Salah satu cara dalam
menyikapi anak yang suka mengambil barang orang lain adalah dengan mengajarkan
cara menolak ajakan teman yang tidak baik.
Ada beberapa cara dalam menolak ajakan yang tidak baik tersebut, antara
lain :
-
Belajar
mengatakan “tidak”
-
Berani
mengalihkan perhatian teman
-
Menghindar
dengan berbagai alasan
Bagaimana mengajarkan
anak untuk berani berkata “tidak” sudah dibahas dalam artikel sebelumnya. Cara lain dalam menolak ajakan yang tidak
baik adalah :
Berani Mengalihkan Perhatian Teman
Cara lain menolak
keinginan temannya yang tidak baik, dapat dengan cara mengalihkan perhatian
temannya. Misalnya, dengan mengajukan
atau mengajak teman-temannya melakukan kegiatan lain yang lebih menarik dan tak
beresiko.
Tentu anak-anak akan
mempertimbangkan niatnya, jika tiba-tiba ditawari kegiatan yang lebih menantang
dan lebih rasional. Contohnya, anak
dapat mengatakan, “Daripada kita mencuri
buah mangga milik Haji Juned, lebih baik kita main game aja ke rumahku yuuk…”,
atau cobalah cari kegiatan lain yang membuat orang lain segan dan berdecak
kagum, seperti melukis, membuat kerajinan tangan, dan lain sebagainya.
Menghindar Dengan Berbagai Alasan.
Jika teman-teman anak
tetap memaksakan keinginannya yang tidak baik, anak kita anjurkan mencari
alasan untuk menghindarinya. Misalnya, “Maaf teman, aku tak bisa ikut bersama
kalian, aku disuruh Ibu pulang cepat karena ingin menjenguk nenekku yang sedang
sakit…”, atau “ Maaf aku gak bisa
ikut, tiba-tiba perutku sakit niih….”
Jika anak pandai
bermain peran untuk mempengaruhi teman-temannya, tentu anakpun dapat menghindar
ajakan teman yang kurang baik.
Cara terakhir dalam
menyikapi anak yang suka mengambil barang orang lain adalah :
Biasakan anak hidup hemat dan pandai mengelola
keuangan.
Pola hidup hemat perlu
dikembangkan pada anak sejak dini. Anak
diajarkan gemar menabung. Kita pun tidak
boleh langsung memenuhi segala keinginan-keinginan anak. Jika anak punya keinginan, dia harus
memperolehnya dengan membeli. Caranya,
dia harus menabung sisa uang sakunya terlebih dahulu.
Begitu juga, anak
harus dibiasakan untuk menentukan pilihan dari banyak
keinginan-keinginannya. Anak harus dapat
menentukan prioritas keinginannya.
Misalnya, anak harus dapat mengelola uang Rp. 10.000,- untuk memenuhi
keinginannya ketika belanja di super market.
Dengan demikian, anak akan belajar menentukan pilihan berdasarkan uang
yang ada. Cara demikian membuat anak
dapat menghargai uang.
Apabila anak sudah
terbiasa hidup hemat, gemar menabung dan mampu menentukan prioritas
keinginannya, anak pun dapat menghargai uang, bagaimana mempergunakan atau
mengelola uang untuk memenuhi keinginannya dan tahu bagaimana cara memenuhi keinginannya
tersebut. Dengan demikian, anak pun
dapat menahan keinginannya.
Kemampuan anak
mengendalikan keinginannya dan sikap menghargai uang, maka anak pun dapat
menghindarkan diri dari perbuatan yang salah, seperti mengambil barang / uang
yang bukan miliknya.
Demikian
langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk mengantisipasi dan mengatasi anak
yang suka mengambil barang milik orang lain.
Kunci keberhasilan kita dalam memperbaiki penyimpangan perilaku anak ini
terletak pada seberapa dekat kedekatan kita dengan anak, kemampuan kita dalam
menjalin komunikasi dengan anak dan kepedulian kita untuk mau mendengar dan
memperhatikan keinginan-keinginan bawah sadar anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar