Mendidik anak disiplin bukanlah hal yang mudah. Salah satu hal yang dipermasalahkan orang tua
dan anak adalah membuat anak berhenti bermain (sesuatu yang dilakukannya karena
disukainya), dan mulai bekerja (sesuatu yang kita perintahkan kepadanya tanpa
memandang perasaannya). Membantu anak
melalui transisi ini tanpa perasaan menderita adalah keterampilan yang
tampaknya harus dimiliki orang tua yang lebih baik.
Kesediaan untuk
bekerja dan kapasitas kita untuk mencapai kepuasan dari pekerjaan tersebut
tergantung pada perasaan kompeten yang kita rasakan terhadap tugas
tersebut. Anak yang merasa kompeten
tidak berkeberatan bekerja bilamana ia diharapkan bekerja. Bagi anak seperti ini, meningkatkan kemampuan
dianggapnya sebagai permainan sesuai dengan perjalanan waktu, dan kesediaannya
menghadapi tantangan baru diperoleh karena sebelumnya ia pernah menghadapi
tantangan dan berhasil. Hal ini berlaku
bagi anak yang masih kecil, juga orang dewasa.
Jumlah tantangan yang telah diatasi anak kecil lebih sedikit dibanding
sebagian besar orang dewasa.
Anak yang dulunya suka
duduk di atas mesin penghisap debu sewaktu ibu atau ayahnya sedang membersihakn
rumah menjadi anak yang dengan sukarela membersihkan rumah dengan mesin
penghisap debu ketika ia lebih besar.
Permainan berubah menjadi pekerjaan.
Anak yang tinggal bersama
orang tua yang menganggapnya tidak kompeten, maka kesediaannya untuk bekerja
akan terpengaruh oleh anggapan bahwa ia tidak dapat mengerjakannya dengan
baik. Selain itu, apabila anak tersebut
telah sejak awal diharapkan untuk mengerjakannya sebaik orang dewasa, ia tidak
akan pernah mencapainya tanpa berjuang keras.
Lebih mudah mengajar
anak bekerja apabila Anda menganggapnya kompeten. Hal ini membuat anak menganggap dirinya
kompeten. Anak yang menganggap dirinya
kompeten berani mengambil resiko, yang merupakan anugerah bagi sebagian orang
tua, dan merupakan hukuman bagi sebagian besar orang tua yang lain.
Motivasi mereka untuk
meningkatkan kemampuannya sangat besar, oleh sebab itu ia melakukan tugas baru
dengan mudah. Baginya, batas antara
permainan dan pekerjaan tidak jelas, berkat upayanya ia telah belajar meraih
keberhasilan. Ia mempercayai
kemampuannya mengatasi hambatan tanpa harus cepat-cepat meminta bantuan orang
tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar