Selain tidak
memperlakukan anak secara otoriter, langkah lain yang dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menyikapi anak yang keranjingan video game, adalah :
Membangun Pengertian Anak
Untuk membangun
pengertian anak, orang tua harus menentukan waktu yang tepat kapan harus
berbicara
dengan anak. Waktu yang tepat
adalah dimana anak dalam keadaan telah siap menerima atau merespon maksud orang
tua dengan baik. Kembangkanlah
komunikasi dua arah atau interaktif, dan dindari sikap menggurui, mendikte atau
mencela anak.
Waktu berbicara dengan
anak dapat dilakukan disaat anak tidak melakukan kegiatan apapun, seperti saat
makan bersama, bermain bersama atau rekreasi bersama, dan lain sebagainya. Hal ini penting diperhatikan agar anak mau
menerima secara terbuka apa yang akan dibicarakan.
Saat bercakap-cakap
dengan anak, orang tua dapat mengarahkan pembicaraan dalam rangka membangkitkan
atau menyentuh rasa dewasa anak atau rasa penting anak. Jadikan anak sebagai subjek yang dapat
mempertimbangkan dan mengambil keputusan sendiri apa yang harus diperbuatnya.
Bagaimana seharusnya
ia membagi waktunya, antara bermain, belajar dan menyelesaikan tugasnya atau
tanggung jawabnya. Misalnya dengan
mengatakan, “Al, kamu main video game hebat sekali, cara kamu mengatasi
rintangan-rintangan sangat cekatan, dan pintar membuat strategi. Ibu yakin kamu juga pasti bisa menunjukkan
kehebatanmu dalam mengejar prestasi belajarmu….”.
Kata-kata yang
mengandung pujian dan penghargaan terhadap kemampuan anak ini lebih efektif
membangun pengertian dan menggugah kesadaran anak, daripada kata-kata yang
memojokkan atau mencela. Kesadaran anak
inilah yang menjadi kunci pada anak untuk mau melakukan pembagian waktunya
antara bermain dan belajar.
Selain itu ajaklah
anak untuk berpikir bagaimana melakukan belajar sama baiknya denganwaktu
bermain video game. Jika dalam bermain
video game dibutuhkan strategi taktis untuk mencapai kemenangan, maka ajaklah
anak untuk berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar belajar bisa menjadi
kegiatan yang mengasyikkan juga.
Untuk menggugah
kesadaran anak tersebut memang dibutuhkan kesabaran dan kemauan orang tua
mengembangkan komunikasi secara intensif dengan anak, yaitu menjadi mitra
dialog atau teman diskusi anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar