengerjakan tugas bersama
- rekreasi bersama
- saling membantu
- dan lain sebagainya

Perhatikan Dan Awasi Pergaulan Anak

Orang tua tidak boleh membiarkan anak terpengaruh perilaku negatif dari pergaulan anak.  Untuk itu kita harus aktif memperhatikan dan mengawasi anak dengan siapa dia bergaul, harus tahu kebiasaan dan perilaku teman pergaulan anak.  Jika teman-temannya memiliki kebiasaan dan perilaku negatif, kita upayakan agar anak tidak  terus bergaul dengan teman-teman yang memiliki perilaku negatif tersebut.

Beri pengertian pada anak bahaya bergaul dengan teman yang mempunyai perilaku negatif, tanpa membuat anak kecewa.  Beri pengarahan anak dengan siapa dirinya pantas bergaul dan kegiatan seperti apa yang berkualitas atau positif.

Jika anak banyak menghabiskan waktunya diluar rumah bersama teman-temannya, perlu kita selidiki mengapa hal tersebut bisa terjadi.  Jika ditemukan hal-hal negatif yang dapat mempengaruhi perilaku anak, segera cari jalan keluarnya.


Selasa, 28 Januari 2014

Cara Menyikapi Anak Yang Suka Mengamuk Dan Memaki (5)

Setelah orang tua menyadari tindakannya yang kurang tepat dalam memperlakukan anak, maka sudah seharusnyalah untuk mau merubahnya.  Untuk itu diperlukan langkah-langkah pendekatan yang jitu pada anak, sebagai antisipasi perilaku anak yang suka mengamuk dan memaki.  Sebelumnya telah dibahas langkah pertama yaitu jangan terlalu memanjakan anak.  Langkah lainnya adalah :

Hindari Perlakuan dan Ucapan Kasar Pada Anak

Jika kita tidak menginginkan anak mempunyai perilaku agresif dan gampang mengamuk, kitapun tidak

Senin, 27 Januari 2014

Cara Menyikapi Anak Yang Suka Mengamuk Dan Memaki (4)

Sebelumnya telah dibahas mengenai faktor penyebab timbulnya perilaku anak yang suka mengamuk dan memaki.  Ternyata, anak mengamuk dan memaki bukan terjadi begitu saja dan bukan karena adanya faktor bawaan (turunan) anak, namun lebih dipengaruhi oleh ekses psikologis lingkungan anak, terutama ekses dari cara-cara orang tua memperlakukan anak.

Setelah orang tua menyadari tindakannya yang kurang tepat dalam memperlakukan anak, maka sudah

Cara Menyikapi Anak Yang Suka Mengamuk Dan Memaki (3)

Dalam pembahasan sebelumnya dikatakan bahwa faktor pencetus (tressor) mengapa anak mudah mengamuk dan memaki diakibatkan antara lain cara orang tua memperlakukan anak, hubungan antar saudara yang kurang harmonis dan faktor lingkungan pergaulan.  Disini kita akan membahasnya satu persatu faktor tersebut.

Hubungan Antar Saudara Yang Tidak Harmonis

Perlu disadari oleh para orang tua bahwa pola hubungan antar saudara dapat juga mempengaruhi pembentukan perilaku anak.  Jika anak dalam keluarga selalu berselisih atau bertengkar dengan

Cara Menyikapi Anak Yang Suka Mengamuk Dan Memaki (2)

Dalam pembahasan sebelumnya dikatakan bahwa faktor pencetus (tressor) mengapa anak mudah mengamuk dan memaki diakibatkan antara lain cara orang tua memperlakukan anak, hubungan antar saudara yang kurang harmonis dan faktor lingkungan pergaulan.  Disini kita akan membahasnya satu persatu faktor tersebut.

Cara Orang Tua Memperlakukan Anak


Tidak dapat dipungkiri bahwa cara orang tua memperlakukan anak sangat  mempengaruhi pola perilaku

Cara Menyikapi Anak Yang Suka Mengamuk Dan Memaki (1)

Sungguh bukan suatu hal yang menyenangkan orang tua apabila emosi anaknya meledak-ledak.  Jika menginginkan sesuatu harus dikabulkan.  Ketika orang tua berbicara panjang lebar dengan harapan anak bisa menerima alasan mengapa keinginannya ditolak, malah membuat anak marah.  Ia mengamuk hebat dengan membuang barang-barang disekitarnya.

Hal lain yang lebih merisaukan adalah anak mulai mahir menggunakan kata-kata makian atau kata-kata kotor seperti setan, anjing, babi, monyet dan lain sebagainya.  Kata-kata kotor itu ia tujukan pada siapa

Minggu, 26 Januari 2014

Bagaimana Cara Mengatasi Depresi Pada Anak ? (2)

Selain mendekati anak dengan penuh kasih sayang dan membantu anak merasa lebih aman dan nyaman, serta  membantu anak memahami permasalahannya, langkah lainnya untuk mengatasi depresi pada anak adalah sebagai berikut :

Meyakinkan Anak Akan Kemampuan Dirinya

Setelah anak dapat menerima kenyataan yang menimpa dirinya dengan ikhlas, maka untuk selanjutnya anak perlu diajak untuk mengembangkan tindakan atau aktivitas lainnya, khususnya aktivitas yang dapat

Sabtu, 25 Januari 2014

Bagaimana Cara Mengatasi Depresi Pada Anak ? (1)

Selain mendekati anak dengan penuh kasih sayang dan membantu anak merasa lebih aman dan nyaman, langkah lainnya untuk mengatasi depresi pada anak adalah sebagai berikut :

Membantu Anak Memahami Permasalahannya

Jika anak sudah mau menceritakan tentang masalah yang menghimpitnya, ini berarti merupakan pertanda baik.  Sudah ada keinginan yang terselip dalam hati anak untuk mengatasi penderitaannya tersebut.  Namun jika anak masih terus saja membungkam dan memendam masalahnya, orang tua dapat mengetuk hatinya dan memberi dukungan emosional dengan menyentuh dan memeluk anak.

Anda dapat mengatakan pada anak, “ Bagaimanapun pahitnya suatu kejadian atau keadaan yang kita alami, tapi janganlah kita terperangkap dalam kesedihan dan kecemasan anakku.  Kamu harus berani mengungkapkannya, Mama yakin pasti ada kesempatan untuk menggapai keadaan yang lebih baik…”.

Setelah anak dapat mengungkapkan masalahnya, kemudian yakinkan anak untuk mau menerima realita atau keadaan apa adanya secara ikhlas.  Anda dapat mengatakan, “Kita tidak dapat mencegah peristiwa yang telah terjadi atau keadaan yang tidak mengenakkan itu.  Walaupun kita dengan keras menangis, meratapi, menyesali diri, berandai-andai serta mencari-cari siapa yang bersalah, tetap tidak dapat memutar mesin waktu kembali seperti sedia kala sebelum peristiwa itu terjadi.  Oleh karena itu, kita harus menerima kenyataan itu dengan ikhlas.  Dunia belum runtuh, masih banyak yang dapat kita perbuat, yakinlah…!”.

Atau, “Terimalah kenyataan ini dalam hatimu, walaupun sangat pahit.  Kamu tidak punya pilihan lain dan tidak dapat menolak kenyataan yang telah terjadi.  Semakin keras kamu menentang atau menolak kenyataan itu akan semakin pahit dan sakit kamu rasakan, serta semakin hanyut kamu meratapi masalah yang terjadi, sehingga banyak waktu dan energi yang terbuang percuma.  Padahal masih ada alternatif lain yang dapat kamu perbuat untuk mengatasi kondisimu itu.  Syaratnya, ya kamu harus dapat menerima kenyataan yang terjadi dan melupakannya…”.

Kalau anak sudah dapat menerima kenyataan dengan lapang dada, maka beban derita yang menyesakkan dadanya akan lenyap.  Dengan demikian anakpun akan dapat berpikir dengan jernih untuk melihat dan menilai kejadian yang dideritanya.  Anak akan tertantang untuk mencari cara mengatasi masalahnya demi kebaikan dirinya.

Hal lainnya, anak harus dapat menepis rasa bersalah atau rasa malu atas kondisi atau kejadian yang menimpanya.  Jangan sampai seluruh pikiran dan waktunya habis hanya untuk meratapi rasa malu atau rasa bersalah itu.  Yang perlu ditanamkan, pikirkan apa yang bisa dilakukan atau diperbuat untuk ke depan.  Tumbuhkan optimisme anak, jangan biarkan dirinya terus menerus melihat ke belakang, ia harus menerima kenyataan dengan tabah, sabar dan tawakal.


Untuk selanjutnya, ajak anak untuk melakukan relaksasi (penyegaran diri) dan kembangkan smile habit (menghadapi sesuatu dengan senyum).  Fungsi relaksasi ini dimaksudkan untuk mengikis habis beban yang mengganjal dalam hati anak dan membantunya menerima kenyataan dengan tulus dan ikhlas.

Jumat, 24 Januari 2014

Tanda-tanda Anak Terserang Depresi

Cara untuk mengenali anak sedang terserang depresi dapat dilihat  dengan memperhatikan gejala-gejala perubahan perilaku anak.  Semakin parah tingkat depresi anak maka semakin jelas gejala-gejala yang diperlihatkan anak.  Namun ada pula penderita depresi tidak memperlihatkan  gejala perubahan perilaku secara jelas.  Gejalanya sering hilang-timbul.  Bahkan penderita tidak menyadari bahwa dirinya sebenarnya sedang dilanda depresi.  

Oleh karena itu orang tua harus cermat dan lebih memperhatikan perilaku anak dan selalu menggali informasi mengenai kesulitan-kesulitan anak, sehingga apabila anak menderita depresi orang tua dapat

Cara Mengatasi Depresi Pada Anak (2)

Mengapa Anak Mudah Dilanda Depresi ?

Jika diperhatikan, depresi ini sebenarnya dapat terjadi karena masalah yang umum terjadi dalam kehidupan.  Bahkan ironisnya, depresi bisa muncul hanya karena masalah yang menurut kebanyakan orang adalah masalah sepele saja.  Seperti sering diejek dan dijadikan objek olok-olokan teman, atau dikucilkan teman.  Namun masalah tersebut dianggap serius dan menjadi beban yang luar biasa berat

Kamis, 23 Januari 2014

Cara Mengatasi Depresi Pada Anak (1)

Suatu hal yang sangat merisaukan hati dan membuat panik setiap orang tua adalah jika mendapati anaknya tiba-tiba menunjukkan perubahan sikap dan perilaku secara drastis dan tidak lazim atau tidak seperti biasanya.  Misalkan, anak yang tadinya lincah, periang dan tak bisa diam, tiba-tiba berubah menjadi pemurung, cepat menangis, gampang marah, sering melamun dan suka mengurung diri.  Jika ditanya, ia membungkam seribu bahasa.  Kadangkala ia menjawab sekadarnya saja : “Gak ada apa-apa

Cara Menyikapi Anak Yang Keranjingan Video Game (5)

Selain tidak memperlakukan anak secara otoriter dan membangun pengertian anak, langkah lain yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyikapi anak yang keranjingan video game, adalah :

Gunakan Trik-Trik Permainan Video Game Yang Digemari Anak Menjadi Umpan Balik

Agar anak mau melakukan kegiatan belajar, mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya, atau kegiatan

Rabu, 22 Januari 2014

Cara Menyikapi Anak Yang Keranjingan Video Game (4)

Selain tidak memperlakukan anak secara otoriter, langkah lain yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyikapi anak yang keranjingan video game, adalah :

Membangun Pengertian Anak

Untuk membangun pengertian anak, orang tua harus menentukan waktu yang tepat kapan harus berbicara

Cara Menyikapi Anak Yang Keranjingan Video Game (3)

Rasanya tidak bijaksana jika orang tua melakukan pengisolasian atau menjauhkan anak dari permainan video game yang menjadi tren anak-anak masa kini.  Pasalnya jika hal ini dilakukan anak-anak malah bisa mencuri-curi waktu untuk main video game di luar tanpa sepengetahuan orang tua.  Akibatnya bahkan kemungkinan terburuknya anak menjadi suka membolos sekolah dan menghabiskan uang  jajan atau bahkan uang sekolahnya di arena permainan video game.

Selasa, 21 Januari 2014

Cara Menyikapi Anak Yang Keranjingan Video Game (2)

Mengapa Orang Dapat Keranjingan Main Video Game ?

Kalau diperhatikan, orang mampu duduk berjam-jam bermain video game, karena jenis permainan ini sungguh mengasyikkan dan membuat orang penasaran.  Orang dapat dibuat penasaran untuk menaklukkan tantangan atau rintangan yang didesain sedemikian rupa dan sangat menarik.  Hal lain yang lebih unik lagi, video game ini dapat membuat orang menjadi kecanduan, dan permainan ini juga tidak memandang kelas sosial ekonomi seseorang.

Video game ini menjadi pilihan orang, terutama bagi orang yang senang bertualang dan senang mendapat tantangan secara kontinyu untuk menyelesaikan rintangan dalam mencapai tujuan akhir dari permainan.  Semakin berat tantangannya, semakin mengasyikkan.  Keberhasilan mencapai akhir permainan secara gemilang akan memberi kepuasan tersendiri bagi pemainnya.  Alhasil, tanpa disadari permainan tersebut membuat orang hanyut dan telah menyita banyak waktunya.

Kalau diperhatikan, tantangan dalam bentuk rintangan yang beraneka ragam dalam permainan video game itulah yang mengasyikkan dan membuat orang ketagihan dan penasaran, sehingga orang tersebut tak lagi menghiraukan telah menghabiskan banyak waktu untuk memenuhi rasa penasarannya.

Dampak Positif Permainan Video Game


Video game tidak hanya digemari oleh anak-anak saja, tidak sedikit orang tua yang tertarik dan tertantang bermain video game.  Apabila ditelaah, ternyata ada beberapa manfaat positif yang dirasakan pemain video game, sehingga mereka menjadi ketagihan.  Namun manfaat ini hanya bisa didapat tergantung jenis permainan yang dimainkannya.  Manfaat tersebut antara lain :


  • Dapat memberi rasa rileks dan mengendurkan urat syaraf dari kesibukan rutin dan kelelahan setelah bekerja.
  • Melatih kemampuan untuk memusatkan perhatian dan konsentrasi.
  • Melatih memecahkan masalah dengan mempergunakan analisa.
  • Melatih kemampuan untuk mengatur sistematis kerja untuk mencapai tujuan.
  • Mengembangkan kecepatan reaksi dan persepsi audio visual.
  • Tidak membuat orang gampang putus asa.
  • Melatih mengembangkan kesabaran dan ketekunan.
  • Melatih mengembangkan imajinasi dan kreativitas berpikir secara lebih luas.
  • Membentuk rasa percaya diri.


Dampak Negatif Permainan Video Game


Selain mengandung nilai-nilai positif, video game juga dapat memberi dampak negatif bagi pemainnya.  Hal-hal negatif inilah yang perlu diwaspadai dan diantisipasi.  Dampak negatif tersebut antara lain :


  • Dapat membuat pemainnya lupa waktu, lupa belajar, lupa tugas dan tanggung jawab.
  • Dapat membuat pemainnya tidak produktif, karena waktunya habis digunakan untuk bermain video game.
  • Dapat meningkatkan sikap agresivitas karena pengaruh aksi-aksi kekerasan yang terbiasa disaksikannya.
  • Dapat menyebabkan anti sosial 
  • Dapat menyebabkan ketegangan emosional antara orang tua dengan anak yang kecanduan video game.


Senin, 20 Januari 2014

Cara Menyikapi Anak Yang Keranjingan Video Game (1)

Orang tua mana yang tidak mengeluh dan khawatir jika melihat anaknya sudah keranjingan main video game sebagaimana yang menjangkiti anak-anak masa kini di seantero dunia ?.  Terlebih lagi keranjingan video game ini sampai membuat anak lupa waktu, lupa belajar, lupa tugas-tugasnya, dan lain sebagainya.

Memang jika diamati, anak yang keranjingan video game ini terlalu banyak menghabiskan waktunya,

Cara Mengatasi Anak Yang Suka Membangkang Atau Melawan (4)

Untuk mengatasi anak yang suka membangkang atau melawa diperlukan beberapa langkah pendekatan sebagai antisipasi, antara lain :

Perhatikan dan Arahkan Kualitas Pergaulan Anak

Sudah menjadi kewajiban sebagai orang tua untuk mengawasi dan mempersiapkan anak sedini mungkin, agar mampu menentukan teman bermainnya.  Begitu juga halnya dalam menentukan bentuk pertemanan atau pergaulan yang berkualitas. 

Cara Mengatasi Anak Yang Suka Membangkang Atau Melawan (3)

Untuk mengatasi anak yang suka membangkang atau melawa diperlukan beberapa langkah pendekatan sebagai antisipasi, antara lain :

Cara Menyampaikan Maksud Yang Komunikatif

Agar anak mau mendengar, mau mengerti, mau merespon atau mau  melakukan  sesuatu  dengan  senang hati (tulus) sesuai dengan yang diinginkan orang tua, maka dalam penyampaian maksud atau berbicara kepada anak perlu diperhatikan :

Minggu, 19 Januari 2014

Cara Mengatasi Anak Yang Suka Membangkang Atau Melawan (2)

Untuk mengatasi anak yang suka membangkang atau melawan diperlukan beberapa langkah pendekatan sebagai antisipasi, antara lain :

Memahami Watak Atau Tipe Kepribadian Anak

Untuk memudahkan orang tua dalam menjalin interaksi atau berkomunikasi dengan anak, maka orang tua harus mengenali watak atau tipe kepribadian anak.  Dengan mengenali dan memperhatikan tipe kepribadian anak, dapat dipilih cara yang efektif untuk menyampaikan maksud dan keinginan yang akan disampaikan.

Hal ini penting dilakukan agar maksud orang tua mudah diterima anak dengan tulus tanpa menimbulkan sikap penolakan anak.  Tipe-tipe anak ada yang pemarah (temperamental/agresif), lembut, manja, mudah diatur, sensitif, bijaksana, dan urakan.

Menggerakkan Anak Untuk Berpikir dan Berbuat Dengan Menyentuh Titik Peka Anak

Untuk menarik perhatian dan mempengaruhi anak agar ia mau merespon atau menanggapi keinginan orang tua, maka orang tua perlu menyinggung titik peka pada anak atau memberi perhatian khusus pada hal-hal yang amat menarik perhatian anak.

Caranya, kita dapat memberi sanjungan atau menaruh perhatian/minat pada hal-hal yang menjadi perhatian khusus anak.  Seperti lambang atau status tertentu yang membanggakannya, bentuk-bentuk benda kesayangannya, binatang kesayangannya, hobinya, kegiatan-kegiatan yang menjadi kegemarannya atau kebanggaannya, prestasinya, kesulitan-kesulitannya, dan lain sebagainya.

Perhatian khusus yang ditunjukkan orang tua pada anak tersebut, tentu membuat anak akan merasa senang.  Anakpun akan merasa tersanjung dan hatinya berbunga-bunga.  Rasa senang dan gembira anak ini akan membuka pintu hati anak untuk mau menerima pendapat orang lain atau orang tuanya dengan perasaan senang atau dapat membangun empati anak terhadap apa yang kita inginkan.  Untuk selanjutnya, dengan mudah kita mengarahkan anak sebagaimana yang kita harapkan.

Sediakan Waktu, Perhatian dan Kepedulian Pada Anak

Hal lain yang harus diperhatikan adalah kesediaan orang tua untuk mengatur waktu bersama anaknya sebanyak mungkin, sebab anak sangat membutuhkan perhatian, kasih sayang maupun kepedulian orang tuanya.  Dengan kesediaan orang tua bermain bersama anak, menjadi sahabat anak atau menjadi teman curhat anak, akan membangun kedekatan orang tua dan anak.

Orang tua juga harus mengusahakan kehangatan dalam membina interaksi secara timbal balik.  Kehangatan tercipta kalau kita dapat mengekspresikan perasaan sayang atau cinta kepadanya.  Perasaan tersebut dapat diekspresikan melalui sikap, tutur kata yang manis, sentuhan dan pelukan yang menyenangkan anak.  Kesediaan orang tua mau mendengar dan memperhatikan masalah anak merupakan bagian dari kehangatan yang harus diciptakan untuk anak.

Kedekatan dan kehangatan yang dirasakan anak ini dapat menumbuhkan perasaan cinta anak terhadap orang tuanya.  Anak akan belajar menghargai, menghormati dan belajar mengembangkan empati terhadap orang tuanya.


Beberapa Faktor Penyebab Anak Suka Membangkang (4)

Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan anak suka membangkang atau melawan orang tua, antara lain :

Orang Tua Kurang Memperhatikan Tipe Kepribadian Anak

Pada umumnya saat orang tua menyampaikan atau memerintahkan anak untuk melakukan

Sabtu, 18 Januari 2014

Beberapa Faktor Penyebab Anak Suka Membangkang (3)

Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan anak suka membangkang atau melawan orang tua, antara lain :

Orang Tua Yang Kurang Peka Terhadap Kebutuhan Anak

Kepatuhan anak juga dapat dipengaruhi oleh seberapa dekat hubungan antara orang tua dengan anak.  Orang tua yang kurang memperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak, tentu dapat menimbulkan masalah.  Karena kesibukan dan ketidakpedulian orang  tua terhadap anak, anak menjadi merasa asing terhadap orang tuanya.

Beberapa Faktor Penyebab Anak Suka Membangkang (2)

Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan anak suka membangkang atau melawan orang tua, antara lain :

Keinginan Anak Yang Berlebihan Dan Tidak Terpenuhi

Adakalanya orang tua merasakan anak menunjukkan perubahan perilaku secara ekstrem, berbeda dari biasanya.  Anak tiba-tiba berani membantah, menentang dan menolak setiap perkataan, anjuran nasihat, apalagi perintah orang tua.  Anak senantiasa menunjukkan sikap bermusuhan secara verbal maupun fisik dengan orang tuanya.

Beberapa Faktor Penyebab Anak Suka Membangkang (1)

Selain orang tua yang terlalu menekan anak, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan anak suka membangkang atau melawan orang tua, antara lain :

Berkembang Dari Rasa Iri Hati Anak

Anak tidak mau mendengar atau memperhatikan, apalagi mematuhi apapun yang dikatakan orang tua dapat ditimbulkan dari rasa iri hati anak terhadap saudaranya atau orang lain.  Anak terlanjur menilai orang tua telah pilih kasih dan membeda-bedakan diantara anak-anaknya, sehingga sifat curiga anak berkembang sedemikian besar.

Anakpun salah menafsirkan perkataan orang tua kepadanya.  Persepsi buruk terhadap perlakuan orang tua yang dianggapnya tidak adil inilah yang dapat menyebabkan anak selalu membangkang atau melawan perlakuan orang tua terhadap dirinya.  Anakpun cenderung melakukan perbuatan yang bertentangan dengan apa yang diinginkan orang tua, sebagai wujud pelampiasan kejengkelannya, pemberontakannya atau cara dia menarik perhatian orang tuanya.

Suasana Hati Anak Yang Sedang Tertekan (Bermasalah)


Ketika orang tua bicara pada anak, kadangkala mereka lupa memperhatikan suasana hati anak yang sedang bermasalah.  Alhasil apa yang dibicarakan atau diinginkan orang tua menjadi beban bagi anak, karena ia tidak siap untuk mendengar atau melakukan atau memenuhi keinginan orang tua.  Terlebih lagi apabila anak diharuskan melakukan sesuatu.  Anak semakin merasa terbebani, sehingga menambah rasa jengkel dan amarahnya.  Maka tak heran berakibat memuncaknya ketegangan emosional anak dan termanifestasi dalam bentuk pembangkangan atau reaksi menentang keinginan-keinginan orang tuanya.
Hal-hal yang menyebabkan suasana hati anak merasa tertekan bisa jadi karena konflik sosial anak dengan teman, saudara atau merasa kehilangan sesuatu dan lain sebagainya.

Berbicara Dengan Anak Pada Waktu Yang Tepat

Kadang orang tua memaksakan keinginannya atau meminta anak melakukan sesuatu di saat anak tidak siap untuk menuruti atau memenuhi keinginannya.  Bisa jadi anak sedang sibuk atau sedang melakukan aktifitas sendiri yang menyita waktu dan perhatian penuh.  Anak begitu asyik menikmati aktivitasnya tersebut, seperti sedang bermain, nonton film kartun, atau sedang belajar, dan lain sebagainya.

Alhasil anak kurang menanggapi apa yang diinginkan oleh orang tuanya.  Atau anak akan berusaha menunda-nunda melakukan sesuatu yang diperintahkan.  Bahkan secara ekstrem ada anak yang menolak mentah-mentah perintah orang tuanya, karena keinginan orang tuanya tersebut sudah dianggap mengganggu dan menghalangi aktivitas yang sangat mengasyikkannya itu.


Apabila orang tua memaksakan kehendaknya, maka bisa jadi  yang timbul adalah konflik atau ketegangan dengan anak.  Anak akan menunjukkan perilaku atau sikap membangkang atau melawan secara ekstrem.

Cara Mengatasi Anak Yang Suka Membangkang Atau Melawan (1)

Dari beberapa faktor penyebab yang membuat anak suka membangkang atau melawan, dapat disimpulkan bahwa anak suka membangkang atau melawan bukan karena faktor bawaan anak atau faktor keturunan, melainkan faktor lebih diakibatkan oleh pengaruh psikologis dan lingkungan yang menciptakan, merangsang, mendorong atau membangkitkan perilaku tersebut.

Perilaku anak tersebut merupakan umpan balik dari bentuk-bentuk perlakuan yang dirasakan anak

Rabu, 15 Januari 2014

Mengapa Anak Suka Membangkang Atau Melawan ?

Perlu disadari bahwa seorang anak memperlihatkan perilaku yang tampil sebagai sikap menantang, sikap tidak mudah menerima saran-saran atau nasihat orang lain itu sangat dipengaruhi oleh suasana di luar dirinya atau adanya faktor psikologis yang mempengaruhinya sebagai faktor pencetusnya.  Jadi bukan diakibatkan oleh faktor bawaan anak.  Faktor pencetus yang menjadi pemicu penyimpangan perilaku anak tersebut, kadangkala tidak tunggal sebagai penyebab, melainkan dari rentetan hubungan kausal dari berbagai faktor pencetus.

Faktor-faktor pencetus yang menjadi sumber munculnya sikap menentang (membangkang / melawan), sikap tidak mudah menerima nasihat atau saran-saran itu antara lain :

Orang Tua terlalu Menekan Anak

Pada umumnya yang terjadi, orang tua dalam mengkomunikasikan segala sesuatu pada anaknya dengan pola menekan anak dan memaksa anak patuh padanya.  Seperti menyampaikan keinginan, memberi petunjuk, memberi nasihat atau saran-saran dengan memaksakan kehendak.  Anak dipaksa harus dapat mengubah, mengarahkan dan menyesuaikan perilakunya sesuai keinginan orang tua. 

Pendek kata, orang tua menganggap dirinya serba tahu apa yang harus diperbuat atau dilakukan anak.  Anak dipandang sebagai robot orang tua yang hanya boleh menjalankan dan membentuk perilaku sesuai dengan yang digariskan orang tua.

Ironinya, pemaksaan ego orang tua ini, sebenarnya sebahagian besar tanpa kita sadari.  Hal ini muncul akibat dari anggapan bahwa orang tua memiliki dominasi dan kekuasaan penuh terhadap anak.  Hal lain yang mendorong orang tua menjadi otoriter kepada anak, kemungkinan orang tua dihimpit oleh berbagai persoalan sendiri.

Persoalan atau kesulitan tersebut menyebabkan orang tua tidak punya waktu dan tak mampu berpikir jernih untuk menentukan cara komunikasi yang efektif dengan anak.  Orang tua tergiring pada anggapan praktis, yaitu perlakuan keras dan tegas pada anak akan membentuk dan mengarahkan perilaku anak sesuai dengan yang diharapkan.

Orang tua lupa, bahwa anak juga punya jiwa, perasaan, keinginan atau kehendak bawah sadarnya sendiri atau otonom, sama seperti dirinya.  Oleh karena itu, komunikasi yang menekan dan terbangun secara searah tersebut dapat menimbulkan jurang pemisah yang cukup dalam karena masing-masing mempunyai keinginan atau kehendak yang berbeda.

Ketika orang tua memaksakan keinginan atau kehendak dengan nada keras, menggurui, marah atau dengan kata-kata kasar, tentu yang muncul bukan kesadaran dan kepatuhan anak, melainkan reaksi perlawanan anak secara spontan atau tak langsung.  Reaksi perlawanan anak ini muncul karena setiap manusia memang memiliki naluri untuk mempertahankan diri (defense mechanism) dari bentuk-bentuk intervensi atau tekanan dari luar dirinya.

Dengan kata lain, tidak seorangpun yang mau menerima dengan senang hati dan ikhlas segala bentuk teguran, amarah, hukuman maupun kata-kata kasar yang memojokkan dirinya dari orang lain, walau dari orang tuanya sekalipun.

Bentuk ketersinggungan atau kejengkelan anak atas perlakuan orang tua tersebut secara spontan, sebagai wujud perlawanan atau pembangkangan, seperti menampik atau menyanggah perkataan orang tua, menolak lengsung perintah orang tua atau melakukan perlawanan fisik.  Secara tak langsung, seperti mengabaikan teguran atau perintah orang tua, menunjukkan wajah cemberut, kaku, tegang, marah, murung, menangis, mengurung diri, dan lain sebagainya.


Kalaupun anak melakukan apa yang kita kehendaki tersebut, tentu itu dilakukan dengan cara terpaksa.  Kesadaran anak untuk menilai atau menginterpretasikan maksud orang tua sangatlah rendah.  Anakpun cenderung menilai negatif maksud tersebut.

Permasalahan Anak Yang Suka Membangkang Atau Melawan

Hati orang tua mana yang tidak sakit dan kesal , jika mempunyai anak selalu saja melawan dan membangkang  jika disuruh, diperintah, apalagi dinasehati orang tua ?.  Padahal kita selaku orang tua tentu menginginkan anak itu patuh, jika diberi nasihat, disuruh atau diperintah atau dilarang melakukan sesuatu.  Kalau orang tua berbicara, anak mendengar dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh.  Setiap petunjuk dan nasihat orang tua selalu dicamkan dalam hati dan diingatnya.

Namun kadang kala orang tua merasa kehabisan akal menghadapi perilaku anak yang bermasalah dan telah berbuat sesuatu kesalahan.  Dimana ana begitu keras kepala dan egois.  Dirinya dengan kukuh tidak mau disalahkan.  Ketika kita berbicara panjang lebar dengan harapan si anak mau memahami, bahwa dirinya telah melakukan suatu kesalahan dan harus segera memperbaiki kesalahannya itu atau tidak mengulanginya.  Tetapi, yang muncul justru kemarahan si anak. 

Dengan berbagai cara anak membuat alasan untuk membela dirinya, bahwa bukan dirinya yang memulai atau yang membuat kesalahan.  Sikap anakpun tidak bersahabat, dia dengan suara lantang dan kasar menampik segala bentuk tuduhan yang ditujukan kepadanya.

Hal lain yang membuat orang tua acapkali kesal kepada anak ketika meminta anak untuk mengerjakan sesuatu.  Anak tidak segera melakukan apa yang diperintahkan.  Anak selalu mencari-cari alasan untuk menunda atau tidak ingin melakukan apa yang diperintahkan.  Begitu juga ketika diberi nasihat atau petunjuk, anak tidak mau mendengarkan apalagi memperhatikan, jika ditegur ia berusaha menampiknya dengan berbagai dalih.

Bentuk-bentuk perlawanan dan ketidakpatuhan anak tersebut tidak jarang disikapi orang tua dengan tindakan emosional, seperti memberinya sanksi atau hukuman kepada anak dengan memarahinya, mencubit, menjewer kupingnya, bahkan memukulnya.  Orang tua berharap sikap keras dan tegas terhadap anak yang seringkali membangkang tersebut dapat membuat anak jera dan mau mengubah perilakunya.

Namun tidak sedikit orang tua yang kecewa, karena ternyata sikap keras dan tegas terhadap perilaku anak yang buruk tidak begitu efektif.  Alih-alih anak merubah sikapnya menjadi baik, sebaliknya ia menjadi semakin mahir mempergunakan kata-kata kasar dan perlakuan kasar.  Salah satu syair Dorothy Notle menyatakan sebagai berikut : “Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.  Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi…”

Oleh karena itu, masalah ketidakpatuhan anak ini tidak dapat dibiarkan begitu saja.  Jika sikap membangkang atau suka melawan ini dibiarkan berlarut-larut, akan memberi dampak negatif pada perkembangan perilaku maupun kepribadian anak.  Semakin bertambah usia anak, semakin sulit untuk mengendalikan dan mengontrol sikap negatif anak tersebut.  Pada akhirnya orang tualah yang akan direpotkan dengan perilaku negatif anak tersebut.

Anak semakin tidak dapat menghargai atau tidak menghormati orang tuanya maupun kepada orang lain.  Jika anak tidak patuh kepada orang tuanya, atau tidak ada yang ditakutinya, anak akan begitu mudah terjerumus pada perbuatan negatif yang sangat merugikan dirinya dan orang lain.


Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada anak, maka orang tua harus segera mengantisipasi masalah anak suka membangkang atau melawan ini, agar tidak berkembang lebih jauh.  Pertama, kita harus mencari tahu penyebab mengapa anak suka membantah atau melawan. Setelah ditelaah dan diidentifikasi faktor pencetusnya, barulah kita dapat menyusun langkah-langkah pendekatan yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut.

Selasa, 14 Januari 2014

Hindari Kebiasaan Buruk

Manusia adalah makhluk yang memiliki kebiasaan.  Sesuatu yang menguntungkan, karena tanpa mempunyai kebiasaan, kita tentunya harus selalu memikirkan segala hal kecil yang kita kerjakan.  Maslahanya tentu saja, adalah kita jadi tidak menyadari dan merasa puas dengan semua kebiasaan buruk kita sama seperti dengan kebiasaan baik.  Sayang sekali, tindakan membesarkan anak seringkali menjadi kebiasaan.  Sesuatu yang seharusnya Anda waspadai.

Sebagian besar dari kebiasaan orang tua berakar dari ingatan bagaimana dulu mereka dibesarkan, baik disadari maupun tidak.  Sebagian besar orang menyerap metode mengasuh dan membesarkan anak dari orang tua mereka sama seperti menyerap gaya dan nilai mereka.

Bilamana Anda tidak memperhatikan bagaimana cara Anda membesarkan anak, yaitu menjadikannya suatu kebiasaan, tampaknya Anda akan melakukan beberapa hal yang dipraktikkan oleh orang tua Anda.  Dalam banyak hal, ini bukanlah gagasan yang baik.

Dalam beberapa hal suatu hal yang buruk nampaknya telah menjadi suatu kebiasaan.  Orang menerima perebutan kekuasaan sebagai sesuatu yang tidak terelakkan, sebab mereka telah seringkali mengalaminya.  Orang tua terlalu banyak berbuat bagi anak mereka melebihi seharusnya karena lebih mudah berbuat demikian.

Orang tua melupakan harga diri meeka sendiri karena terlalu sibuk mengurus anak mereka.  Orang tua beranggapan bahwa mereka perlu lebih banyak memegang kendali ketika anak mereka sebenarnya memerlukan kendali lebih besar bagi dirinya.  Daftarnya semakin panjang.  Orang tua yang lebih baik tidak menerima semua ini begitu saja, tetapi cenderung melihat segala sesuatu sebagaimana mestinya.

Untuk dapat menjadi orang tua yang lebih baik, Anda harus mengubah beberapa kebiasaan lama dan mengembangkan yang baru.  Sebagian besar orang menolak, karena hal itu mengharuskan mereka memikirkan hal-hal yang mengganggu.  Apa kata orang nantinya ? Apakah pasangan saya mau mengikuti pendekatan baru ini ? Akankah berhasil ?.

Sebagian besar orang hidup dalam situasi yang buruk karena merasa takut bahwa perubahan tersebut hanya akan memperburuk masalah saja.  Tetapi tulisan ini mengajak Anda melakukan beberapa perubahan yang tidak radikal, melainkan hanya beberapa perubahan kecil.

Orang tua yang lebih baik tidak perlu menjadi orang yang superior, tetapi cukup melakukan beberapa hal sedikit berbeda, yang dapat membawa kepada perbedaan besar. Tokoh terkemuka dunia dahulu juga melewati masa kanak-kanak.  Mereka mempunyai orang tua yang mengajarkan nilai, keyakinan, sikap, keterampilan dan bakat disamping menegurnya apabila berperilaku buruk.


Umumnya para tokoh terkemuka memiliki orang tua yang lebih baik, yang mendidik anaknya menjadi orang yang memiliki sumber daya internal seperti disiplin diri, harga diri dan rasa percaya diri yang dapat menghasilkan prestasi yang mencolok dan keberhasilan dalam hidup.

Perhatikan Hal-Hal Kecil

Menjadi orang tua yang lebih baik tidak berbeda dari menjadi lebih baik dalam hal lain.  Semakin banyak hal kecil yang Anda perhatikan, akan semakin baik pula Anda sebagai orang tua.   Anda harus memperhatikan secara rinci peran Anda sebagai orang tua, antara lain seperti disiplin, harga diri dan tanggung jawab.  Menjadi orang tua yang baik tidak dapat hanya begitu saja.

Senin, 13 Januari 2014

Harga Diri Adalah Hasil Dari Dihormati

Mempunyai anak tumbuh dengan harga diri merupakan tantangan.  Banyak sekali yang terjadi dalam masa kanak-kanak yang mengurangi kemampuan anak untuk memiliki rasa harga diri yang kokoh.  Berapa banyak orang dewasa yang Anda kenal harus berjuang karena kurang mmemiliki harga diri yang dibawanya dari masa kanak-kanak ?.

Apa Yang Dipelajari Anak Dari Permintaan Maaf Anda

Meminta maaf dapat mengajarkan beberapa pelajaran yang baik kepada anak, di samping membuat hubungan Anda dengannya lebih jujur dan sederhana.  Berikut beberapa hal yang mungkin dipetik olehnya.
  • ·         Anak belajar bahwa ia tidak harus selalu benar, dan bahwa bilamana ia bersalah, ia masih tetap anak yang baik.

Minggu, 12 Januari 2014

Perlakukan Anak Anda Sebagai Individu

Apabila Anda seperti sebagian besar orang tua, Anda menggunakan tatakrama yang lebih baik terhadap orang di luar keluarga dibanding terhadap  anak sendiri.  Apabila Anda selalu menggunakan tatakrama yang baik terhadap anak sendiri dan mengharapkan ia juga bersikap demikian sebaliknya, maka Anda termasuk langka.  Apabila tidak, Anda masuk ke dalam kategori orang tua yang tidak menghargai anak sendiri sebagai suatu individu.

Sulit bagi anak untuk menganggap diri “benar-benar” orang.  Para orang tua, guru, sanak keluarga dan tokoh di TV adalah benar-benar orang yang dipandang anak sebagai sesuatu yang dapat dicita-citakannya tetapi ia sendiri belum siap menjadi seperti itu.  Anak tidak membedakan antara menjadi orang dewasa dan menjadi orang dalam arti sebenarnya.  Hal itu disebabkan karena anak hidup di tengah masyarakat yang secara keseluruhan tidak menganggap anak sebagai orang yang sebenarnya.

Namun demikian, orang tua yang lebih baik memperlakukan anak mereka selangkah lebih maju dengan mengembangkan rasa percaya diri anak sehingga ia berpendapat bahwa ia mampu belajar dan melakukan hal-hal yang dikerjakan oleh orang yang sebenarnya.

Sebagai orang tua, Anda mudah lupa bahwa anak Anda adalah seorang individu yang sama seperti orang lain.  Hal ini terutama disebabkan tidak seperti individu lain, Anda jauh lebih mencemaskan keselamatan, kesehatan, perkembangannya, dan lain sebaginya.  Oleh sebab itu, lebih mudah memperlaukan anak sebagai makhluk kecil yang rapuh yang tidak dapat berpikir atau melakukan apa saja bagi dirinya sendiri.

Bilamana Anda memperlakukan anak seperti ini, terutama sewaktu ia semakin besar, Anda beresiko meruntuhkan rasa percaya dirinya dan menyakiti perasaannya mengenai apa yang mampu dikerjakannya.  Oleh sebab itu, Anda perlu meminta maaf karena telah memperlakukan anak seperti itu.  Itulah salah satu cara Anda menyampaikan kepada anak bahwa ia layak Anda hargai, dan bahwa Anda tidak sempurna sebagai orang tua.  Ini akan menjadikan Anda nampak lebih “nyata” di mata anak.


Orang Tua Yang Inginkan Kendali Penuh Tidak Dapat Meminta Maaf

Orang tua yang berpendapat bahwa satu-satunya cara untuk membesarkan anak yang baik adalah dengan tetap mengendalikan anak secara absolut, adalah tipe orang tua yang jarang sekali mau meminta maaf setelah menyakiiti hati anak.  Mengakui kesalahan dan mempertahankan kendali secara absolut adalah bertentangan.  Biasanya mereka menyalahkan perilaku mereka yang buruk pada perilaku anak mereka yang kurang baik.

Menyalahkan anak karena telah menyebabkan Anda menyakiti hatinya adalah pengakuan atas ketiadaan rasa tanggung jawab Anda, padahal Anda tidak dapat menerima sikap tidak bertanggung jawab pegawai dan memandang rendah bilamana teman, tetangga atau anak bersikap demikian.

Belajar Mengucapkan Kata Maaf

Umumnya orang dibesarkan dalam cara pendidikan lama.  Orang tua selalu benar, meskipun mereka bersalah.  Anak selalu salah, meskipun mereka benar.  Menyelesaikan pendidikan seperti itu tidaklah mudah.  Perlu adanya dobrakan kejiwaan, krisis spiritual atau kejujuran pribadi yang besar untuk berubah.  Itulah sebabnya banyak orang tua yang menghindari peningkatan keterampilan sebagai orang tua yang lebih baik, hingga hal itu terlambat, seringkali orang tua baru menyadari untuk menghargai anaknya ketika anak telah terlalu besar.

Kebanyakan orang lebih mudah meminta maaf kepada orang lain yang tidak dikenal di dalam bis misalnya, ketimbang kepada anak sendiri.  Sesungguhnya meminta maaf kepada anak sesudah menyinggung perasaannya atau menyiksa perasaan kita sendiri mengenai bagaimana seharusnya kita memperlakukan mereka adalah hal yang sangat penting.

Permintaan yang diucapkan orang tua kepada anaknya hendaknya adalah permintaan maaf yang tulus, bukan basa-basi, terlebih lagi dilakukan dengan muka masam dan kesal.  Benar-benar permintaan maaf, suatu pengakuan bahwa kita keliru, mereka benar.  Hal ini akan menciptakan rasa adanya persamaan dan anak akan merasa dihargai.

Mengajar Anak Menjadi Orang Yang Tangguh Tetapi Luwes


Anak harus dibesarkan dalam suatu masyarakat yang jauh lebih kompleks dan berbahaya dibandingkan dengan masyarakat tempat sebagian besar orang tua dulu dibesarkan.  Apabila anak kita berhasil menanggulangi obat bius, minuman keras, geng dan semua ancaman kejahatan, maka ia harus menghadapi dunia yang penuh dengan persaingan yang menantang hasratnya untuk sukses.  Agar anak dapat menghadapi dan mengatasi semua tantangan tersebut, ia perlu mempunyai rasa percaya diri.  Ia harus menjadi anak yang tangguh.

Tetapi anak juga harus dididik menjadi anak yang luwes, bijaksana dan baik hati yang rupanya seringkali merupakan suatu kemewahan dan hanya orang tua yang kaya yang mampu mengisolasikan anak dari dunia “nyata”.  Namun demikian, bagi sebagian besar orang tua hal tersebut benar-benar merupakan masalah karena mereka sendiri harus berjuang untuk tetap tegak dalam lingkungan yang penuh persaingan.

Bukan masalah jenis kelamin lagi, baik ayah maupun ibu kini menyadari pentingnya mendidik anak mereka menjadi orang yang tangguh.  Orang tua tunggal, baik laki-laki maupun perempuan, merasakan mendesaknya masalah tersebut.



Namun berani meminta maaf bukan berarti ia lemah dan tidak tangguh, justru kebalikannya, anak atau orang tua yang berani meminta maaf secara tulus untuk suatu kesalahan yang telah diperbuatnya menunjukkan sikap patriot dan bertanggung jawab.

Sabtu, 11 Januari 2014

Cara Meningkatkan Harga Diri Sebagai Orang Tua

Rasanya tidak pantas memberitahu Anda apa yang harus dikerjakan untuk meniingkatkan harga diri, karena kita tidak saling mengenal.  Bisa jadi Anda berasal dari rumah tangga yang penuh derita  dan untuk membenahi masa lampau yang penuh derita diperlukan terapi bertahun-tahun.  Bisa jadi Anda hidup dengan pasangan yang irasional.  Anda atau anak Anda mungkin mempunyai masalah medik atau kejiwaan yang kompleks.   Dan lain sebagainya situasi yang mungkin Anda alami dalam hidup Anda.  Namun beberapa tips berikut semoga dapat Anda pertimbangkan .

·         Luangkan waktu satu persatu dengan setiap anak sesering mungkin sehingga Anda tidak terganggu oleh kebutuhan anggota keluarga lainnya.  Inilah metode yang terpenting tapi paling jarang digunakan untuk meningkatkan kepuasan dalam kehidupan keluarga secara keseluruhan.

·         Sediakan sebuah tempat terkunci bagi setiap anggota keluarga (termasuk Anda sendiri) sehingga “harta” yang paling berharga dan pribadi bagi setiap orang dapat disimpannya sendiri dan aman dari orang lain.

·         Jadwalkan waktu setiap minggu bagi Anda dan pasangan Anda untuk dilewatkan berdua, jauh dari anak dan gangguan lainnya.  Lakukan apa saja yang perlu untuk membuat waktu itu bernilai.

·         Biarkan rumah berantakan pada siang hari ketika semua sibuk menjalankan tugas masing-masing, tetapi mintalah mereka berpartisipasi merapikannya setiap malam sehingga semua merasa bahwa rumah tersebut adalah tempat tinggal mereka dan bukan kandang kambing dimana orang bisa seenaknya melemparkan barang.

·       Selalu sediakan makanan yang disukai dan buatlah makanan tersebut mudah disediakan, karena makanan penting bagi rasa aman.  Makanan ini dengan sendirinya adalah makanan yang tidak menimbulkan gangguan makan atau obesitas, keduanya dipengaruhi oleh masalah emosional dan bukan oleh tersedianya makanan.

·         Belajarlah merencanakan sehingga peluang dapat memuaskan tidak tersia-sia oleh kejadian yang mendadak.  Perencanaan yang baik adalah keharusan mutlak dalam keluarga yang sibuk.

·         Kembangkan tradisi keluarga sebagai peristiwa mingguan, bulanan, dan tahunan.  Hal ini penting sekali terutama apabila sanak keluarga tinggal berjauhan atau apabila anak-anak Anda tinggal di tempat berlainan.
  
      Terimalah kenyataan bahwa orang tidak menyukai batasan-batasan yang diharuskan oleh tradisi, tetapi mereka menyukai semua kenangan yang diciptakannya.

·         Sering-sering tinggallah seorang diri di rumah sehingga Anda dapat merasakan rumah Anda sebagai istana Anda (atau setidaknya ada pembantu saja).

·         Apabila Anda menyukai musik, belilah sebuah pemutar kaset atau CD yang dapat dijinjing berikut headphone supaya dapat mendengarkan musik tanpa mengganggu orang lain.  Setiap anggota keluarga yang menyukai musik sebaiknya memiliki perangkat sendiri.

·         Apabila Anda tidak memiliki teman, segera carilah beberapa teman.  Anda tidak dapat menggantungkan diri pada keluarga dekat untuk memuaskan kebutuhan sosialisasi Anda untuk jangka waktu panjang.  Hal itu menuntut pengharapan yang tidak realistik terhadap anggota keluarga lainnya.

·       Sediakan sebuah kalender untuk mencatat penilaian mutu dari setiap hari yang Anda lalui.  Buatlah skala yang mencerminkan kualitas hari.  Misalkan : 1 = hari yang menyenangkan, 2 = hari yang baik dengan beberapa kondisi terbatas yang serius, 3 = hari jelek dengan beberapa peristiwa yang menghibur, 4 = hari jelek !.  Ini memaksa Anda menilai mutu setiap hari, yang membuat Anda mencari cara untuk memperbaiki hari tersebut.  Disamping itu, penilaian ini memberikan kepuasan apabila hari tersebut berlalu dengan menyenangkan.  Jangan sembunyikan skala tersebut dari anggota keluarga lainnya.

·         Bagilah semua tujuan Anda menjadi beberapa langkah, sehingga Anda dapat melakukan sesuatu setiap hari yang membawa Anda semakin dekat dalam mencapainya.  Apabila Anda tidak melakukan ini ada kemungkinan tujuan tersebut tidak akan pernah tercapai, lalu timbul frustasi dan amarah.

·         Apabila Anda enggan menghadapi anggota keluarga secara lisan untuk mengatakan sesuatu yang mengganggu Anda, tinggalkan catatan untuk mereka.  Cara tersebut mungkin tidak akan membuat mereka mengubah perilaku, tetapi catatan tersebut mungkin bisa menjadi bahan diskusi yang menarik.

·         Apabila Anda suka berteriak-teriak, maka cobalah ambil satu hari dalam seminggu untuk tidak melakukan hal itu, berjanjilah pada diri Anda sendiri.  Sebagian besar orang merasa bodoh dan tidak berdaya pada saat melakukan hal itu.  Sehari tidak melakukannya dapat mendatangkan keajaiban pada harga diri Anda.

·         Buatlah daftar kegiatan yang dapat dikerjakan untuk menaikkan harga diri Anda.  Namun jangan sertakan segala hal perilaku yang yang menyimpang ke dalam daftar.  Mencoba menghentikan hal yang tidak dapat Anda kendalikan hanya akan mendatangkan frustasi.


·         Belajar mengatakan “tidak”, untuk sesuatu yang menurut Anda tidak perlu, walaupun anak Anda mendesak Anda.

Mitos dan Ilusi Tentang Kehidupan Keluarga

Anda harus jujur terhadap diri sendiri apabila Anda berniat memperbaiki harga diri Anda sebagai orang tua.  Menghadapi kenyataan dari kehidupan keluarga memang sulit karena Anda terus menerus terbagi diantara apa yang perlu Anda kerjakan, apa yang harus Anda kerjakan serta apa yang hendak Anda kerjakan. 

Ada banyak sekali mitos dan ilusi seputar kehidupan keluarga.  Banyak orang yang berpendapat bahwa di masa lalu kehidupan keluarga jauh lebih baik.  Hal ini mencerminkan kecenderungan orang untuk memilih kenangan yang tidak begitu menyakitkan. 

Pengaruh Harga Diri Anda Pada Harga Diri Anak

Berikut ini ada sebuah kesalahan lagi menanti Anda : Apabila harga diri Anda rendah, demikian pula harga diri anak Anda !.  Hampir tidak mungkin anak akan memiliki harga diri rendah apabila harga diri Anda tinggi.

Untunglah, tidak semua sia-sia.  Apabila Anda dapat meningkatkan harga diri Anda, maka ada kemungkinan anak akan berbuat seperti itu juga.  Apabila anak melihat Anda berupaya memperbaiki harga diri Anda, maka ia lebih terangsang untuk mendapatkan harga diri yang tinggi.

Jumat, 10 Januari 2014

Cara Mengetahui Bahwa Harga Diri Anda Sebagai Orang Tua Cukup Baik

Tulisan ini tidak akan menolong Anda meningkatkan harga diri Anda seluruhnya.  Namun  ada beberapa prinsip disini yang dapat membantu Anda hidup lebih baik, tetapi Anda harus mengejarnya sendiri.    Apabila Anda dapat menaikkan sedikit saja skala dari semua ini, maka Anda akan merasa lebih baik secara keseluruhan.

Kamis, 09 Januari 2014

Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak : Kehidupan Keluarga Seringkali Terasa Kurang Menyenangkan

Peran orang tua dalam mendidik anak agar dapat meningkatkan harga diri anak sangatlah penting.  Apabila harga diri orang tua tinggi maka demikian pula sang anak, dan sebaliknya.  Telah dibahas pada artikel sebelumnya bahwa cara terbaik untuk meningkatkan harga diri Anda adalah mencari lebih banyak pengalaman yang memberikan kenyamanan dan kepuasan.  Bagi orang tua, hal itu berarti meningkatkan kepuasan yang didapatkan dari peran sebagai orang tua dan kehidupan keluarga pada umumnya.

Namun masalahnya kehidupan keluarga seringkali terasa kurang menyenangkan.  Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menghambat orang tua mendapatkan kepuasan dari perannya sebagai orang tua dan kehidupan keluarga :

·         Semakin banyaknya jumlah kedua orang tua yang harus bekerja agar dapat hidup layak.  Orang tua yang bekerja keras tentunya menginginkan rumah menjadi tempat yang nyaman dan dapat menghilangkan segala kepenatan dan stres setelah seharian mencari nafkah.

·         Semakin banyak keluarga dari agama, suku, ras dan latar belakang kebudayaan yang berbeda disatukan menjadi satu keluarga.  Orang mencoba menciptakan keluarga yang tidak mempunyai konteks budaya.  Hal ini relatif sukar dilaksanakan.

·         Bertambahnya jumlah perceraian, rumah tangga berorang tua tunggal, pasangan belum menikah yang tinggal serumah, masalah minuman keras dan obat bius, dan timbulnya penyiksaan pasangan dan anak menunjukkan bahwa banyak orang tidak memahami apa yang dibutuhkan untuk menciptakan situasi keluarga agar berhasil.  Hal ini disebabkan karena masyarakat kita berurusan dengan generasi kedua dan ketiga dari keluarga berantakan beberapa tahun yang lalu.

·         Kehidupan keluarga selalu merupakan faktor yang konservatif dalam masyarakat yang mempertahankan tradisi dan lambat perubahannya.  Dalam masyarakat yang cepat berubah dan mengikuti segala yang terbaru, kehidupan keluarga bukanlah prioritas utama.  Kita membicarakannya dan mensahkan undang-undang yang melindunginya.  Tetapi kehidupan keluarga selalu berkaitan dengan perasaan, sulit mengaturnya dalam hubungan konkret.

Pada garis besarnya : kepuasan dan didapatkan dari kehidupan keluarga selalu tergantung pada pengulangan pengalaman yang  telah diketahui dan telah menghasilkan kenyamanan dan kepuasan.  Keluarga yang tidak mempunyai latar belakang memenuhi tradisi keluarga harus menciptakan sumber kepuasan baru bagi keluarganya.

Kunci Menuju Kepuasan
Agar dapat merasakan kepuasan diri sebagai orang tua, ada beberapa perasaan dasar yang seharusnya Anda perjuangkan, yaitu :

·         Anda harus merasa yakin bahwa anak Anda aman dan sehat
·         Anda harus merasa bahwa orang lain menghargai Anda sebagai orang tua
·         Anda harus bebas dari kecemasan yang berlebihan
·         Anda harus merasa bahwa anak Anda mencerminkan sumbangan Anda pada keberhasilannya

Penilaian Anda terhadap apa yang Anda lakukan sebagai orang tua berkaitan langsung dengan harga diri Anda.  Kuncinya adalah besarnya kepuasan yang Anda dapatkan dari menjadi orang tua, yang berkorelasi langsung dengan kemampuan Anda mencapai kepuasan.


Hanya sedikit yang dapat diperbuat orang lain untuk memperbaiki harga diri Anda kecuali apabila Anda bersedia ikut ambil bagian di dalamnya.  Harga diri Anda berada di tangan Anda sendiri, bukan di tangan anak Anda.  Oleh sebab itu, kepuasan yang Anda peroleh sebagai orang tua tergantung Anda dan bukan orang lain.  Orang tua yang lebih baik menerima tanggungjawab untuk memperbaiki harga diri mereka sendiri.  Peran orang tua dalam mendidik anak  sangat berpengaruh, karena anak  Anda akan mendapatkan manfaat yang besar dari tindakan tersebut. Sesungguhnya,harga diri anak akan meningkat bersamaan dengan harga diri Anda.