Rabu, 05 Februari 2014

Cara Mengatasi Anak Yang Suka Mengambil Barang Orang Lain (3)

Mengapa Anak Suka Mengambil Barang Milik Orang Lain ?

Sebelumnya telah dibahas beberapa faktor penyebab anak suka mengambil barang milik orang lain, antara lain : anak belum paham mengambil barang orang lain merupakan tindakan terlarang ; adanya tekanan dari teman sebaya atau disuruh orang lain ; dan hidup boros.  Selain ketiga faktor tersebut, faktor penyebab lainnya adalah :

Keinginan Memiliki Sesuatu Di Luar Jangkauan Kemampuannya.

Anak-anak mudah tergoda untuk memiliki barang (mainan) yang menarik hatinya, namun disisi lain anak tak mampu membelinya, sehingga mendorong keberanian anak untuk mengambil atau menguasai barang milik orang lain yang dilihatnya.  Anak tidak memikirkan akibat dari perbuatannya tersebut karena anak lebih dikuasai oleh sikap dan perasaan emosional.

Rasa Iri Hati Anak.

Anak berani mengambil barang orang lain yang bukan haknya, bisa jadi didorong oleh rasa iri hati anak.  Anak yang dilanda rasa iri hati dapat berbuat apa saja secara emosional, tanpa pertimbangan perbuatan itu baik atau tidak.  Anak lebih dikuasai oleh sikap emosional dan perasaan negatif.

Perasaan negatif, seperti perasaan jengkel, marah, benci dan dendam.  Perasaan negatif anak terhadap orang lain tersebut dapat menimbulkan pikiran-pikiran negatif juga atau dendam, sehingga dapat mendorong anak melakukan hal-hal yang tidak baik dengan maksud membuat orang lain menderita, kehilangan dan kesal.

Kalau iri hati anak itu berkembang di lingkungan keluarga, seperti iri terhadap saudara atau kesal terhadap orang tua yang dianggapnya pilih kasih dan tidak adil.  Rasa iri hati nak ini membuat dirinya kesal dan ingin membalas menyakiti saudara atau orang tua dengan cara mengambil barang atau sesuatu yang bernilai bagi saudaranya atau orang tuanya, sebagai pelampiasan rasa jengkel atau dendam.

Rasa iri hati anak ini bisa juga berkembang di lingkungan pergaulan atau sekolahnya.  Munculnya rasa iri hati ini bisa disebabkan oleh persaingan yang kurang sehat antar teman, hubungan yang kurang harmonis dengan teman dan adanya perasaan sakit hati karena peristiwa tertentu yang dianggap telah merugikan anak.
Rasa iri hati anak ini dapat berkembang menjadi kemarahan dan kebencian anak, sehingga mendorong perilaku emosional anak untuk mencelakai atau membuat temannya menderita kehilangan dengan cara mengambil barang miliknya dan menguasainya atau membuangnya, sebagai pelampiasan rasa jengkel dan dendam.

Anak Kurang Mendapat Perhatian Dari Orang Tuanya.

Anak mempunyai keberanian mengambil barang orang lain karena kesal kurang diperhatikan oleh orang tuanya.  Anak selalu merasa tertekan.  Sang ayah terlalu sibuk, kurang memberi perhatian atau mendengar keluh kesah anak, bahkan kalau bicarapun hanya hal-hal yang penting saja, itupun tanpa mau memandang atau melihat pada anak.

Sementara sang Ibu selalu meributkan atau mengomel mengenai pakaian kotor dan masih banyak masalah pekerjaan rumah yang harus dilakukannya.  Dimata Ibu, anak selalu salah, Ibupun tak mau mendengar apa yang dikatakan anak, Ibu hanya memaksakan kehendaknya saja yang harus dituruti atau dipatuhi.


Dengan situasi seperti ini, entah dari mana anak termotivasi untuk melakukan perbuatan negatif mengambil barang orang lain, sebagai pelampiasan kejengkelannya kepada orang tua yang dianggapnya terlalu egois.  Anak melakukan perbuatan salah tersebut sebagai ungkapan sikap protes dan ingin mencari perhatian orang tua, sejauh mana orang tua mau peduli padanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar