Mendidik anak yg baik adalah dengan menjadi orang tua yang “aneh”. Bahkan anak Anda harus merasa bahwa orang
tuanya lebih “aneh” daripada dirinya.
Mengapa ?. Apabila anak
beranggapan bahwa dirinya lebih “aneh” daripada Anda, maka ia cenderung
menyimpulkan bahwa ada yang tidak beres dengan dirinya, terutama apabila Anda
suka mengkritik atau menilainya. Hal ini
sudah dapat dirasakannya bahkan ketika anak masih sangat kecil. Apabila ia seringkali dikoreksi, ia mungkin
menyimpulkan bahwa ada yang tidak beres pada dirinya karena ia jarang sekali
benar.
Selama beberapa tahun
sebelum ia mempunyai sudut pandang sendiri, ia mungkin tidak menyimpulkan bahwa
orang tuanya “aneh”. Apabila orang
tuanya “aneh”, anak cenderung menerimanya tanpa bertanya dan menikmati
keuntungannya.
Pada usia dini anak
dari orang tua yang “aneh” mungkin mengembangkan ke”aneh”annya sendiri yang
menjadi bagian dari jati dirinya yang “aneh”.
Pada waktu anak menyadari bahwa orang tuanya “aneh”, keunikan yang
dimilikinya mungkin telah terpateri kuat.
Ia juga menyadari cara menghadapi ke”aneh”an orang tuanya.
Mendidik anak yg baik adalah dengan menjadi
orang tua yang “aneh”. Banyak anak yang merasa ada yang tidak beres
pada diri mereka. Beberapa diantaranya
berasal dari keluarga baik-baik, dan kesalahan utama orang tua mereka adalah
mengatakan secara halus bahwa berbeda itu merupakan suatu kekurangan. Anak yang memiliki orang tua yang “aneh”
tidak memiliki masalah ini.
Mendidik anak yg baik adalah dengan menjadi
orang tua yang “aneh”. Orang tua yang “aneh” memperbolehkan anaknya
jadi berbeda tanpa merasa memiliki kelainan.
Bukanlah awal yang buruk apabila Anda menghendaki anak Anda melakukan
sesuatu yang berbeda, kreatif atau lain dari biasa dalam hidupnya.
Cara Menjadi Orang Tua Yang “aneh”
·
Carilah
waktu untuk mengekspresikan hal yang sangat Anda minati. Apabila Anda tidak mempunyai sesuatu yang
sangat Anda minati, carilah terus.
·
Dibandingkan
dengan kehidupan Anda yang tidak terlihat dari luar, niat, harapan dan perasaan
Anda, maka perilaku Anda kurang berarti sebagai pedoman bagi masa depan anak.
·
Selalu
lakukan atau katakan sesuatu di dekat anak yang tidak diharapkannya dari
Anda. Biarkan diri Anda bersikap “tidak
biasa”.
·
Luangkan
waktu sebanyak mungkin dengan anak satu persatu, sehingga Anda lebih mudah
bersikap apa adanya tanpa harus menyesuaikan diri dengan orang banyak.
·
Bicarakan
dengan anak hal-hal lain yang menarik Anda, meskipun tampaknya tidak dipahami
anak. Anda tidak pernah tahu apa yang
diserap olehnya. Perlihatkan perasaan
Anda kepada anak terhadap hal-hal yang menarik Anda kepada anak.
·
Peganglah
teguh kepercayaan Anda, tetapi jangan haruskan anak mempercayai hal yang
sama. Ini tidak mudah. Akan tetapi, hal ini dapat dilakukan apabila
Anda bersedia berdebat dengan anak mengenai hal yang Anda yakini, seakan-akan
berdebat dengan orang dewasa yang tidak dapat Anda kendalikan. Jangan menghukumnya karena memiliki keyakinan
yang berbeda, semua itu hanyalah buah pikiran.
·
Jangan
menertawakan hal yang dianggap serius oleh anak.
·
Milikilah
penyaluran kreatif seperti seni, musik, mengarang, merajut, dan lain-lain yang
dapat dilihat anak sewaktu Anda mengerjakannya.
·
Biarlah
anak melihat perasaan Anda. Perasaan
tidak perlu selalu hanya yang positif saja.
Amarah, kejengkelan, kebingungan dan sejumlah perasaan lainnya adalah
emosi yang anak harus belajar mengatasinya.
·
Pahamilah
bahwa proses menjadi dewasa itu ganjil, tidak konsisten dan tidak rutin. Anda tidak akan menyaksikan perkembangan yang
manis, rapi, mulus pada anak Anda.
Jangan merasa cemas. Bilamana
Anda menyukai diri Anda sendiri, maka cepat atau lambat anak akan menyukai
dirinya pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar