Sabtu, 18 Januari 2014

Beberapa Faktor Penyebab Anak Suka Membangkang (1)

Selain orang tua yang terlalu menekan anak, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan anak suka membangkang atau melawan orang tua, antara lain :

Berkembang Dari Rasa Iri Hati Anak

Anak tidak mau mendengar atau memperhatikan, apalagi mematuhi apapun yang dikatakan orang tua dapat ditimbulkan dari rasa iri hati anak terhadap saudaranya atau orang lain.  Anak terlanjur menilai orang tua telah pilih kasih dan membeda-bedakan diantara anak-anaknya, sehingga sifat curiga anak berkembang sedemikian besar.

Anakpun salah menafsirkan perkataan orang tua kepadanya.  Persepsi buruk terhadap perlakuan orang tua yang dianggapnya tidak adil inilah yang dapat menyebabkan anak selalu membangkang atau melawan perlakuan orang tua terhadap dirinya.  Anakpun cenderung melakukan perbuatan yang bertentangan dengan apa yang diinginkan orang tua, sebagai wujud pelampiasan kejengkelannya, pemberontakannya atau cara dia menarik perhatian orang tuanya.

Suasana Hati Anak Yang Sedang Tertekan (Bermasalah)


Ketika orang tua bicara pada anak, kadangkala mereka lupa memperhatikan suasana hati anak yang sedang bermasalah.  Alhasil apa yang dibicarakan atau diinginkan orang tua menjadi beban bagi anak, karena ia tidak siap untuk mendengar atau melakukan atau memenuhi keinginan orang tua.  Terlebih lagi apabila anak diharuskan melakukan sesuatu.  Anak semakin merasa terbebani, sehingga menambah rasa jengkel dan amarahnya.  Maka tak heran berakibat memuncaknya ketegangan emosional anak dan termanifestasi dalam bentuk pembangkangan atau reaksi menentang keinginan-keinginan orang tuanya.
Hal-hal yang menyebabkan suasana hati anak merasa tertekan bisa jadi karena konflik sosial anak dengan teman, saudara atau merasa kehilangan sesuatu dan lain sebagainya.

Berbicara Dengan Anak Pada Waktu Yang Tepat

Kadang orang tua memaksakan keinginannya atau meminta anak melakukan sesuatu di saat anak tidak siap untuk menuruti atau memenuhi keinginannya.  Bisa jadi anak sedang sibuk atau sedang melakukan aktifitas sendiri yang menyita waktu dan perhatian penuh.  Anak begitu asyik menikmati aktivitasnya tersebut, seperti sedang bermain, nonton film kartun, atau sedang belajar, dan lain sebagainya.

Alhasil anak kurang menanggapi apa yang diinginkan oleh orang tuanya.  Atau anak akan berusaha menunda-nunda melakukan sesuatu yang diperintahkan.  Bahkan secara ekstrem ada anak yang menolak mentah-mentah perintah orang tuanya, karena keinginan orang tuanya tersebut sudah dianggap mengganggu dan menghalangi aktivitas yang sangat mengasyikkannya itu.


Apabila orang tua memaksakan kehendaknya, maka bisa jadi  yang timbul adalah konflik atau ketegangan dengan anak.  Anak akan menunjukkan perilaku atau sikap membangkang atau melawan secara ekstrem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar