Selain mendekati anak
dengan penuh kasih sayang dan membantu anak merasa lebih aman dan nyaman,
serta membantu anak memahami
permasalahannya, langkah lainnya untuk mengatasi depresi pada anak adalah sebagai
berikut :
Meyakinkan Anak Akan Kemampuan Dirinya
Setelah anak dapat
menerima kenyataan yang menimpa dirinya dengan ikhlas, maka untuk selanjutnya
anak perlu diajak untuk mengembangkan tindakan atau aktivitas lainnya,
khususnya aktivitas yang dapat
mengatasi
atau menghalau permasalahan yang telah menghantuinya tersebut. Hal ini penting dilakukan karena untuk mencegah anak kembali menghayati kecemasan
ayau kesedihan hatinya.
Aktivitas tersebut
misalnya, anak selama ini selalu menjadi objek olok-olokan temannya karena
cacat atau kekurangan yang dimilikinya sehingga menyebabkan dirinya
dikucilkan. Anak dianjurkan untuk tidak
menanggapi apa yang diperbuat teman-temannya itu, melainkan lebih memfokuskan
diri mengembangkan nilai plus diri
yang dimilikinya.
Anak tidak boleh
pesimis terhadap kemampuan dirinya, karena setiap manusia dikaruniai kelebihan
atau potensi tersendiri. Tugas anak
adalah memunculkan nilai plus diri yang tersembunyi dari dalam diri anak itu
sendiri. Nilai plus diri itu bisa jadi muncul
dari bakat, hobi atau hasil dari kreativitas diri sendiri.
Apabila anak telah
mampu menunjukkan nilai plus dirinya sendiri, tentu teman-temannya tidak akan
berani lagi untuk mengolok-oloknya.
Tugas orang tua adalah membantu anak menemukan dan membangkitkan nilai
plus diri anak tersebut. Kekurangan yang
dimiliki anak tidak berarti apa-apa, jika anak mampu menunjukkan
kelebihan-kelebihan lainnya yang mampu mempesona orang lain.
Dengan kata lain, anak
harus dapat mensiasati kekurangan yang dimiliki dengan mengembangkan kemampuan
khusus. Kemampuan khusus yang mungkin
tidak dimiliki orang lain dapat menjadi jembatan interaksi sosial anak dengan
lingkungannya.
Jika anak telah dapat
menentukan apa yang harus dipernuatnya, jangan ditunda-tunda lagi pelaksanaannya. Segera laksanakan aktivitas yang telah
dirumuskan tersebut, agar anak dapat segera melupakan masalahnya dan agar ia
bergairah kembali menjalankan kehidupannya secara normal.
Kembalikan Semangat Hidup Anak Dengan Mengembangkan Positive Thinking
Untuk mengembangkan
diri anak selanjutnya, agar tidak mudah terombang-ambing oleh suasana hati yang
negative atau tidak mengenakannya seperti rasa cemas yang berkelanjutan, sedih
marah, benci dan depresi, anak perlu dilatih cara mengembangkan positive thinking.
Anak harus dapat
melatih diri menghadapi situasi yang menekan atau masalah dengan rasional,
sehingga latihan ini membuat anak mampu menghadapi keadaan yang menekan atau
persoalan dengan lebih memfokuskan pada inti masalah dan berupaya menemukan solusinya,
bukan terpengaruh pada ekses emosional yang menyertai masalahnya. Yakinkan anak bahwa setiap masalah tentu ada
cara pemecahannya.
Dengan kata lain anak
perlu ditekankan untuk berpikir positif, bahwa setiap persoalan adalah dalam
rangka membangun dirinya. Anak tidak
boleh menyikapi setiap masalah dengan berprasangka buruk, misalkan jika anak
mendengar kritikan dari orang lain, jangan resah memikirkan kritikan tersebut,
sebaliknya gunakan kritikan tersebut sebagai bahan masukan untuk memperbaiki kekurangan
yang mungkin ada pada diri anak.
Anjurkan pula pada
anak agar tidak memendam atau menumpuk masalah.
Anak harus memahami bahwa setiap manusia memiliki masalahnya
masing-masing, dan tidak semua orang dapat memecahkan masalahnya sendiri. Oleh karenanya apabila tidak bisa memcahkan
masalahnya sendiri, anak harus mengungkapkan maslahnya pada orang yang ia
percaya untuk dicarikan solusinya, apakah itu orang tua, saudara, guru, atau
teman. Apabila tidak ditemukan
solusinya, paling tidak bisa mengurangi beban pikirannya setelah berbagi cerita
dengan orang yang ia percaya.
Kembangkan Rasa Percaya Diri Anak
Bangun pengertian pada
anak, bahwa masalah bukanlah sesuatu yang patut ditakuti. Anak tidak boleh mamandang rendah kemampuan
diri sendiri, ia pasti mampu mengatasinya.
Oleh karenanya ia harus kreatif dan fleksibel dalam memecahkan
masalah. Jangan terpaku pada satu cara
saja, tidak bisa pakai cara yang satu, cari cara yang lain, begitu
seterusnya. Dengan demikian anak belajar
untuk tidak mudah putus asa dan selalu optimis dalam menghadapi berbagai
kesulitannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar