Senin, 06 Januari 2014

Mendidik Anak Yg Baik : Anak Anda Harus Menganggap Anda Lebih “Aneh” Daripada Dirinya

Mendidik anak yg baik adalah dengan menjadi orang tua yang “aneh”.    Bahkan anak Anda harus merasa bahwa orang tuanya lebih “aneh” daripada dirinya.  Mengapa ?. Apabila anak beranggapan bahwa dirinya lebih “aneh” daripada Anda, maka ia cenderung menyimpulkan bahwa ada yang tidak beres dengan dirinya, terutama apabila Anda suka mengkritik atau menilainya.  Hal ini sudah dapat dirasakannya bahkan ketika anak masih sangat kecil.  Apabila ia seringkali dikoreksi, ia mungkin menyimpulkan bahwa ada yang tidak beres pada dirinya karena ia jarang sekali benar.

Selama beberapa tahun sebelum ia mempunyai sudut pandang sendiri, ia mungkin tidak menyimpulkan bahwa orang tuanya “aneh”.  Apabila orang tuanya “aneh”, anak cenderung menerimanya tanpa bertanya dan menikmati keuntungannya.

Pada usia dini anak dari orang tua yang “aneh” mungkin mengembangkan ke”aneh”annya sendiri yang menjadi bagian dari jati dirinya yang “aneh”.   Pada waktu anak menyadari bahwa orang tuanya “aneh”, keunikan yang dimilikinya mungkin telah terpateri kuat.  Ia juga menyadari cara menghadapi ke”aneh”an orang tuanya.

Mendidik anak yg baik adalah dengan menjadi orang tua yang “aneh”.  Banyak anak yang merasa ada yang tidak beres pada diri mereka.  Beberapa diantaranya berasal dari keluarga baik-baik, dan kesalahan utama orang tua mereka adalah mengatakan secara halus bahwa berbeda itu merupakan suatu kekurangan.  Anak yang memiliki orang tua yang “aneh” tidak memiliki masalah ini.

Mendidik anak yg baik adalah dengan menjadi orang tua yang “aneh”.  Orang tua yang “aneh” memperbolehkan anaknya jadi berbeda tanpa merasa memiliki kelainan.  Bukanlah awal yang buruk apabila Anda menghendaki anak Anda melakukan sesuatu yang berbeda, kreatif atau lain dari biasa dalam hidupnya.

Cara Menjadi Orang Tua Yang “aneh”

·         Carilah waktu untuk mengekspresikan hal yang sangat Anda minati.  Apabila Anda tidak mempunyai sesuatu yang sangat Anda minati, carilah terus.

·         Dibandingkan dengan kehidupan Anda yang tidak terlihat dari luar, niat, harapan dan perasaan Anda, maka perilaku Anda kurang berarti sebagai pedoman bagi masa depan anak.

·         Selalu lakukan atau katakan sesuatu di dekat anak yang tidak diharapkannya dari Anda.  Biarkan diri Anda bersikap “tidak biasa”.

·         Luangkan waktu sebanyak mungkin dengan anak satu persatu, sehingga Anda lebih mudah bersikap apa adanya tanpa harus menyesuaikan diri dengan orang banyak.

·         Bicarakan dengan anak hal-hal lain yang menarik Anda, meskipun tampaknya tidak dipahami anak.  Anda tidak pernah tahu apa yang diserap olehnya.  Perlihatkan perasaan Anda kepada anak terhadap hal-hal yang menarik Anda kepada anak.

·         Peganglah teguh kepercayaan Anda, tetapi jangan haruskan anak mempercayai hal yang sama.  Ini tidak mudah.  Akan tetapi, hal ini dapat dilakukan apabila Anda bersedia berdebat dengan anak mengenai hal yang Anda yakini, seakan-akan berdebat dengan orang dewasa yang tidak dapat Anda kendalikan.  Jangan menghukumnya karena memiliki keyakinan yang berbeda, semua itu hanyalah buah pikiran.

·         Jangan menertawakan hal yang dianggap serius oleh anak.

·         Milikilah penyaluran kreatif seperti seni, musik, mengarang, merajut, dan lain-lain yang dapat dilihat anak sewaktu Anda mengerjakannya.

·         Biarlah anak melihat perasaan Anda.  Perasaan tidak perlu selalu hanya yang positif saja.  Amarah, kejengkelan, kebingungan dan sejumlah perasaan lainnya adalah emosi yang anak harus belajar mengatasinya.


·         Pahamilah bahwa proses menjadi dewasa itu ganjil, tidak konsisten dan tidak rutin.  Anda tidak akan menyaksikan perkembangan yang manis, rapi, mulus pada anak Anda.  Jangan merasa cemas.  Bilamana Anda menyukai diri Anda sendiri, maka cepat atau lambat anak akan menyukai dirinya pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar