Rabu, 29 Januari 2014

Cara Mengatasi Anak Yang Merasa Kesepian Atau Terkucil (2)

Mengapa Anak Merasa Kesepian Atau Terkucil ?

Secara umum anak merasa kesepian atau terkucil disebabkan anak mengalami kesulitan dalam bersosialisasi (bergaul), sehingga anak merasa terasing atau merasa sepi seorang diri.  Anak merasa kesepian berarti anak dilanda kecemasan atau ketakutan akibat tidak memiliki teman atau jauh dari teman.  Kecemasan atau ketakutan yang dihayati ini dapat berubah menjadi depresi.

Apabila ditelaah, penyebab kesepian pada anak dalam hubungan sosial dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Pertama, anak merasa tidak memiliki teman yang mempunyai hubungan yang erat secara emosional.  Misalnya, anak merasa tidak punya sahabat yang erat sebagai tempat berbagi perasaan, berbagi cerita, orang yang dapat dipercaya, seorang yang dapat membantu, seseorang yang mengerti dirinya, orang yang bisa diajak bareng, dan lan sebagainya.

Kedua, anak merasa terkucil karena merasa berbeda, tidak memiliki teman yang cocok, merasa tidak dikehendaki, merasa dibenci dan merasa tidak dibutuhkan oleh lingkungannya.

Ketiga, anak merasa ditinggal sendiri di rumah.

Keempat, anak terpaksa diisolasi dari lingkungannya dan tinggal di suastu tempat khusus karena berbagai sebab, misalnya, menderita penyakit yang menahun dan tidak dapat bepergian kemana-mana, menderita penyakit menular dan berbahaya, dan lain sebagainya.

Kelima, hidup selalu berpindah-pindah.

Dengan demikian kesepian itu dapat terjadi akibat dari dua kemungkinan, yaitu :
  • Kesepian itu muncul sebagai efek dari isolasi sosial, seperti tinggal sendiri di rumah.
  • Kesepian sebagai sebab, karena faktor kejiiwaan anak yang menarik diri dari lingkungan sosialnya, sehingga anak merasa terkucil (teralienasi).


Secara kejiwaan yang menyebabkan anak merasa kesepian dapat dibedakan dari :
-          Bersumber dari dalam diri pribadi anak.
-          Bersumber dari ekses sosialnya.

Bersumber Dari Dalam Diri Pribadi Anak

Penghayatan rasa kesepian yang bersumber dari dalam diri pribadi anak akibat dari penilaian negatif anak terhadap dirinya sendiri secara emosional, sebagai anak yang tidak berharga atau memandang rendah diri sendiri.  Akibat memandang rendah dirinya sendiri ini membuat anak menjadi tak nyaman berada di tengah-tengah lingkungan sosialnya, sehingga anak cenderung menarik diri dari lingkungan sosialnya atau melakukan isolasi diri.

Bersumber Dari Ekses Relasi Sosialnya

Kesepian yang bersumber dari ekses relasi sosial, akibat dari ketidakmampuan diri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.  Hal-hal yang mempengaruhi ketidakmampuan anak menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial, antara lain :

Merasa tidak nyaman.
Ketidaknyamanan itu muncul karena ketidaksesuaian keinginan-keinginan atau harapan anak terhadap bentuk-bentuk relasi dengan lingkungan sosialnya.  Dimana anak selalu menginginkan relasi sosial yang terbentuk sesuai dengan harapan-harapannya, idenya atau gagasannya.  Namun anak merasa tidak puas dengan relasi yang terjalin dengan lingkungan dimana ia berasal, karena berbeda dan tidak sesuai dengan harapannya.  Misalnya, anak menghendaki teman-temannya datang padanya dan menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan keinginan dan harapannya.  Namun karena anak bersikap pasif (menunggu) dan orang lain tidak mau merespon keinginan-keinginan anak.  Alhasil kontak sosialpun gagal terjalin, atau kualitas kontak sosial yang mereka jalin menjadi sangat rendah.

Tidak mampu menarik perhatian dan simpati orang lain.

Anak mengalami kesulitan dalam mengembangkan cara-cara bergaul yang baik, relaks dan menyenangkan, sehingga anak gagal menarik perhatian dan mendapatkan simpati orang lain atau sahabat.  Ketimampuan anak ini tentu menimbulkan jarak dengan teman, padahal anak selalu berharap banyak dan menaruh harapan pada temannya untuk menciptakan kepuasan dan menyenangkannya. 

Kondisi relasi sosial yang tercipta ini, ternyata jauh dari harapan anak, sehingga membuat dirinya tersiksa.  Alhasil anak beranggapan temannya atau orang lain itu sangat membosankannya dan dirinya menjadi cenderung tidak menyukai orang lain.

Selalu menilai negatif orang lain.

Kesulitan anak lainnya dalam menjalin relasi sosial adalah adanya perasaan curiga atau selalu menilai negatif orang lain.  Perasaan curiga ini menjadi jarak atau ganjalan anak untuk menemukan pergaulan yang rileks dan menyenangkan.  Perasaan curiga ini, membuat orang lain di mata anak seperti mempunyai maksud yang tidak baik atau menilai perilaku orang lain selalu akan merugikan dirinya saja dan hanya ingin memanfaatkan dirinya semata.  Alhasil, hal ini membuat anak menjadi tidak menyukai orang lain, tidak percaya kepada orang lain, bahkan cenderung membenci orang-orang disekitarnya.

Penghayatan kecemasan sosial terhadap masalah yang telah terjadi.

Hal lain yang membuat anak menjaga jarak dengan lingkungan sosialnya, akibat dari suatu masalah atau kejadian yang telah berlalu.  Namun anak dilanda kecemasan yang berkelanjutan, akibat dari penghayatan keadaan yang tidak mengenakkannya itu.

Anak dihinggapi perasaan tidak percaya diri, merasa terbelenggu dan tidak mempunyai keberanian untuk membina hubungan sosial.  Alhasil kecemasan sosial anak ini membuat anak terperangkap dalam peresapan perasaan kesepian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar