Senin, 10 Februari 2014

Cara Mengatasi Anak Yang Suka Mengambil Barang Orang Lain (6)

Menyikapi anak yang mengambil barang orang lain yang bukan haknya antara lain adalah dengan meminta anak untuk mengembalikan barang  / mainan yang diambilnya dengan menyentuh harga diri anak dan meminta maaf terhadap orang yang telah dirugikannya. Namun belum tentu anak akan melakukan apa yang kita perintahkan tersebut.  Bisa jadi anak akan menolak permintaan kita dengan berbagai macam dalih, atau anak akan diam tidak menanggapinya.

Berikut adalah saran untuk menghadapi situasi tersebut :

Kalau anak menolak permintaan kita, dengarkan dan perhatikan alasan anak.

Tidak mudah bagi anak untuk langsung mengakui dan menerima dengan jujur apa yang diperbuatnya itu dikatakan salah dan telah melanggar ketentuan. Dengan berbagai dalih anak berusaha menampik dan menyangkal perbuatan yang dituduhkan padanya.  Menghadapi situasi anak yang demikian, kita tidak boleh langsung emosi dan menekan anak untuk mengakui perbuatannya.

Kita harus membebaskan anak dari situasi yang menekan dan situasi yang memojokkan serta rasa ketakutan anak atas perbuatannya.  Untuk menyadarkan anak, yang perlu diperhatikan apa yang tersirat dari perbuatan anak tersebut.  Kita pun harus belajar mendengar dan memperhatikan apa yang tersirat, seperti apa yang menjadi keinginan anak yang terhambat, sehingga dirinya terdorong untuk melakukan perbuatan yang salah.

Kita harus menciptakan suasana yang kondusif, agar anak mau berkata jujur.  Kita juga harus menunjukkan respek kita pada anak dengan kesediaan kita untuk mau mendengar dan memperhatikan keluh kesah anak.
Ingat, dengan menyentuh rasa penting anak atau keinginan bawah sadar anak, tentu akan membuat hati anak tergerak dan mau membuka diri serta mau berkata jujur.  Setiap orang itu selalu mempunyai keinginan bawah sadar, yaitu ingin didengar dan ingin diperhatikan, tidak kecuali anak pun demikian.  Misalnya, kita dapat menyatakan, “Sebenarnya apa keperluanmu atau kesulitanmu, sehingga kamu berani mengambil uang Adi, Fajar ? Coba ceritakan pada Mama kesulitanmu itu, agar nanti kita cari jalan keluarnya untuk mengatasi masalahmu itu.”

Kita harus biarkan anak mengeluarkan semua unek-uneknya dari dadanya dan mengakui sendiri apa yang diperbuatnya.  Kita harus dengan sabar mendengarkan apa yang dikatakannya.  Dengan demikian kita akan dapat mengetahui hal-hal yang tersirat dari tutur kata anak dan ekspresi anak, apa yang mendorong dirinya berani melakukan perbuatan yang salah.  Berikutnya, setelah anak selesai bicara, kita dapat menanggapinya dengan mendiskusikan, bagaimana jalan keluar untuk mengatasi ganjalannya.

Selanjutnya, kita dapat menyatakan, “Namun yang utama saat ini, kamu harus mengembalikan uang Adi yang kamu ambil itu, dan segera minta maaf pada Adi ! Ingat, suka mengambil barang yang bukan miliknya, bisa disebut pencuri !.  Mencuri sangat merugikan orang lain, sehingga bisa dikucilkan, dimuusuhi dan bahkan dihukum dalam tahanan.  Nah, sebelum terlambat, kembalikan uang tersebut pada pemiliknya ya…”

Bagaimana jika ternyata uang tersebut sudah dihabiskan anak ?.  Dalam hal ini perlu dibicarakan dengan anak bagaimana cara mengembalikan uang tersebut.  Buat kesepakatan dengan anak, apakah dengan mengurangi jatah uang saku sekolahnya sebagai pengganti uang yang diambilnya, atau cari cara alternatif lainnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar