Sabtu, 11 Januari 2014

Mitos dan Ilusi Tentang Kehidupan Keluarga

Anda harus jujur terhadap diri sendiri apabila Anda berniat memperbaiki harga diri Anda sebagai orang tua.  Menghadapi kenyataan dari kehidupan keluarga memang sulit karena Anda terus menerus terbagi diantara apa yang perlu Anda kerjakan, apa yang harus Anda kerjakan serta apa yang hendak Anda kerjakan. 

Ada banyak sekali mitos dan ilusi seputar kehidupan keluarga.  Banyak orang yang berpendapat bahwa di masa lalu kehidupan keluarga jauh lebih baik.  Hal ini mencerminkan kecenderungan orang untuk memilih kenangan yang tidak begitu menyakitkan. 


Mereka yang pernah menangani beraneka ragam keluarga dan anak mengetahui bahwa ada dua hal yang cukup relevan dengan pembahasan ini.  Pertama, yaitu seluruh rasa sakit, kekacauan, penyiksaan, depresi dan tekanan emosional yang ada dalam semua keluarga di atas lebih banyak dibandingkan dengan yang disadari orang.  Kedua, yaitu telah menjadi sifat manusia untuk berbohong tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam keluarganya.  Bahkan anak yang sering disiksa oleh orang tuanyapun cenderung berbohong untuk melindungi keluarganya.

Harga diri sebagai orang tua seringkali rendah karena banyak orang tua yang menilai perilaku mereka dan mutu keluarga mereka berdasarkan standar yang merupakan mitos tentang bagaimana keluarga berfungsi.  Apabila kehidupan keluarga kurang memuaskan, orang lebih mudah beranggapan bahwa orang lain melakukannya lebih baik, sebab Anda hanya melihat apa yang ingin diperlihatkan keluarga lain kepada Anda.

Mitos Populer Tentang Kehidupan Keluarga


Salah satu mitos yaitu orang seharusnya berbahagia bilamana keluarganya berkumpul.  Faktanya : bilamana sebagian besar keluarga berkumpul, stres yang timbul antara menghormati hak setiap individu dan menghormati kebutuhan kelompok semakin besar.  Akibatnya biasanya salah seorang anggota keluarga lebih merasa stres daripada yang lainnya dan mulai bertindak diluar kewajaran, dan dipersalahkan karena merusak suasana.

Sudah selayaknya anggota keluarga lainnya berpendapat bahwa kalau saja orang tersebut tidak berada disana, segala sesuatu pasti beres.  Tetapi riset menunjukkan bahwa apabila orang tersebut berlalu, anggota keluarga lain yang akan merasakan stres dan mulai bertidak tidak wajar.  Mitos bahwa setiap orang seharusnya berbahagia menciptakan bisnis bagi para ahli terapi, dan membuat banyak orang tua menjadi murung.

Ada sebuah mitos yang beranggapan bahwa orang tua seharusnya memegang kendali sepenuhnya dalam keluarga.  Kenyataannya : Dengan adanya kesepakatan bersama, keluarga berjalan lebih lancar.  Aanak kecil sekalipun akan membuat kehidupan setiap orang terasa seperti neraka apabila ia tidak diijinkan ikut ambil bagian dalam keputusan besar yang berpengaruh pada keluarga secara keseluruhan.

Orang tua yang bijaksana melibatkan seluruh anggota keluarga dalam memutuskan sesuatu yang mempengaruhi keluarga.  Orang tua yang perlu mengendalikan segala sesuatu menciptakan masalah bagi mereka sendiri.  Dalam keluarga, orang yang memegang kendalilah yang merasakan penderitaan emosional terbesar dan semua anggota lainnya akan bereaksi terhadap orang tersebut.

Ada suatu ilusi, yaitu seandainya anggota keluarga tidak saling marah satu dengan yang lain, segalanya pasti beres.  Kenyataannya : sebagian besar keluarga mempunyai aturan sendiri mengenai cara mengungkapkan amarah, maka kemarahan tersebut tetap tertahan dalam sebagian besar anggota keluarga. 

Anggota keluarga yang biasa mengungkapkan marah terhadap siapa saja, dianggap sakit, buruk, tolol, atau gila karena terus menerus marah.  Bilamana di keluarga Anda terdapat seorang anggota keluarga seperti itu, orang lain berpendapat bahwa mereka tidak marah, melainkan hanya kepada orang yang nampaknya selalu marah.  Betapa mudahnya.

Marah adalah akibat dari frustasi yang tidak tertanggulangi.  Kehidupan keluarga itu penuh dengan frustasi, karena segala sesuatu (termasuk waktu dan perhatian) hampir tidak pernah cukup untuk memuaskan seluruh anggota keluarga. Kehidupan keluarga adalah tempat persemaian bagi frustasi.

Orang dengan harga diri tinggi mampu menangani semua masalah dalam kehidupan keluarga, tanpa ilusi, dengan cara yang sesedikit mungkin menimbulkan rasa sakit dan penderitaan dan kepuasan semaksimum mungkin bagi mereka sendiri dan orang lain.  Orang tua yang harga dirinya rendah merupakan korban mitos dan ilusi, dan mereka tidak yakin akan mampu menangani masalah seperti ini.

Dalam keluarga yang “buruk” maupun yang “baik”, permasalahannya sama.  Bedanya terletak pada cara mereka menangani.  Harga diri merupakan faktor terbesar.  Itulah sebabnya banyak sekali orang yang mengetahui apa tindakan yang benar, namun tampaknya mereka tetap tidak mampu menuntaskannya.


Orang tua dengan harga diri tinggi menghadapi semua dilema kehidupan keluarga dengan cara yang dapat menghasilkan kenyamanan dan kepuasan.  Ibarat kita harus berjuang melewati badai untuk menemukan ketenangan.  Kepuasan dari kehidupan berkeluarga tidak dapat diperoleh begitu saja, kecuali kita berjuang untuk itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar