Kamis, 06 Februari 2014

Cara Mengatasi Anak Yang Suka Mengambil Barang Orang Lain (4)

Bagaimana Cara Mengatasi Anak Yang Suka Mengambil Barang Milik Orang Lain ?

Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan dalam menyikapi anak yang suka mengambil barang orang lain, antara lain :

1.       Menahan dan mengontrol sikap emosional kita sendiri.
2.       Berusaha menyentuh kesadaran hati nurani anak.
3.       Membangun kedekatan dengan anak.
4.       Mengajarkan cara menolak ajakan teman yang tidak baik.
5.       Biasakan anak hidup hemat dan pandai mengelola keuangan.

1.       Menahan Dan Mengontrol Sikap Emosional Kita Sendiri.

Ingat, tujuan utama kita sebagai orang tua adalah membina dan mendidik perilaku anak, agar sesuai dengan keinginan atau harapan kita dan dapat memenuhi standar hubungan sosial.  Tidak ada gunanya sikap keras dan galak menyikapi  perilaku salah anak, seperti langsung menunjukkan ekspresi marah dan memberi hukuman badan pada anak.

Hukuman badan yang dijatuhkan orang tua, bisa disalah-tafsirkan dan tidak mendidik anak.  Sebab, anak jarang mengaitkan hukuman dengan perbuatan yang menyebabkan dirinya dihukum.  Anak lebih merasakan pelampiasan amarah dan rasa tak senang orang tua yang lebih dominan dibandingkan perbuatannya yang dihukum, sehingga rasa sakit anak cenderung lebih dihubungkan dengan orang tua yang menghukum daripada perbuatan yang dilarang (dihukum).

Akibat sikap keras dan galak yang penuh diisi dengan larutan emosional tersebut, tidak membuat anak menjadi mengerti bahwa perbuatannya itu yang dilarang.  Atau anak belum cukup matang untuk melihat hubungan antara hukuman dengan perilaku salah yang dihukum.  Melainkan, yang muncul adalah rasa permusuhan, sakit hati dan sikap tidak baik lainnya pada anak.

Sikap keras dan galak orang tua tersebut pada anak hanya dapat menghentikan perilaku salah anak untuk sementara waktu saja.  Hukuman tersebut malah mendorong munculnya sikap licik anak, kemahiran berbohong, dan anak selalu mencari cara untuk mengecoh atau mengelabui orang tua saja.

2.       Berusaha Menyentuh Kesadaran Hati Nurani Anak.

Tentunya kita mengetahui hati nurani itu adalah sebagai kendali internal atas perilaku individu atau kemampuan seseorang untuk mengetahui dan membedakan apa yang benar dan yang salah.  Memang, membentuk nilai standar tingkah laku internal terlalu sulit dan berat bagi anak kecil.  Oleh karena itu, perilaku anak kecil harus dikendalikan oleh batas-batas yang ditentukan oleh lingkungan sosialnya (orang tua), mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak.

Namun semakin bertambah usia anak terjadi pergeseran pengendalian secara bertahap dari kendali lingkungan (orang tua) ke kendali internal anak sesuai dengan perkembangan daya nalar (tahu anak).
Disaat  kita mengetahui anak melakukan perbuatan yang melanggar aturan, maka kita sebagai pengendali perilaku anak, wajib untuk membina dan mengarahkannya dengan baik.  Dengan perkataan lain, kita harus menyadarkan hati nurani anak, bukan untuk menyakiti perasaan atau memojokkan anak.


Hal perlu diperhatikan juga adalah usia anak, tingkat kematangan bernalar dan tipe anak.  Apa yang harus kita lakukan itu disesuaikan dengan daya penerimaan dan karakter anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar