Kesalahan dalam mendidik anak yang dilakukan oleh orang
tua pada umumnya adalah sikap suka menolong.
Para orang tua yang
memiliki hasrat “menolong” yang kuat kepada anak beresiko melumpuhkan anak
mereka secara emosional. Kunci
persoalannya adalah sewaktu orang tua melakukan sesuatu bagi anak yang
sebenarnya dapat ia lakukan dan seharusnya ia lakukan sendiri, mereka membuat
anak tidak berwenang.
Bantuan yang Anda tawarkan
seharusnya hanya diberikan apabila ia meminta dengan sepantasnya dan
selanjutnya diarahkan untuk membantu anak menggunakan kemampuannya sendiri
dalam menolong dirinya.
Disinilah inti persoalannya. Sifat suka menolong tidaklan menolong apabila
diberikan dengan tujuan memuaskan kebutuhan orang tua untuk menolong ketimbang
kebutuhan anak untuk mencapai tujuan tertentu.
Meskipun orang tua mengharapkan anak benar-benar mampu mengurus dirinya,
mereka akan sangat gelisah apabila anak tidak meminta atau menerima bantuan
mereka secara cukup teratur.
Terus menerus
“membantu” anak membuatnya kehilangan kesempatan mengembangkan kecakapan. Anak akan menderita akibat peran orang tua
yang terlalu berlebihan, sama seperti apabila ia kekurangan hal itu. Inilah salah satu kesalahan dalam mendidik
anak para orang tua pada
umumnya.
Membantu Anak Terlalu Banyak Membuat Anak
Merasa Tidak Berwenang
Menumbuhkan perasaan
bahwa ia dapat mengendalikan hidupnya
sendiri adalah penting bagi anak. Tanpa
adanya perasaan ini, orang tidak dapat membuat keputusan, memikul tanggung
jawab, mengembangkan kemampuan atau bertindak penuh keyakinan dalam dunia yang
penuh persaingan. Sayangnya, dibanding
sebelumnya kini lebih banyak anak yang nampaknya tumbuh tanpa memiliki rasa
percaya diri. Mereka adalah anak-anak
dari orang tua yang tidak mau menumbangkan rasa berkuasa mereka.
Pengetahuan praktis
diperoleh lewat proses coba dan ralat.
Itulah informasi yang kita perlukan untuk mengerjakan urusan hidup
sehari-hari. Sewaktu mempelajari
pengetahuan ini, seringkali anak melakukan kesalahan, yang tentunya wajar
saja. Belajar dari mengerjakan sendiri
dan dari pengalaman sendiri adalah cara terbaik. Percaya atau tidak, anak banyak belajar dari
keharusan melakukan tugas duniawi, seperti merapihkan sendiri barangnya yang
berantakan, menyimpan sendiri barangnya, mengurus binatang
peliharaan,berpakaian sendiri, mandi, menyikat gigi.
Dengan kata lain,
semua hal kecil dalam hidup yang dianggap sebagian besar orang sudah selayaknya
atau otomatis dikerjakan. Bilamana orang
tua mengerjakan semua itu untuk anak mereka, berarti mereka menghambat
perkembangan kemampuan anak, dan beresiko meruntuhkan rasa percaya diri
anak. Orang yang tidak kompeten tidak
mempunyai rasa percaya diri dan cenderung menghindar melakukan apa saja karena
ia takut gagal.
Sudah seharusnya para
orang tua menyadari kesalahan dalam mendidik anak ini, dan merubah sikapnya
demi kebaikan anak mereka kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar