Cara untuk mengenali
anak sedang terserang depresi dapat dilihat
dengan memperhatikan gejala-gejala perubahan perilaku anak. Semakin parah tingkat depresi anak maka
semakin jelas gejala-gejala yang diperlihatkan anak. Namun ada pula penderita depresi tidak
memperlihatkan gejala perubahan perilaku
secara jelas. Gejalanya sering
hilang-timbul. Bahkan penderita tidak
menyadari bahwa dirinya sebenarnya sedang dilanda depresi.
Oleh karena itu orang tua harus cermat dan
lebih memperhatikan perilaku anak dan selalu menggali informasi mengenai
kesulitan-kesulitan anak, sehingga apabila anak menderita depresi orang tua
dapat
mengetahuinya lebih awal.
Untuk mengetahui
apakah anak menderita depresi yaitu dengan memperhatikan tanda-tanda perubahan
perilaku diluar kebiasaannya, diantaranya :
- · Sering merasa cemas, sedih dan pikiran kosong.
- · Kehilangan minat pada aktivitas yang digemarinya.
- · Mudah capek.
- · Sulit konsentrasi.
- · Suka melamun atau murung.
- · Malas melakukan aktivitas apapun.
- · Perubahan pada pola tidur (sulit tidur atau ingin tidur terus).
- · Gelisah.
- · Mudah marah.
- · Perubahan nafsu makan (bisa jadi semakin banyak makan atau tidak punya nafsu makan).
- · Merasa tidak berdaya.
- · Terpikir untuk mengakhiri hidup.
- · Kelewat bersemangat dan ceria, berbeda dari biasanya.
- · Menjadi sangat aktif, cerewet dan berbagai pikiran melintas cepat (atau seperti mendengar suara-suara bisikan aneh).
- · Merasa tak perlu tidur.
- · Berperilaku aneh dan berani melakukan hal-hal yang berbahaya.
- · Tidak merasa punya masalah.
Bagaimana Cara Mengatasi Depresi Pada Anak ?
Kita tahu bahwa
depresi dapat melanda siapapun tanpa pandang bulu, apakah dia pria atau wanita,
dewasa atau anak-anak. Bisa jadi anak
mengalami masalah yang berlarut-larut dengan teman, guru, pelajarannya, penampilannya,
kemampuannya, fisiknya, orang tua, teman, saudara, dan lain sebagainya.
Jika anak telah
menunjukkan tanda-tanda terserang depresi, orang tua harus segera
menanggulanginya, jangan sampai terlambat.
Jangan sampai depresi mempengaruhi perkembangan kepribadian anak,
menghambat proses belajarnya dan menghambat kemajuan anak, terlebih lagi jangan
sampai anak terhalusinasi pada perbuatan-perbuatan fatal yang sangat merugikan
dirinya sendiri.
Berikut adalah
langkah-langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasi depresi yang
melanda anak, antara lain :
Dekatilah Anak Dengan Penuh Kasih Sayang
Apabila anak sudah
menunjukkan tanda-tanda depresi, maka orang tua perlu memberi dosis cinta dan
kasih sayang yang kuat pada anak. Pada
saat itu anak sangat membutuhkan dukungan emosional dengan sentuhan dan
pelukan. Dukungan emosional dapat lebih
meringankan bebannya, sebab anak tidak merasa sendiri, misalnya dengan
mengatakan : “Al… hati Mama sedih sekali setiap melihat kamu murung dan sedih
begini… mau kan Al ceritakan ke mama apa yang membuat kamu sedih ? Mama pasti
akan membantu mengatasi masalahmu…”.
Kemudian, ajaklah anak
untuk terus berbicara agar mau mengungkapkan masalah yang membuatnya
menderita. Namun perlu diingat, jangan
sekali-kali mencela, menyalahkan atau menghakiminya. Jika ini dilakukan, akan membuat anak semakin
tertekan dan hancur. Bukannya mendekat,
anak malah akan menjauh dan ia akan merasa terasing, merasa kehilangan pegangan
atau tempat berlindung.
Selayaknya orang tua menempatkan
dirinya menjadi pendengar yang baik dan mau memahami perasaan anak, dengarkan perasaan
anak dan keinginannya, dengan demikian ia akan merasa diperhatikan.
Bantulah Anak Untuk Merasa Lebih Aman Dan Nyaman
Untuk menurunkan
derajat kecemasannya anak membutuhkan suasana yang dapat menyejukkan
hatinya. Bila perlu ajaklah anak ke
tempat yang menyenangkan dan yang dapat membangkitkan gairah hidup dan
semangatnya, misalkan rekreasi ke gunung, pantai, arena permainan, kolam
renang, atau ajak anak bermain bersama, dan lain sebagainya.
Kondisi lingkungan
yang menyegarkan dan menuntut aktivitas anak diharapkan dapat menurunkan
derajat kecemasannya, karena suasana baru dapat merangsang aktivitas baru yang
menyegarkan, sehingga menggiring pemikiran dan kesadaran anak akan perilakunya
yang berlebihan dan emosional. Dengan
kata lain, anak sadar ada hal lain yang lebih menarik dan menyenangkan,
daripada hanyut meratapi kecemasannya.
Dengan pola
pendampingan tersebut dapat membuat anak merasa dicintai dan dilindungi. Ketegangan emosional yang membuat anak
depresi tentu secara berangsur-angsur akan turun. Begitu pula kedekatan hubungan dengan orang
tua akan membuat anak mau terbuka dan mau mengungkapkan masalah yang membuatnya tertekan, karena
kedekatan tersebut akan menumbuhkan rasa percaya anak pada orang tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar