Rabu, 29 Januari 2014

Cara Mengatasi Anak Yang Merasa Kesepian Atau Terkucil (1)

Orang tua harus peka jika melihat anak mereka menunjukkan perubahan sikap dan perilaku tidak seperti biasanya.  Perubahan sikap dan perilaku tersebut dapat dilihat dari gejala-gejala yang acapkali muncul pada anak, seperti kurang bersemangat untuk belajar, anak uring-uringan untuk pergi ke sekolah atau bahkan tiba-tiba mogok sekolah.  Kadang kala anak selalu mengeluh tingkah teman-temannya, dan begitu membenci teman-temannya, alhasil ia tidak senang ke sekolah karena di sekolah dirinya merasa tersiksa.

Contoh lain, anak sering kali mengurung diri di kamarnya seorang diri, walaupun di luar rumah banyak teman-teman sebayanya sedang asyik bermain.  Wajah anakpun selalu murung dan sesekali ia hanya memperhatikan temen-temannya yang sedang bermain dari balik jendela, namun ia tak punya keberanian keluar untuk ikut bermain.

Adakalanya anak mengeluhkan gurunya tidak mau memperhatikan dan kurang adil.  Menurut anak gurunya itu kurang bijaksana, tidak mau memperhatikan dan menanyakan kesulitan belajarnya, padahal ia sangat menginginkan guru yang memperhatikannya, jangan hanya teman-temannya saja yang diperhatikan.

Hal lain yang menyakitkan bagi anak, jika dirinya selalu diejek dan diperolok-olok teman-temannya karena dianggap bloon atau karena kekurangan yang dimilikinya. Intinya, anak merasa tak berarti apa-apa dan merasa selalu dikucilkan dan tidak disukai teman-temannya.

Dari gejala-gejala tersebut di atas. Dapat disimpulkan bahwa anak sedang dilanda kesulitan bergaul, sehingga berkembang menjadi merasa kesepian dan merasa terkucil secara sosial.  Anaka jadi merasa tidak nyaman berada dalam lingkungan sosialnya.

Hal yang harus diwaspadai, jika rasa kesepian anak ini berlarut-larut dan tidak cepat diatasi, dikhawatirkan dapat membuat anak merasa terkucil (teralienasi), sehingga dapat mengakibatkan depresi.  Anakpun dengan sendirinya akan kehilangan gairah hidup, murung, pesimis, kurang inisiatif dan akhirnya mengalami kehilangan kemampuan untuk berpikir secara positif.


Oleh karena itu, harus segera dilakukan upaya pencegahan terhadap kemungkinan perkembangan rasa kesepian anak menjadi depresi.  Orang tua harus segera mencari cara untuk dapat membangkitkan gairah hidup anak dan kemampuan anak bersosialisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar