Minggu, 26 Januari 2014

Bagaimana Cara Mengatasi Depresi Pada Anak ? (2)

Selain mendekati anak dengan penuh kasih sayang dan membantu anak merasa lebih aman dan nyaman, serta  membantu anak memahami permasalahannya, langkah lainnya untuk mengatasi depresi pada anak adalah sebagai berikut :

Meyakinkan Anak Akan Kemampuan Dirinya

Setelah anak dapat menerima kenyataan yang menimpa dirinya dengan ikhlas, maka untuk selanjutnya anak perlu diajak untuk mengembangkan tindakan atau aktivitas lainnya, khususnya aktivitas yang dapat
mengatasi  atau menghalau permasalahan yang telah menghantuinya tersebut.  Hal ini penting dilakukan karena untuk  mencegah anak kembali menghayati kecemasan ayau kesedihan hatinya. 

Aktivitas tersebut misalnya, anak selama ini selalu menjadi objek olok-olokan temannya karena cacat atau kekurangan yang dimilikinya sehingga menyebabkan dirinya dikucilkan.  Anak dianjurkan untuk tidak menanggapi apa yang diperbuat teman-temannya itu, melainkan lebih memfokuskan diri mengembangkan nilai plus diri yang dimilikinya.

Anak tidak boleh pesimis terhadap kemampuan dirinya, karena setiap manusia dikaruniai kelebihan atau potensi tersendiri.  Tugas anak adalah memunculkan nilai plus diri yang tersembunyi dari dalam diri anak itu sendiri.  Nilai plus diri itu bisa jadi muncul dari bakat, hobi atau hasil dari kreativitas diri sendiri.

Apabila anak telah mampu menunjukkan nilai plus dirinya sendiri, tentu teman-temannya tidak akan berani lagi untuk mengolok-oloknya.  Tugas orang tua adalah membantu anak menemukan dan membangkitkan nilai plus diri anak tersebut.  Kekurangan yang dimiliki anak tidak berarti apa-apa, jika anak mampu menunjukkan kelebihan-kelebihan lainnya yang mampu mempesona orang lain.

Dengan kata lain, anak harus dapat mensiasati kekurangan yang dimiliki dengan mengembangkan kemampuan khusus.  Kemampuan khusus yang mungkin tidak dimiliki orang lain dapat menjadi jembatan interaksi sosial anak dengan lingkungannya.

Jika anak telah dapat menentukan apa yang harus dipernuatnya, jangan ditunda-tunda lagi pelaksanaannya.  Segera laksanakan aktivitas yang telah dirumuskan tersebut, agar anak dapat segera melupakan masalahnya dan agar ia bergairah kembali menjalankan kehidupannya secara normal.

Kembalikan Semangat Hidup Anak Dengan Mengembangkan Positive Thinking


Untuk mengembangkan diri anak selanjutnya, agar tidak mudah terombang-ambing oleh suasana hati yang negative atau tidak mengenakannya seperti rasa cemas yang berkelanjutan, sedih marah, benci dan depresi, anak perlu dilatih cara mengembangkan positive thinking.

Anak harus dapat melatih diri menghadapi situasi yang menekan atau masalah dengan rasional, sehingga latihan ini membuat anak mampu menghadapi keadaan yang menekan atau persoalan dengan lebih memfokuskan pada inti masalah dan berupaya menemukan solusinya, bukan terpengaruh pada ekses emosional yang menyertai masalahnya.  Yakinkan anak bahwa setiap masalah tentu ada cara pemecahannya.

Dengan kata lain anak perlu ditekankan untuk berpikir positif, bahwa setiap persoalan adalah dalam rangka membangun dirinya.  Anak tidak boleh menyikapi setiap masalah dengan berprasangka buruk, misalkan jika anak mendengar kritikan dari orang lain, jangan resah memikirkan kritikan tersebut, sebaliknya gunakan kritikan tersebut sebagai bahan masukan untuk memperbaiki kekurangan yang mungkin ada pada diri anak.

Anjurkan pula pada anak agar tidak memendam atau menumpuk masalah.  Anak harus memahami bahwa setiap manusia memiliki masalahnya masing-masing, dan tidak semua orang dapat memecahkan masalahnya sendiri.  Oleh karenanya apabila tidak bisa memcahkan masalahnya sendiri, anak harus mengungkapkan maslahnya pada orang yang ia percaya untuk dicarikan solusinya, apakah itu orang tua, saudara, guru, atau teman.  Apabila tidak ditemukan solusinya, paling tidak bisa mengurangi beban pikirannya setelah berbagi cerita dengan orang yang ia percaya.

Kembangkan Rasa Percaya Diri Anak


Bangun pengertian pada anak, bahwa masalah bukanlah sesuatu yang patut ditakuti.  Anak tidak boleh mamandang rendah kemampuan diri sendiri, ia pasti mampu mengatasinya.  Oleh karenanya ia harus kreatif dan fleksibel dalam memecahkan masalah.  Jangan terpaku pada satu cara saja, tidak bisa pakai cara yang satu, cari cara yang lain, begitu seterusnya.  Dengan demikian anak belajar untuk tidak mudah putus asa dan selalu optimis dalam menghadapi berbagai kesulitannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar