Selain orang tua yang
terlalu menekan anak, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan anak suka
membangkang atau melawan orang tua, antara lain :
Berkembang Dari Rasa Iri Hati Anak
Anak tidak mau
mendengar atau memperhatikan, apalagi mematuhi apapun yang dikatakan orang tua
dapat ditimbulkan dari rasa iri hati anak terhadap saudaranya atau orang
lain. Anak terlanjur menilai orang tua
telah pilih kasih dan membeda-bedakan diantara anak-anaknya, sehingga sifat
curiga anak berkembang sedemikian besar.
Anakpun salah
menafsirkan perkataan orang tua kepadanya.
Persepsi buruk terhadap perlakuan orang tua yang dianggapnya tidak adil
inilah yang dapat menyebabkan anak selalu membangkang atau melawan perlakuan
orang tua terhadap dirinya. Anakpun
cenderung melakukan perbuatan yang bertentangan dengan apa yang diinginkan
orang tua, sebagai wujud pelampiasan kejengkelannya, pemberontakannya atau cara
dia menarik perhatian orang tuanya.
Suasana Hati Anak Yang Sedang Tertekan (Bermasalah)
Ketika orang tua
bicara pada anak, kadangkala mereka lupa memperhatikan suasana hati anak yang
sedang bermasalah. Alhasil apa yang
dibicarakan atau diinginkan orang tua menjadi beban bagi anak, karena ia tidak
siap untuk mendengar atau melakukan atau memenuhi keinginan orang tua. Terlebih lagi apabila anak diharuskan
melakukan sesuatu. Anak semakin merasa
terbebani, sehingga menambah rasa jengkel dan amarahnya. Maka tak heran berakibat memuncaknya
ketegangan emosional anak dan termanifestasi dalam bentuk pembangkangan atau
reaksi menentang keinginan-keinginan orang tuanya.
Hal-hal yang
menyebabkan suasana hati anak merasa tertekan bisa jadi karena konflik sosial
anak dengan teman, saudara atau merasa kehilangan sesuatu dan lain sebagainya.
Berbicara Dengan Anak Pada Waktu Yang Tepat
Kadang orang tua
memaksakan keinginannya atau meminta anak melakukan sesuatu di saat anak tidak
siap untuk menuruti atau memenuhi keinginannya.
Bisa jadi anak sedang sibuk atau sedang melakukan aktifitas sendiri yang
menyita waktu dan perhatian penuh. Anak
begitu asyik menikmati aktivitasnya tersebut, seperti sedang bermain, nonton
film kartun, atau sedang belajar, dan lain sebagainya.
Alhasil anak kurang
menanggapi apa yang diinginkan oleh orang tuanya. Atau anak akan berusaha menunda-nunda
melakukan sesuatu yang diperintahkan.
Bahkan secara ekstrem ada anak yang menolak mentah-mentah perintah orang
tuanya, karena keinginan orang tuanya tersebut sudah dianggap mengganggu dan
menghalangi aktivitas yang sangat mengasyikkannya itu.
Apabila orang tua
memaksakan kehendaknya, maka bisa jadi yang timbul adalah konflik atau ketegangan
dengan anak. Anak akan menunjukkan
perilaku atau sikap membangkang atau melawan secara ekstrem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar