Rabu, 08 Januari 2014

Pendidikan Anak : Seni Mengadakan Persetujuan

Pendidikan anak tidak hanya dalam hal pendidikan formal, namun juga pendidikan informal, yang pengaruhnya sangat besar dalam pembentukan kepribadian seorang anak.  Banyak pendidikan informal yang harus diajarkan orang tua kepada anak, seperti bagaimana mengajarkan tentang kejujuran, bersosialisai, berempati, bekerjasama, dan lain sebagainya. Dan salah satunya adalah bagaimana cara berperilaku yang pantas, yaitu dengan mengadakan persetujuan.

Semua menyukai orang yang tahu membalas budi, menepati janji, memenuhi kontrak dan umumnya menjaga riwayat hidupnya secara wajar dan pantas.  Anak harus mempelajari semua ini yang tidak datang secara alami.

Dengan memiliki panutan dari perilaku etis yang baik, anak lebih mudah mempelajari semua keterampilan yang kompleks tersebut.  Orang tua yang baik biasanya mempunyai standar etika yang tinggi.  Orang tua yang baik mengadakan persetujuan dengan anak mereka untuk mengajarinya cara berperilaku yang pantas.

Membuat persetujuan dengan menjanjikan akan melakukan sesuatu sebagai imbalan dari apa yang dikerjakan anak bagi Anda sama seperti mempertaruhkan kredibilitas Anda.  Kredibilitas Anda diukur dari bagaimana Anda menepati janji.  Dengan membuat persetujuan semacam ini Anda memberinya pelajaran yang penting bagi masa depan anak selanjutnya.  Persetujuan semacam ini juga menciptakan persamaan antara orang tua dan anak, sehingga anak merasa ikut ambil bagian dalam proses menjadi dewasa yang wajar dan dapat dipahami.

Tidak semua hal diantara orang tua dan anak harus dibuat persetujuan.  Hal itu akan tidak masuk akal, karena sebagian besar tanggung jawab bersama terbentuk dalam hubungan itu sendiri.  Sebagian besar kesempatan untuk membuat persetujuan berkisar pada tugas rumah tangga sehari-hari, pekerjaan rumah, pembebasan dari suatu aturan dan meringankan anak dari tugas yang berat, seperti mengantarkannya ke tempat dimana ia dapat naik kendaraan umum atau sepeda.

Persetujuan terbaik adalah persetujuan yang menjadikan suatu tugas tidak begitu menyerupai pekerjaan, membebaskan anak dari kebutuhan membuat rencana dan mengambil keputusan.  Namun demikian, saling menolong dapat memiliki dampak negatif, baik anak maupun orang tua mungkin mengembangkan rasa tidak suka terhadap bantuan dan menyalahgunakannya.

Anda tidak perlu membuat persetujuan setiap kali melakukan sesuatu bagi anak.  Hal itu ibarat menguras kantong untuk setiap pertolongan kecil yang Anda lakukan satu sama lain.  Membuat persetujuan yang paling baik adalah apabila pertolongan satu sama lain menjadi tidak seimbang.

Beberapa anak lebih banyak menolong orang tua daripada balasan yang mereka terima.  Sedangkan sebagian besar orang tua mungkin berbuat lebih banyak untuk anak dibanding yang mereka lakukan untuk orang tua.  Oleh karenanya mulailah membuat persetujuan.

Beberapa Pedoman Membuat Persetujuan Dengan Anak
·         Mengharapkan sesuatu yang benar-benar Anda butuhkan sebagai imbalan atau bantuan yang sesungguhnya, bukan tugas yang disenangi anak.  Menerima pa saja yang mau dilakukan anak memberi kesan bahwa Anda tidak bersungguh-sungguh.

·         Hindari persetujuan “ex post facto”, seperti “kemarin kamu saya antarkan ke rumah temanmu, sekarang kamu harus melakukan sesuatu untuk saya”.  Hal ini akan membuat anak merasa bersalah dan bukan merupakan persetujuan.

·         Suruhlah anak dengan cepat dan segera memenuhi tugasnya yang menjadi bagian dari persetujuan.  Apabila terlalu lama, apa yang telah ditetapkan dalam persetujuan akan terlupakan dan menyimpang.  Anak merasa ia telah berhasil meloloskan diri dari tugas tersebut dan Anda sendiri merasa telah mendapatkan imbalannya.
·         Bilamana anak melakukan sesuatu yang menyenangkan Anda tanpa berusaha mengadakan persetujuan (hal itu adakalanya terjadi), janganlah lupa membalas pertolongannya tanpa komentar dan secepat mungkin.


·         Jagalah agar anak mau bertanggung jawab atas persetujuan yang dibuatnya tanpa menghukumnya apabila ia tidak menunaikan bagiannya.  Sebaiknya konsekuensinya berupa penolakan Anda untuk membuat persetujuan lain dalam waktu dekat.  Batasi kesediaan Anda membantu anak yang tidak mau membalas budi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar