Mengapa Anak Merasa Kesepian Atau
Terkucil ?
Secara umum anak merasa kesepian atau terkucil disebabkan anak mengalami
kesulitan dalam bersosialisasi (bergaul), sehingga anak merasa terasing atau
merasa sepi seorang diri. Anak merasa
kesepian berarti anak dilanda kecemasan atau ketakutan akibat tidak memiliki teman
atau jauh dari teman. Kecemasan atau
ketakutan yang dihayati ini dapat berubah menjadi depresi.
Apabila ditelaah, penyebab kesepian pada anak dalam hubungan sosial
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Pertama, anak merasa tidak memiliki teman yang mempunyai
hubungan yang erat secara emosional.
Misalnya, anak merasa tidak punya sahabat yang erat sebagai tempat
berbagi perasaan, berbagi cerita, orang yang dapat dipercaya, seorang yang
dapat membantu, seseorang yang mengerti dirinya, orang yang bisa diajak bareng,
dan lan sebagainya.
Kedua, anak merasa terkucil karena merasa berbeda,
tidak memiliki teman yang cocok, merasa tidak dikehendaki, merasa dibenci dan
merasa tidak dibutuhkan oleh lingkungannya.
Ketiga, anak merasa ditinggal sendiri di rumah.
Keempat, anak terpaksa diisolasi dari lingkungannya
dan tinggal di suastu tempat khusus karena berbagai sebab, misalnya, menderita
penyakit yang menahun dan tidak dapat bepergian kemana-mana, menderita penyakit
menular dan berbahaya, dan lain sebagainya.
Kelima, hidup selalu berpindah-pindah.
Dengan demikian kesepian itu dapat terjadi akibat dari dua kemungkinan,
yaitu :
- Kesepian itu muncul sebagai efek dari isolasi sosial, seperti tinggal sendiri di rumah.
- Kesepian sebagai sebab, karena faktor kejiiwaan anak yang menarik diri dari lingkungan sosialnya, sehingga anak merasa terkucil (teralienasi).
Secara kejiwaan yang menyebabkan anak merasa
kesepian dapat dibedakan dari :
-
Bersumber
dari dalam diri pribadi anak.
-
Bersumber
dari ekses sosialnya.
Bersumber Dari Dalam Diri Pribadi
Anak
Penghayatan rasa kesepian yang bersumber dari dalam diri pribadi anak
akibat dari penilaian negatif anak terhadap dirinya sendiri secara emosional,
sebagai anak yang tidak berharga atau memandang rendah diri sendiri. Akibat memandang rendah dirinya sendiri ini
membuat anak menjadi tak nyaman berada di tengah-tengah lingkungan sosialnya,
sehingga anak cenderung menarik diri dari lingkungan sosialnya atau melakukan
isolasi diri.
Bersumber Dari Ekses Relasi
Sosialnya
Kesepian yang bersumber dari ekses relasi sosial, akibat dari
ketidakmampuan diri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Hal-hal yang mempengaruhi ketidakmampuan anak
menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial, antara lain :
Merasa tidak nyaman.
Ketidaknyamanan itu muncul karena ketidaksesuaian keinginan-keinginan
atau harapan anak terhadap bentuk-bentuk relasi dengan lingkungan
sosialnya. Dimana anak selalu
menginginkan relasi sosial yang terbentuk sesuai dengan harapan-harapannya,
idenya atau gagasannya. Namun anak
merasa tidak puas dengan relasi yang terjalin dengan lingkungan dimana ia
berasal, karena berbeda dan tidak sesuai dengan harapannya. Misalnya, anak menghendaki teman-temannya
datang padanya dan menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan keinginan dan harapannya. Namun karena anak bersikap pasif (menunggu)
dan orang lain tidak mau merespon keinginan-keinginan anak. Alhasil kontak sosialpun gagal terjalin, atau
kualitas kontak sosial yang mereka jalin menjadi sangat rendah.
Tidak mampu menarik perhatian dan
simpati orang lain.
Anak mengalami kesulitan dalam mengembangkan cara-cara bergaul yang
baik, relaks dan menyenangkan, sehingga anak gagal menarik perhatian dan
mendapatkan simpati orang lain atau sahabat.
Ketimampuan anak ini tentu menimbulkan jarak dengan teman, padahal anak
selalu berharap banyak dan menaruh harapan pada temannya untuk menciptakan
kepuasan dan menyenangkannya.
Kondisi relasi sosial yang tercipta ini, ternyata jauh dari harapan
anak, sehingga membuat dirinya tersiksa.
Alhasil anak beranggapan temannya atau orang lain itu sangat
membosankannya dan dirinya menjadi cenderung tidak menyukai orang lain.
Selalu menilai negatif orang
lain.
Kesulitan anak lainnya dalam menjalin relasi sosial adalah adanya
perasaan curiga atau selalu menilai negatif orang lain. Perasaan curiga ini menjadi jarak atau ganjalan
anak untuk menemukan pergaulan yang rileks dan menyenangkan. Perasaan curiga ini, membuat orang lain di
mata anak seperti mempunyai maksud yang tidak baik atau menilai perilaku orang
lain selalu akan merugikan dirinya saja dan hanya ingin memanfaatkan dirinya
semata. Alhasil, hal ini membuat anak
menjadi tidak menyukai orang lain, tidak percaya kepada orang lain, bahkan
cenderung membenci orang-orang disekitarnya.
Penghayatan kecemasan sosial
terhadap masalah yang telah terjadi.
Hal lain yang membuat anak menjaga jarak dengan lingkungan sosialnya,
akibat dari suatu masalah atau kejadian yang telah berlalu. Namun anak dilanda kecemasan yang
berkelanjutan, akibat dari penghayatan keadaan yang tidak mengenakkannya itu.
Anak dihinggapi perasaan tidak percaya diri, merasa terbelenggu dan
tidak mempunyai keberanian untuk membina hubungan sosial. Alhasil kecemasan sosial anak ini membuat
anak terperangkap dalam peresapan perasaan kesepian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar