Pendekatan atau langkah praktis dan efektif lainnya untuk mengatasi rasa
kesepian atau terkucil pada anak, yaitu dengan cara :
Mengembangkan Keterampilan
Bergaul
Keterampilan bergaul ini mutlak dibutuhkan setiap orang, terutama
anak-anak kita. Keterampilan bergaul
akan membuat anak lebih mudah berinteraksi dengan orang lain. Begitu juga, anak akan terlatih untuk
menghadapi bermacam-macam karakter dan sifat orang dan anak mudah beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya dimanapun ia berada.
Berbeda kalau anak menjadi penyendiri, dia tidak mudah berinteraksi
dengan orang lain dan anak selalu menuntut orang lain yang mau beradaptasi
dengan karakternya, sehingga anak mengalami kesulitan mencari teman yang mau
mengerti tentang dirinya.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengembangkan keterampilan bergaul
anak, antara lain :
1. Anak harus berani menampilkan diri atau
memperkenalkan diri.
Anak
harus aktif menghampiri dan menegur atau menyapa teman-temannya dengan
ramah. Jangan menunggu ditegur, disapa
atau dipanggil terlebih dahulu baru mau menghampiri teman-temannya. Begitu pula, anak harus menepis segala pikiran
negatif yang membuat dirinya maju-mundur untuk bergaul. Perasaan negatif yang seringkali muncul
seperti perasaan negatif apakah temannya mau menerima dirinya atau tidak, takut
diusir atau ditolak, takut diacuhkan, dan lain sebagainya.
Tekankan pada anak agar tidak boleh menyerah
mengikuti perasaan negatif tersebut, karena perasaan negatif tersebut 99 %
tidak benar. Ia tidak tahu reaksi
teman-temannya sebelum melakukannya.
Sebaliknya, tekankan pada anak untuk selalu
berpikir positif. Jika orang ditegur
atau disapa dengan ramah, tentu mereka akan senang dan akan menerima kehadiran anak. Tidak ada alasan baginya untuk menolak anak.
2. Mengembangkan
Perhatian dan Kepedulian Anak.
Untuk mendapat tempat atau memperoleh perhatian
teman pergaulan, anak harus mampu menunjukkan minat dan perhatiannya pada
temannya itu atau kegiatannya. Hal ini
perlu dilakukan berdasarkan asumsi, “bahwa setiap orang itu selalu ingin
mendapatkan pengakuan dirinya, itu penting.”
Misalnya, “Mau kemana kau Edo ?” atau “Apa yang sedang kau kerjakan Iwan
?” atau “Wow… indah sekali bajumu ini, Ani !!!” atau “Bagaimana kau bisa
membuat lukisan seindah ini, Budi ?”
Keterampilan untuk memuaskan kebutuhan dasar
orang yang dihadapinya atau memuaskan “nafsu ego”nya, anak secara tak langsung
telah mendapatkan tempat di hati orang yang dihadapinya atau temannya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar