Anda harus jujur
terhadap diri sendiri apabila Anda berniat memperbaiki harga diri Anda sebagai
orang tua. Menghadapi kenyataan dari
kehidupan keluarga memang sulit karena Anda terus menerus terbagi diantara apa
yang perlu Anda kerjakan, apa yang harus Anda kerjakan serta apa yang hendak
Anda kerjakan.
Ada banyak sekali
mitos dan ilusi seputar kehidupan keluarga.
Banyak orang yang berpendapat bahwa di masa lalu kehidupan keluarga jauh
lebih baik. Hal ini mencerminkan
kecenderungan orang untuk memilih kenangan yang tidak begitu menyakitkan.
Mereka yang pernah
menangani beraneka ragam keluarga dan anak mengetahui bahwa ada dua hal yang
cukup relevan dengan pembahasan ini.
Pertama, yaitu seluruh rasa sakit, kekacauan, penyiksaan, depresi dan
tekanan emosional yang ada dalam semua keluarga di atas lebih banyak
dibandingkan dengan yang disadari orang.
Kedua, yaitu telah menjadi sifat manusia untuk berbohong tentang apa
yang sebenarnya terjadi dalam keluarganya.
Bahkan anak yang sering disiksa oleh orang tuanyapun cenderung berbohong
untuk melindungi keluarganya.
Harga diri sebagai
orang tua seringkali rendah karena banyak orang tua yang menilai perilaku
mereka dan mutu keluarga mereka berdasarkan standar yang merupakan mitos
tentang bagaimana keluarga berfungsi.
Apabila kehidupan keluarga kurang memuaskan, orang lebih mudah
beranggapan bahwa orang lain melakukannya lebih baik, sebab Anda hanya melihat
apa yang ingin diperlihatkan keluarga lain kepada Anda.
Mitos Populer Tentang Kehidupan Keluarga
Salah satu mitos yaitu
orang seharusnya berbahagia bilamana keluarganya berkumpul. Faktanya : bilamana sebagian besar keluarga
berkumpul, stres yang timbul antara menghormati hak setiap individu dan
menghormati kebutuhan kelompok semakin besar.
Akibatnya biasanya salah seorang anggota keluarga lebih merasa stres
daripada yang lainnya dan mulai bertindak diluar kewajaran, dan dipersalahkan
karena merusak suasana.
Sudah selayaknya
anggota keluarga lainnya berpendapat bahwa kalau saja orang tersebut tidak
berada disana, segala sesuatu pasti beres.
Tetapi riset menunjukkan bahwa apabila orang tersebut berlalu, anggota
keluarga lain yang akan merasakan stres dan mulai bertidak tidak wajar. Mitos bahwa setiap orang seharusnya
berbahagia menciptakan bisnis bagi para ahli terapi, dan membuat banyak orang
tua menjadi murung.
Ada sebuah mitos yang
beranggapan bahwa orang tua seharusnya memegang kendali sepenuhnya dalam
keluarga. Kenyataannya : Dengan adanya
kesepakatan bersama, keluarga berjalan lebih lancar. Aanak kecil sekalipun akan membuat kehidupan
setiap orang terasa seperti neraka apabila ia tidak diijinkan ikut ambil bagian
dalam keputusan besar yang berpengaruh pada keluarga secara keseluruhan.
Orang tua yang
bijaksana melibatkan seluruh anggota keluarga dalam memutuskan sesuatu yang
mempengaruhi keluarga. Orang tua yang
perlu mengendalikan segala sesuatu menciptakan masalah bagi mereka
sendiri. Dalam keluarga, orang yang
memegang kendalilah yang merasakan penderitaan
emosional terbesar dan semua anggota lainnya akan bereaksi terhadap orang
tersebut.
Ada suatu ilusi, yaitu
seandainya anggota keluarga tidak saling marah satu dengan yang lain, segalanya
pasti beres. Kenyataannya : sebagian
besar keluarga mempunyai aturan sendiri mengenai cara mengungkapkan amarah,
maka kemarahan tersebut tetap tertahan dalam sebagian besar anggota
keluarga.
Anggota keluarga yang
biasa mengungkapkan marah terhadap siapa saja, dianggap sakit, buruk, tolol,
atau gila karena terus menerus marah.
Bilamana di keluarga Anda terdapat seorang anggota keluarga seperti itu,
orang lain berpendapat bahwa mereka tidak marah, melainkan hanya kepada orang
yang nampaknya selalu marah. Betapa
mudahnya.
Marah adalah akibat
dari frustasi yang tidak tertanggulangi.
Kehidupan keluarga itu penuh dengan frustasi, karena segala sesuatu
(termasuk waktu dan perhatian) hampir tidak pernah cukup untuk memuaskan
seluruh anggota keluarga. Kehidupan keluarga adalah tempat persemaian bagi
frustasi.
Orang dengan harga
diri tinggi mampu menangani semua masalah dalam kehidupan keluarga, tanpa
ilusi, dengan cara yang sesedikit mungkin menimbulkan rasa sakit dan
penderitaan dan kepuasan semaksimum mungkin bagi mereka sendiri dan orang
lain. Orang tua yang harga dirinya
rendah merupakan korban mitos dan ilusi, dan mereka tidak yakin akan mampu
menangani masalah seperti ini.
Dalam keluarga yang
“buruk” maupun yang “baik”, permasalahannya sama. Bedanya terletak pada cara mereka
menangani. Harga diri merupakan faktor
terbesar. Itulah sebabnya banyak sekali
orang yang mengetahui apa tindakan yang benar, namun tampaknya mereka tetap
tidak mampu menuntaskannya.
Orang tua dengan harga
diri tinggi menghadapi semua dilema kehidupan keluarga dengan cara yang dapat
menghasilkan kenyamanan dan kepuasan.
Ibarat kita harus berjuang melewati badai untuk menemukan
ketenangan. Kepuasan dari kehidupan
berkeluarga tidak dapat diperoleh begitu saja, kecuali kita berjuang untuk itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar