Senin, 13 Januari 2014

Apa Yang Dipelajari Anak Dari Permintaan Maaf Anda

Meminta maaf dapat mengajarkan beberapa pelajaran yang baik kepada anak, di samping membuat hubungan Anda dengannya lebih jujur dan sederhana.  Berikut beberapa hal yang mungkin dipetik olehnya.
  • ·         Anak belajar bahwa ia tidak harus selalu benar, dan bahwa bilamana ia bersalah, ia masih tetap anak yang baik.
  • ·         Anak belajar bahwa orang harus mengakui kesalahannya sebelum ia dapat memperbaikinya, dan memperbaiki kesalahan itu perlu dilakukan.
  • ·         Anaka menemukan bahwa meminta maaf itu sulit, dan orang harus tangguh supaya mampu melakukannya.
  • ·         Anak melihat adanya kejujuran, yang mungkin tidak dilihatnya di tempat lain.
  • ·         Anak memperlajari cara keluarga yang baik memperbaiki perasaan tidak enak yang timbul di antara anggotanya.
  • ·         Anak belajar bahwa kebaikan dari memaafkan orang lain sewaktu orang tersebut tidak dapat menahan diri sementara waktu.
  • ·         Anak belajar bahwa meminta maaf adalah cara menyatakan bahwa orang lain patut dihargai.
  • ·         Anak belajar bahwa orang tidak perlu menaruh dendam.  Ia juga belajar bahwa Anda tidak perlu dendam karena telah merasa bersalah mengenai apa yang telah Anda perbuat.  Orang mulai membenci orang lain karena ia merasa telah bersalah terhadapnya.
  • ·         Anak mempelajari cara meminta maaf kepada Anda bilamana ia telah menyakiti, dan belajar mengatasi rasa bersalahnya dan penyesalannya yang mendalam.


Alangkah indahnya apabila kita tidak pernah perlu mengatakan “Maaf”.  Tetapi hidup tidaklah seperti itu.  Meminta maaf kepada anak mengajarkan kepadanya cara melakukan hal yang sama, yang akan menjadikan ia orang yang lebih baik nantinya.

Kapan Anda Harus Meminta Maaf ?


Bersikap terlalu jauh dalam meminta maaf sama buruknya dengan tidak pernah meminta maaf.  Meminta maaf dalam hal ini bukan berarti Anda harus selalu meminta maaf karena telah melukai perasaan anak atau karena kita tidak memenuhi kriteria sebagai “orang baik”. 

Sebagian besar anak suka menyalahgunakan niat baik orang tua bilamana mereka menyimpulkan bahwa orang tua merasa bertanggung jawab atas tindakan yang membuat anak merasa sedih.  Anak bisa jadi akan berpura-pura tampak sedih sekali.  Situasi seperti ini bukanlah situasi yang baik.


Adakalanya anak merasa sedih karena ia diberitahu atau menemukan kebenaran dan ia tidak dapat mengatasinya.  Apabila motif Anda mengatakan yang sebenarnya adalah bersikap jujur, maka Anda tidak perlu merasa bersalah atau meminta maaf.  Menghadapi kebenaran tidaklah mudah, dan hal tersebut semakin sulit setelah anak bertambah besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar