Bagaimana Cara Mengatasi Anak Yang Suka
Mengambil Barang Milik Orang Lain ?
Ada beberapa langkah
yang dapat kita lakukan dalam menyikapi anak yang suka mengambil barang orang
lain, antara lain :
1.
Menahan
dan mengontrol sikap emosional kita sendiri.
2.
Berusaha
menyentuh kesadaran hati nurani anak.
3.
Membangun
kedekatan dengan anak.
4.
Mengajarkan
cara menolak ajakan teman yang tidak baik.
5.
Biasakan
anak hidup hemat dan pandai mengelola keuangan.
1.
Menahan Dan Mengontrol Sikap Emosional Kita
Sendiri.
Ingat, tujuan utama
kita sebagai orang tua adalah membina dan mendidik perilaku anak, agar sesuai
dengan keinginan atau harapan kita dan dapat memenuhi standar hubungan
sosial. Tidak ada gunanya sikap keras
dan galak menyikapi perilaku salah anak,
seperti langsung menunjukkan ekspresi marah dan memberi hukuman badan pada
anak.
Hukuman badan yang
dijatuhkan orang tua, bisa disalah-tafsirkan dan tidak mendidik anak. Sebab, anak jarang mengaitkan hukuman dengan
perbuatan yang menyebabkan dirinya dihukum.
Anak lebih merasakan pelampiasan amarah dan rasa tak senang orang tua
yang lebih dominan dibandingkan perbuatannya yang dihukum, sehingga rasa sakit
anak cenderung lebih dihubungkan dengan orang tua yang menghukum daripada
perbuatan yang dilarang (dihukum).
Akibat sikap keras dan
galak yang penuh diisi dengan larutan emosional tersebut, tidak membuat anak
menjadi mengerti bahwa perbuatannya itu yang dilarang. Atau anak belum cukup matang untuk melihat
hubungan antara hukuman dengan perilaku salah yang dihukum. Melainkan, yang muncul adalah rasa
permusuhan, sakit hati dan sikap tidak baik lainnya pada anak.
Sikap keras dan galak
orang tua tersebut pada anak hanya dapat menghentikan perilaku salah anak untuk
sementara waktu saja. Hukuman tersebut
malah mendorong munculnya sikap licik anak, kemahiran berbohong, dan anak
selalu mencari cara untuk mengecoh atau mengelabui orang tua saja.
2.
Berusaha Menyentuh Kesadaran Hati Nurani Anak.
Tentunya kita mengetahui
hati nurani itu adalah sebagai kendali internal atas perilaku individu atau
kemampuan seseorang untuk mengetahui dan membedakan apa yang benar dan yang
salah. Memang, membentuk nilai standar
tingkah laku internal terlalu sulit dan berat bagi anak kecil. Oleh karena itu, perilaku anak kecil harus
dikendalikan oleh batas-batas yang ditentukan oleh lingkungan sosialnya (orang
tua), mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak.
Namun semakin
bertambah usia anak terjadi pergeseran pengendalian secara bertahap dari
kendali lingkungan (orang tua) ke kendali internal anak sesuai dengan
perkembangan daya nalar (tahu anak).
Disaat kita mengetahui anak melakukan perbuatan yang
melanggar aturan, maka kita sebagai pengendali perilaku anak, wajib untuk
membina dan mengarahkannya dengan baik.
Dengan perkataan lain, kita harus menyadarkan hati nurani anak, bukan
untuk menyakiti perasaan atau memojokkan anak.
Hal perlu diperhatikan
juga adalah usia anak, tingkat kematangan bernalar dan tipe anak. Apa yang harus kita lakukan itu disesuaikan
dengan daya penerimaan dan karakter anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar