Selasa, 07 Januari 2014

Mendidik Anak Disiplin : Membuat Anak Mau Bekerja

Mendidik anak disiplin bukanlah hal yang mudah.  Salah satu hal yang dipermasalahkan orang tua dan anak adalah membuat anak berhenti bermain (sesuatu yang dilakukannya karena disukainya), dan mulai bekerja (sesuatu yang kita perintahkan kepadanya tanpa memandang perasaannya).  Membantu anak melalui transisi ini tanpa perasaan menderita adalah keterampilan yang tampaknya harus dimiliki orang tua yang lebih baik.

Kesediaan untuk bekerja dan kapasitas kita untuk mencapai kepuasan dari pekerjaan tersebut tergantung pada perasaan kompeten yang kita rasakan terhadap tugas tersebut.  Anak yang merasa kompeten tidak berkeberatan bekerja bilamana ia diharapkan bekerja.  Bagi anak seperti ini, meningkatkan kemampuan dianggapnya sebagai permainan sesuai dengan perjalanan waktu, dan kesediaannya menghadapi tantangan baru diperoleh karena sebelumnya ia pernah menghadapi tantangan dan berhasil.  Hal ini berlaku bagi anak yang masih kecil, juga orang dewasa.  Jumlah tantangan yang telah diatasi anak kecil lebih sedikit dibanding sebagian besar orang dewasa.

Anak yang dulunya suka duduk di atas mesin penghisap debu sewaktu ibu atau ayahnya sedang membersihakn rumah menjadi anak yang dengan sukarela membersihkan rumah dengan mesin penghisap debu ketika ia lebih besar.  Permainan berubah menjadi pekerjaan.

Anak yang tinggal bersama orang tua yang menganggapnya tidak kompeten, maka kesediaannya untuk bekerja akan terpengaruh oleh anggapan bahwa ia tidak dapat mengerjakannya dengan baik.  Selain itu, apabila anak tersebut telah sejak awal diharapkan untuk mengerjakannya sebaik orang dewasa, ia tidak akan pernah mencapainya tanpa berjuang keras.

Lebih mudah mengajar anak bekerja apabila Anda menganggapnya kompeten.  Hal ini membuat anak menganggap dirinya kompeten.  Anak yang menganggap dirinya kompeten berani mengambil resiko, yang merupakan anugerah bagi sebagian orang tua, dan merupakan hukuman bagi sebagian besar orang tua yang lain.


Motivasi mereka untuk meningkatkan kemampuannya sangat besar, oleh sebab itu ia melakukan tugas baru dengan mudah.  Baginya, batas antara permainan dan pekerjaan tidak jelas, berkat upayanya ia telah belajar meraih keberhasilan.  Ia mempercayai kemampuannya mengatasi hambatan tanpa harus cepat-cepat meminta bantuan orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar