Mengapa Anak Suka Mengambil Barang Milik Orang
Lain ?
Sebelumnya telah
dibahas beberapa faktor penyebab anak suka mengambil barang milik orang lain,
antara lain : anak belum paham mengambil barang orang lain merupakan tindakan
terlarang ; adanya tekanan dari teman sebaya atau disuruh orang lain ; dan
hidup boros. Selain ketiga faktor
tersebut, faktor penyebab lainnya adalah :
Keinginan Memiliki Sesuatu Di Luar Jangkauan
Kemampuannya.
Anak-anak mudah
tergoda untuk memiliki barang (mainan) yang menarik hatinya, namun disisi lain
anak tak mampu membelinya, sehingga mendorong keberanian anak untuk mengambil
atau menguasai barang milik orang lain yang dilihatnya. Anak tidak memikirkan akibat dari
perbuatannya tersebut karena anak lebih dikuasai oleh sikap dan perasaan
emosional.
Rasa Iri Hati Anak.
Anak berani mengambil
barang orang lain yang bukan haknya, bisa jadi didorong oleh rasa iri hati
anak. Anak yang dilanda rasa iri hati
dapat berbuat apa saja secara emosional, tanpa pertimbangan perbuatan itu baik
atau tidak. Anak lebih dikuasai oleh
sikap emosional dan perasaan negatif.
Perasaan negatif,
seperti perasaan jengkel, marah, benci dan dendam. Perasaan negatif anak terhadap orang lain
tersebut dapat menimbulkan pikiran-pikiran negatif juga atau dendam, sehingga
dapat mendorong anak melakukan hal-hal yang tidak baik dengan maksud membuat
orang lain menderita, kehilangan dan kesal.
Kalau iri hati anak
itu berkembang di lingkungan keluarga, seperti iri terhadap saudara atau kesal
terhadap orang tua yang dianggapnya pilih kasih dan tidak adil. Rasa iri hati nak ini membuat dirinya kesal
dan ingin membalas menyakiti saudara atau orang tua dengan cara mengambil
barang atau sesuatu yang bernilai bagi saudaranya atau orang tuanya, sebagai
pelampiasan rasa jengkel atau dendam.
Rasa iri hati anak ini
bisa juga berkembang di lingkungan pergaulan atau sekolahnya. Munculnya rasa iri hati ini bisa disebabkan
oleh persaingan yang kurang sehat antar teman, hubungan yang kurang harmonis
dengan teman dan adanya perasaan sakit hati karena peristiwa tertentu yang
dianggap telah merugikan anak.
Rasa iri hati anak ini
dapat berkembang menjadi kemarahan dan kebencian anak, sehingga mendorong
perilaku emosional anak untuk mencelakai atau membuat temannya menderita
kehilangan dengan cara mengambil barang miliknya dan menguasainya atau
membuangnya, sebagai pelampiasan rasa jengkel dan dendam.
Anak Kurang Mendapat Perhatian Dari Orang
Tuanya.
Anak mempunyai keberanian
mengambil barang orang lain karena kesal kurang diperhatikan oleh orang
tuanya. Anak selalu merasa
tertekan. Sang ayah terlalu sibuk,
kurang memberi perhatian atau mendengar keluh kesah anak, bahkan kalau
bicarapun hanya hal-hal yang penting saja, itupun tanpa mau memandang atau
melihat pada anak.
Sementara sang Ibu
selalu meributkan atau mengomel mengenai pakaian kotor dan masih banyak masalah
pekerjaan rumah yang harus dilakukannya.
Dimata Ibu, anak selalu salah, Ibupun tak mau mendengar apa yang
dikatakan anak, Ibu hanya memaksakan kehendaknya saja yang harus dituruti atau
dipatuhi.
Dengan situasi seperti
ini, entah dari mana anak termotivasi untuk melakukan perbuatan negatif
mengambil barang orang lain, sebagai pelampiasan kejengkelannya kepada orang
tua yang dianggapnya terlalu egois. Anak
melakukan perbuatan salah tersebut sebagai ungkapan sikap protes dan ingin
mencari perhatian orang tua, sejauh mana orang tua mau peduli padanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar