Cara mendidik anak yang baik sejak dini salah satunya adalah
dengan mengajarkan anak untuk menolong dirinya sendiri. Apabila
orang tua merasa bahwa mereka seharusnya bertanggung jawab mengerjakan segala
sesuatu untuk anak, maka anak mereka mungkin tidak pernah belajar bertanggung
jawab pada dirinya sendiri.
Pertanyaannya adalah : Seberapa banyakkah yang seharusnya Anda lakukan
untuk anak, dan sebarapa banyakkah yang seharusnya Anda harapkan anak melakukan
untuk dirinya sendiri?.
Orang tua yang lebih
baik adalah orang tua yang berbuat lebih sedikit untuk anak mereka, dan membiarkan
anak memikul tanggung jawab atas dirinya sendiri. Cara mendidik anak yang
baik sejak dini ini sudah seharusnya dipahami dan diterapkan oleh orang tua.
Berikut ini contoh
yang menunjukkan bahwa lebih sedikit berarti lebih banyak !.
Jangan Biarkan Rasa Bersalah Menguasai Diri
Anda
Orang tua yang baik
menginginkan anaknya menikmati keceriaan masa kanak-kanaknya yang umumnya
berarti banyak bermain dan sedikit bekerja.
Orang tua yang merasa seperti ini beranggapan bahwa tidak lama lagi anak
akan menghadapi dunia kerja dan tanggung jawab yang “sebenarnya”. Biarlah anak menikmati masa kanak-kanaknya!. Tidaklah mengherankan apabila banyak orang
tua yang membesarkan anak dengan cara seperti ini, karena mereka sendiri tidak
menikmati masa kanak-kanak mereka.
Banyak orang tua yang
merasa bersalah mengenai apa yang mereka lakukan sebagai orang tua. Perasaan bersalah ini dapat timbul dari masa
kanak-kanak yang kurang bahagia atau rasa tidak suka terlalu cepat atau terlalu
lama terperangkap dalam peran sebagai orang tua. Orang tua yang merasa bersalah cenderung
memberikan kompensasi yang berlebihan atas rasa bersalah mereka dengan
melakukan segala macam tindakan yang sebenarnya tidak perlu bagi anak.
Lebih Mudah Apabila Saya Kerjakan Sendiri
Perangkap yang paling
menonjol adalah “lebih mudah apabila saya kerjakan sendiri”. Orang tua yang mengambil alih tanggung jawab
yang seharusnya dipikul anak, menggunakan pembenaran ini. Hal ini
seringkali didorong oleh perasaan bersalah. Mereka mungkin orang yang perfeksionis yang
masih tetap ingin menyenangkan hati orang tua mereka, padahal mereka sudah
tidak lagi tinggal bersama.
Mereka menghindari
konfrontasi dan perselisihan, dan merasa ada sesuatu yang tidak beres pada diri
mereka apabila marah. Orang tua seperti
ini tidak suka melihat orang lain menderita, karena itu mereka merasa telah berbuat
salah apabila orang-orang di sekeliling mereka tidak selamanya selalu bahagia
(ada kalanya terjadi demikian), maka mereka mengerjakan sesuatu bagi orang lain
untuk menunjukkan kemampuan mereka. Motif di atas bukanlah motif yang baik,
tetapi ada kalanya orang tua menderita karena semua itu. Tidak apa-apa untuk mengetahui bahwa Anda juga berbuat demikian : Anda tidak sendirian
!.
Ada ungkapan yang
sering digunakan sebagian besar orang tua untuk mengutarakan sesuatu yang telah
lama dideritanya akibat terlalu berlebihan dalam berperan sebagai orang
tua. “Hal-hal yang saya lakukan adalah
untuk anak saya”, “Tidak punya waktu untuk diri saya sendiri”, “Sekarang
kebutuhan akan semakin bertambah”, “Banyak waktu saya dihabiskan di mobil untuk
mengantar mereka”. Tema dari semua pesan
di atas adalah, “Apabila saya tidak melakukan hal ini untuk anak-anak saya,
mereka akan gagal dan saya akan dianggap sebagai orang tua yang kurang
perhatian”. Orang tua merasa bersalah karena mereka kurang berbuat banyak untuk
anak.
Ungkapan rasa bersalah
orang tua yang halus dan tidak kentara ini menjadi pembenaran bahwa melakukan
sesuatu untuk anak adalah membantu. Orang tua yang menggunakan pembenaran ini
senang beranggapan bahwa mereka memberikan teladan yang baik kepada anak supaya
anak juga belajar menjadi orang yang suka menolong.
Pada kenyataannya,
anak Anda sebenarnya belajar bahwa meskipun ia tidak melakukan apa-apa sebagai
alasan, orang tetap melakukan sesuatu untuknya.
Ini tentu bukan pemahaman yang Anda inginkan untuk dipetik anak Anda. Dan Anda seharusnya memahami dan menerapkan
cara mendidik anak yang
baik sejak dini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar