Rabu, 12 Februari 2014

Cara Mengatasi Anak Yang Suka Mengambil Barang Orang Lain (9)

Beberapa cara menyikapi anak yang suka mengambil barang orang lain antara lain :

1.       Menahan dan mengontrol sikap emosional kita sendiri.
2.       Berusaha menyentuh kesadaran hati nurani anak.
3.       Membangun kedekatan dengan anak.
4.       Mengajarkan cara menolak ajakan teman yang tidak baik.
5.       Biasakan anak hidup hemat dan pandai mengelola keuangan.

Point 1, 2 dan 3 sudah dibahas pada artikel sebelumnya, kali ini kita akan membahas langkah keempat, yaitu :

Mengajarkan cara menolak ajakan teman yang tidak baik.

Sebagai orang tua kita harus menyadari, anak dalam kelompok bermain (per group) sangat rentan dari pengaruh teman, baik yang positif maupun yang negatif.  Apalagi kalau anak tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dan mengarahkan kelompok, anak mudah terbawa arus pada kemauan dan tekanan kelompok atau temannya. 

Apabila anak menolak tekanan kelompok untuk berbuat sesuatu yang dapat merugikan orang lain maupun diri sendiri, anak merasa tidak nyaman, sungkan, takut dicemooh, takut dikucilkan dan takut dimusuhi.  Anak tidak punya kemampuan dan keberanian untuk mengatakan “tidak” untuk menolak keinginan kelompok atau temannya.

Oleh karena itu, kita harus mengajarkan cara-cara menolak ajakan teman yang tidak baik, tanpa harus menyinggung perasaan teman-temannya.  Kita harus membuat anak berani mengatakan “tidak” dan mengalihkan perhatian temannya pada kegiatan lain yang lebih menarik dan positif.  Apabila temannya tetap memaksakan kehendaknya, anak harus berusaha menghindar dengan berbagai alasan yang logis.

Belajar Mengatakan “tidak”.

Agar anak berani mengatakan “tidak” dengan tegas terhadap ajakan temannya yang kurang baik, anak harus selalu aktif dan berani mengeluarkan pendapatnya dalam kelompok bermainnya.  Anak tidak boleh bersikap pasif dan menerima pendapat atau ajakan temannya tanpa pikir.  Anak yang berani dan aktif mengeluarkan pendapat dalam kelompok, tentu akan dianggap cakap dan berwibawa dimata teman-temannya.

Kita harus menanamkan kepercayaan dan harga diri pada anak, bahwa dirinya dapat membedakan mana perbuatan yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.  Kalau anak merasa yakin perbuatan yang akan diperbuat itu tidak baik, maka anak harus tegas mengatakan “tidak”.


Kemudian anak harus mau menjelaskan pada temannya akibat dari perbuatan tersebut.  Misalnya, kalau temannya mengajak mengambil buah mangga di kebun milik orang lain tanpa seizin pemiliknya, anak harus berani mengatakan “tidak”, karena dia tidak ingin disebut sebagai “pencuri”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar